1. Validitas instrumen
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
1
Hasil uji validitas dari 40 soal yang dibuat, hanya 19 soal yang valid, dan 6 soal hasil analisis dosen dengan tujuan untuk mencapai indikator-
indikator yang ada pada materi tersebut.
2. Reliabilitas tes
Reliabilitas rely+ability=reliability
bermakna keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau konsisten.
2
Dari hasil uji coba diperoleh reliabilitasnya sebesar 0,69 termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi.
3. Uji taraf kesukaran Difficulty index
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0-1,0.
3
Berdasarkan perhitungan dalam penelitian ini diperoleh kategori sukar berjumlah 3 yaitu nomor 12, 28 dan 30. Soal kategori sedang berjumlah 16
yaitu nomor 1, 2, 10, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 22, 27, 29, 34, 36, 39, dan 40. Soal kategori mudah berjumlah 13 yaitu nomor 5, 6, 8, 9, 11, 18, 25, 31,
32, 33, 35, 37, dan 38. Soal kategori sangat mudah berjumlah 8 yaitu nomor 3, 4, 7, 15, 21, 23, 24, dan 26.
1
Ahmad Sofyan, Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta, 2006, h. 105
2
Ahmad Sofyan ,….., h. 105
3
Ahmad Sofyan, ….., h. 103
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah.
4
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil daya pembeda terbesar 1,00 termasuk dalam kategori baik
sekali. Semua kalibrasi instrumen tes objektif kognitif tersebut dihitung
menggunakan program Anates.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
a. N-Gain
Setelah diperoleh data nilai pretes dan postes tiap siswa, kemudian dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar yang diperoleh dengan menggunakan rumus N-Gain sebagai berikut:
5
pretes skorideal
pretes postes
gain N
Dengan kategorisasi perolehan: g-tinggi
: nilai g 0,70 g-sedang : nilai 0,07 g 0,30
g-rendah : nilai g 0,03 setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh rata-rata N-Gain
kelompok think pair share 0,62 dan rata-rata N-Gain kelompok think pair square 0,57, keduanya tergolong kategori sedang.
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: PT. Bumi aksara, 2008, h. 211
5
Nengsih Juanengsih, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Pendekatan Induktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi Siswa, Jakarta: Prosiding
Seminar Internasional Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 43
2. Uji Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis
Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak, perhitungannya
menggunakan rumus liliefors.
6
Uji selanjutnya adalah uji homogenitas dilakukan untuk menguji variasi dari populasi homogen, uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak terhadap dua kelompok perlakuan. Uji homogenitas dihitung dengan
menggunakan rumus fisher. Setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas, maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan teknik Think-Pair-
Share dengan perlakuan teknik Think-Pair-Square. Jika data yang diperoleh normal dan homogen, maka digunakan uji parametrik uji-t dan
jika data yang diperoleh tidak normal, maka digunakan uji non parametrik yaitu uji wilcoxon.
Rumus ”uji t”
7
sebagai berikut:
2 1
2 1
2 1
2 2
2 1
2 1
2
x x
t
Keterangan: M
1
= Meannilai rata-rata hasil belajar siswa dari kelas Think Pair Share M
2
= Meannilai rata-rata hasil belajar siswa dari kelas Think Pair Square N
1
= Jumlah sampel pada kelas Think Pair Share N
2
= Jumlah sampel pada kelas Think Pair Square t
o
= Nilai t hitung
6
Sudjana, Metoda statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h. 466
7
Anas Sudijono, Pengantar statistik pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 314