Pengertian Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Cooperative learning ini menawarkan cara untuk mengelola kelompok agar bekerjasama untuk meningkatkan prestasi akademik. 6 Model pembelajaran kooperatif sebagai strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur di dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. 7 Proses pembelajaran kooperatif yang aktif memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersama-sama dengan guru dan siswa lain mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. 8 Dengan demikian pembelajaran kooperatif membuat siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran, melainkan siswa juga dituntut untuk belajar dalam kelompoknya dengan cara belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Dari definisi-definisi di atas, maka secara ringkas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang di dalamnya siswa dikelompokkan secara heterogen dan mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka, dan dituntut untuk saling partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang demokratis dan melatih siswa untuk dapat berpikir secara logis, sehingga dapat memaksimalkan kemampuan belajarnya. 6 Sonia Casal Madinabeitia, Cooperative learning , Greta, 2006, h. 80 7 Yusri Panggabean, dkk, Strategi, Model, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, Bandung: Bina Media Informasi, 2007, h. 75 8 Khoirul Anam, Implementasi cooperative learning dalam pembelajaran geografi, adaptasi model jigsaw dan field study, Buletin pelangi pendidikan, Volume 3 No.2, 2000, h. 2

2. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lungren, unsur-unsur dasar yang perlu untuk ditanamkan kepada siswa agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan lebih efektif adalah sebagai berikut: 9 a. Para siswa harus memiliki persepsi sama bahwa mereka “tenggelam” atau “berenang” bersama. b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya di antara para anggota kelompok. e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar. g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif . Sumber lain menyebutkan, terdapat tiga inti pokok dari unsur pembelajaran kooperatif: 10 a Ketergantungan positif b Tanggung jawab individual c Interaksi face to face d Pemanfaatan kecakapan diri dan group yang tepat. 9 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 47 10 Ian Clark, Assessment is for learning: Formative assessment and positive learning interactions, Florida journal of education administration policy vol 2, issue 1, 2008, h. 3 Dari beberapa unsur tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing- masing individu dalam kelompok dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif sangat menekankan adanya kerja sama siswa dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana yang dikutip oleh Syukur Ghazali, Shepardson menyatakan ciri Belajar Kooperatif BK seperti berikut ini: 11 a. Pendidik harus mengupayakan terwujudnya interaksi antarpeserta didik yang berada dalam sebuah kelompok student-to-student interaction. Karena itu, guru harus dapat menciptakan kondisi yang mampu memberikan kesempatan yang merata kepada anggota kelompok untuk memberikan pendapat, menyampaikan ringkasan, mempertahankan pendapat, atau pun memberikan jalan keluar jika diskusi mengalami kemacetan. b. Pendidik harus menciptakan interdependensi positif di kalangan anggota kelompok. Artinya, masing-masing anggota kelompok harus diupayakan terlibat dalam kegiatan belajar ini. Dengan cara memberikan giliran yang telah diatur sebelumnya, pendidik dapat membuat murid untuk ikut berperan dalam kelompoknya. Pendidik perlu menjelaskan kepada kelompok bahwa masing-masing anggota harus membiasakan diri mendengarkan dengan baik pendapat anggota lain, menerima pendapat anggota lain jika pendapat itu lebih baik, dan 11 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, Jurnal pendidikan pembelajaran, vol.9, No. 2, Oktober 2002, h. 120 berupaya dapat membantu teman lain dengan menyumbangkan pikirannya. c. Kemampuan masing-masing anggota kelompok diperhitungkan secara adil individual accountability. Di dalam BK tidak ada peserta kelompok yang diperbolehkan mengemukakan pendapatnya secara sukarela. Berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, masing-masing anggota kelompok akan menyampaikan pendapatnya. Karena itu, pada gilirannya, seorang anggota kelompok akan menerima tugas dari pendidik, misalnya sebagai pemimpin kelompok, sebagai perumus hasil diskusi, atau sebagai penyampai hasil diskusi. d. Strategi BK menekankan pada pencapaian tujuan bersama group process skill. Strategi ini mengajarkan kepada peserta didik untuk saling memberi informasi, saling mengajar jika ada anggota kelompok yang belum mampu, dan saling menghargai pendapat anggotanya. Proses mencapai kesepakatan kelompok ini dipraktikkan, ditumbuhkan, dan dipantau selama diskusi kelompok ini berlangsung. Oleh karena itu, Cooperative Learning mempunyai peranan yang cukup penting dalam peningkatan kemampuan belajar dan hubungan positif di antara murid serta kesehatan jiwa.

4. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator, motivator, dan manajer belajar. Jadi, dalam pembelajaran dengan Cooperative learning peranan guru sangat kompleks, di samping sebagai seorang fasilitator guru juga berperan sebagai manager dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa. 12 Dengan demikian pengetahuan tidak ditransfer atau dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru kepada peserta didiknya, namun peserta didiklah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan 12 Khoirul Anam, Implementasi cooperative learning dalam pembelajaran geografi, adaptasi model jigsaw dan field study, Buletin pelangi pendidikan, Volume 3 No.2, 2000

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DAN THINK PAIR SHARE Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Square Dan Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukodono Sragen Tahu

0 1 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DAN THINK PAIR SHARE Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Square Dan Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukodono Sragen Tahu

0 1 11

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE DENGAN THINK-PAIR-SHARE.

0 2 24