Teknik Think Pair Square

berempat dari pada berbagi dengan kelas. 31 Sedangkan menurut Fennell, tahap awal siswa diharapkan memikirkan jawaban secara individual terhadap pertanyaan yang diajukan guru think, kemudian siswa dipasangkan dengan siswa lain dan memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya pair. Tahap akhir adalah squaring, dua pasangan bersama-sama mendiskusikan jawaban- jawaban mereka. 32 Berikut ini tahapan dalam melaksanakan teknik Think Pair Square yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah menurut Anita Lie sebagaimana yang telah dikutip oleh Juliah Dayrini: 33 1 Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. 2 Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. 3 Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. 4 Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat. Sumber lain mengatakan, langkah-langkah teknik think pair square dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 34 Tahap 1: Kelompok Kooperatif Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil terdiri dari empat orang siswa yang disebut kelompok kooperatif. Tahap 2: Thinking berpikir sendiri 31 Laura Candler, Cooperative learning Hands-On Science, Science division, Kagan Cooperative Learning 1 800 WEE CO-OP, 2000 32 Fennell, Hope-Arlene, Students perceptions of cooperative learning strategies in post- scondary classrooms, diakses di www.eric.ed.gov.com. Tgl. 13-01-2009 33 Juliah Dayrini, perbandingan hasil belajar matematika siswa antara yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dengan yang menggunakan metode discovery learning, Jakarta:UIN Jakarta, 2008. Skripsi 34 Nub’atussaniyah, Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think pair square terhadap hasil belajar matematika siswa, Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Skripsi Guru mengajukan pertanyaan kepada semua kelompok kooperatif yang berhubungan dengan materi pelajaran, kemudian setiap siswa dari kelompok kooperatif diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap 3: Pairing berpasangan Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain dalam kelompok berempat untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide. Jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Tahap 4: Square berempat Guru meminta kepada siswa berpasangan untuk bertemu kembali dalam kelompok berempat. Dan masing-masing siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat, dapat berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah dibicarakan secara bergiliran dari masing-masing kelompok berempat di depan kelas. Secara ringkas, kesimpulan dari berbagai pendapat tersebut dapat dilihat pada bagan alur berikut ini: 35 1. PEMBERIAN SOAL Guru memberikan lembar soal yang berisikan tentang suatu permasalahan, berikut beberapa pertanyaan tentang permasalahan tersebut. 2. THINK Siswa A, B, C dan D secara individu mengerjakan soal yang telah diberikan. Ket: Siswa A B adalah teman satu bangku. Begitu juga dengan siswa C dan D. 35 Intang Rustini, Keterampilan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik think pair square dalam kegiatan praktikum materi pencemaran air, Bandung: FMIPA UPI, Skripsi B A D C 3. PAIR Siswa Mengerjakan Soal Yang Sama, Bekerja Sama Dengan Teman Satu Bangkunya Berpasangan. Ket: Siswa A bekerja dengan siswa B. Begitu juga dengan siswa C dan D. 1. THINK Siswa A, B, C dan D secara individu mengerjakan soal yang telah diberikan. Ket: Siswa A B adalah teman satu bangku. Begitu juga dengan siswa C dan D. Gambar 2.1 Ilustrasi teknik Think-Pair-Square Pelaksanaan teknik Think-Pair-Square dimulai dengan tahap Think di mana setiap siswa dituntut untuk berusaha memecahkan permasalahan secara mandiri. Disusul dengan tahap Pair di mana setiap siswa bergabung dengan siswa lainnya, mereka dituntut untuk mengerjakan permasalahan yang sama seperti sebelumnya dengan cara diskusi. Masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap Square di mana setiap kelompok pair bergabung dengan kelompok pair lainnya sehingga dibentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk mengerjakan permasalahan yang sama seperti pada tahapan- tahapan selanjutnya. A B C 4. SQUARE Setiap pasangan kerja bergabung dengan pasangan kerja lain bergabung dengan pasangan kerjabangku belakangnya, dan mengerjakan soal yang sama. B A D C D Penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah teknik think pair square sebagai berikut: 1 Proses pemberian pertanyaan atau masalah oleh guru. 2 Think Siswa diwajibkan memikirkan jawaban secara individual terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. 3 Pair Siswa berpasangan untuk mendiskusikan jawaban yang telah diperoleh dari proses ”think”. 4 Square Berdiskusi membentuk kelompok berempat.

C. Hasil belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Di dalam pendidikan, seorang guru memberikan suatu metode pembelajaran kepada peserta didik haruslah sesuai dengan karakteristik peserta didik tersebut agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai dan dapat dipahami dengan mudah. Belajar atau yang disebut juga dengan learning, merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan lingkungannya. Sehingga dengan belajar, manusia dapat mengembangkan dirinya. Belajar didefinisikan sebagai salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. 36 Sedangkan menurut Wittrock, belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan suatu proses perubahan melalui pengalaman, dan proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi kemampuan dan keterampilan melalui pengalaman. 37 Belajar sebagai 36 Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Ligkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, h. 76 37 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan tutorial audio interaktif untuk perataan kualitas hasil belajar suatu kajian, Jurnal pendidikan dan kebudayaan, No. 044, Tahun Ke-9, September, 2003, h. 734 proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Burton dalam bukunya The Guidance of Learning activities seperti yang dikutip oleh Drs. Moh. Uzer Usman menjelaskan bahwa dalam belajar akan terdapat change atau ”perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Selanjutnya mengenai hasil belajar, Gagne dkk menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. 38 Definisi lain oleh beliau mengenai hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seeorang. 39 Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah tingkah laku yang dimiliki individu sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuh. Beberapa pengertian tentang hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat memberi gambaran bahwa hasil belajar merupakan produk yang telah dicapai oleh siswa dalam bentuk perubahan- perubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajar. Proses belajar siswa bukan hanya merupakan penguasaan pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih akan tetapi 38 I Wayan Koyan, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Penalaran Verbal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn, Jurnal pendidikan dan pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003, h. 7 39 Purwanto, Tujuan pendidikan dan hasil belajar, jurnal teknodik Jakarta: pustekom, 2005, h.153 juga meliputi perubahan tingkah laku yang relatif menetap dalam diri siswa. Dengan demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran serta prestasi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar biologi akan berhasil bila proses belajarnya baik, yaitu melibatkan intelektual anak secara optimal. Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Zikri Neni Iska, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain: 40 a. Internaldalam, yakni: 1 Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. 2 Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. b. Eksternalluar, yakni: 1 Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. 2 Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen. Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses dan hasil belajar yang dicapai siswa.

3. Pengukuran Hasil Belajar

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni sebagai berikut: 41 40 Zikri Neni Iska, ...., h. 85 41 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006, h. 13

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DAN THINK PAIR SHARE Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Square Dan Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukodono Sragen Tahu

0 1 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DAN THINK PAIR SHARE Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Square Dan Think Pair Share Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukodono Sragen Tahu

0 1 11

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE DENGAN THINK-PAIR-SHARE.

0 2 24