juga meliputi perubahan tingkah laku yang relatif menetap dalam diri siswa. Dengan demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari
proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran serta prestasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar biologi akan berhasil bila proses belajarnya baik, yaitu melibatkan intelektual anak secara optimal. Usaha dan keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh
Zikri Neni Iska, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain:
40
a. Internaldalam, yakni:
1 Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. 2 Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan
kemampuan kognisi. b.
Eksternalluar, yakni: 1
Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. 2
Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen.
Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses dan hasil belajar yang dicapai siswa.
3. Pengukuran Hasil Belajar
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga
aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni sebagai berikut:
41
40
Zikri Neni Iska, ...., h. 85
41
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006, h. 13
a. Hasil Belajar Penguasaan Materi Kognitif
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Pada ranah kognitif terdapat enam
jenjang proses berpikir, yakni 1 tingkat pengetahuaningatan knowledge, 2 tingkat pemahaman comprehension, 3 tingkat
penerapan application, 4 tingkat analisis analysis, 5 tingkat sintesis synthesis, 6 tingkat evaluasi evaluation.
b. Hasil Belajar Proses NormatifAfektif
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Terdiri
dari lima tingkatan yaitu 1 tingkat perhatianpenerimaan receiving, 2 tingkat tanggapan responding, 3 tingkat menilai, 4 tingkat
organisasi organization, 5 tingkat karakterisasi characterization. c.
Hasil Belajar Aplikatif Psikomotor Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotorik terbagi
menjadi 7 tingkatan, yakni: 1 persepsi perception, 2 kesiapan set, 3 gerakan terbimbing guided response, 4 gerakan terbiasa
mechanism, 5 gerakan kompleks complex overt response, 6 penyesuaian pola gerakan adaption, 7 kreativitaskeaslian
creativityorigination. Ketiga ranah tersebut merupakan objek penilaian hasil belajar
dan di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menguasai materi-materi pelajaran.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan teknik Think Pair Share dan Think Pair Square memiliki
pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muslimin dengan judul
”Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi siswa” 2008 dan yang dilakukan oleh Nurlaela yang berjudul
”Efektivitas metode pembelajaran kooperatif struktural Think Pair Share dalam meningkatkan prestasi belajar matematika” 2006, menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share memberikan pengaruh yang positif pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hal ini diketahui dari hasil nilai t hitung sebesar 3,52 sedangkan t tabel pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,99 atau t hitung t tabel sehingga H
ditolak.
42
Hasil penelitian Nurlaela dibuktikan dengan lebih tingginya rata-rata nilai hasil belajar kelas kooperatif Think Pair Share yaitu sebesar 68,2 dan metode
ekspositori sebesar 59,3. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik Think Pair Share memberikan kontribusi yang baik
terhadap hasil belajar siswa karena menurut penjelasan dari peneliti, bahwa dengan penerapan teknik ini siswa memiliki apresiasi positif atas metode yang
digunakan.
43
Penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Dwi Rumbia 2009 yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif teknik Think Pair Square untuk
mengurangi kecemasan belajar matematika siswa” diperoleh hasil bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dapat mengurangi kecemasan belajar matematika, serta dapat meningkatkan hasil
belajar matematika, hal ini dibuktikan dengan perolehan peningkatan persentase rata-rata yaitu sebesar 88,82.
44
42
Muslimin, Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share terhadap hasil belajar Biologi siswa, Jakarta: Program studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Skripsi
43
Nurlaela, Efektifitas metode pembelajaran kooperatif structural Think Pair Share dalam meningkatkan prestasi belajar matematika, Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Skripsi
44
Hikmah Dwi Rumbia, Penerapan pembelajaran kooperatif teknik think-pair-square untuk mengurangi kecemasan belajar matematika siswa, Jakarta: Jakarta: Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Skripsi