Sistematika Penulisan Tafsir Al-Asâs Fî Al-Tafsîr

Di samping dari kedua mufassir tersebut, Sa ʻîd Hawwa juga banyak mengambil pendapat dari al-Alusi dan juga Sayyid Qutb. Sa ʻîd Hawwa banyak mengambil dari kedua mufassir ini yang berhubungan dengan masalah munâsabah. 36 Dijelaskan oleh Iyazi mengenai penyusunan tafsir yang dikerjakan oleh Sa ʻîd Hawwa bahwa dalam menggunakan rujukan atau referensi penafsirannya menempuh dua tahap. Pertama ia menggunakan sumber utama penafsirannya pada kitab tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-Nasafî. Hal ini dilakukannya ketika ia masih berada dalam penjara. Pada tahap berikutnya Sa ʻîd Hawwa menggunakan kitab tafsir Rûh al- Ma’âni karya al-Alûsi dan tafsir Fî Zhilâl al-Qur’ân karya Sayyid Qutb disamping dua kitab tafsir terdahulu. 37 Maka disini terlihat, dua tafsir pertama tergolong ke dalam kitab tafsir klasik, sedangkan dua tafsir terakhir tergolong ke dalam tafsir modern. Sa ʻîd Hawwa memadukan pemahamannya melalui empat kitab tafsir tersebut dalam karya kitab tafsirnya. Itulah beberapa kitab yang dijadikan rujukan atau referensi oleh Sa ʻîd Hawwa di dalam menyusun kitab tafsir al-Asâs fî al-Tafsîr. Dengan adanya referensi penulisan tersebut, maka kita akan sering menemui pendapat atau komentar-komentar dari ulama-ulama tersebut di dalam kitab al-Asâs fî al-Tafsîr. 36 Sa ʻ îd Hawwa, al-Asâs fî al-Tafsîr, jilid 2, h. 978. 37 Iyazi, Al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhâjuhum Teheran: Wazarah al-Taqâfah wa al-Irsâd, 1992, h. 134.

4. Kelebihan dan Kekurangan

Setiap kitab tafsir karya dari seorang ulama, tidak akan terlepas dari kelebihan dan kekurangan, baik itu dari segi isi, metode, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan penulisan kitab tafsir tesebut. Jika meneliti kitab tafsir al-Asâs fî al-Tafsîr karya Sa ʻîd Hawwa, dapat ditemukan beberapa kelebihan kitab tafsir ini jika dibandingkan dengan kitab- kitab tafsir yang lain. Salah satu yang menjadi kelebihan tafsir ini adalah banyak menyorot aspek munasabah dalam tafsirnya. Di dalam menjelaskan hubungan susunan ayat munâsabah, Sa ʻîd Hawwa mengkaji struktur ayat dalam surat. Misalnya hubungan dalam satu kelompok ayat seperti hubungan kesamaan tema dalam satu maqt a’, atau satu faqrah. Menerangkan hubungan antar faqrah atau antar maqt a’, bahkan dijelaskan hubungan dengan ayat lain pada surat yang berbeda. Selain menjelaskan aspek munasabah, Sa ʻîd Hawwa juga menjelaskan hikmah ayat. Menjelaskan aspek munasabah dan menjelaskan hikmah ayat secara mendalam, merupakan beberapa kelebihan kitab tafsir ini dibanding dengan kitab tafsir lain. Tentunya masih banyak kelebihan-kelebihan yang terdapat di dalam tafsir ini. Beberapa kelebihan atau keistimewaan dari kitab tafsir al-Asâs fî al-Tafsîr ini, di antaranya adalah: 38 38 Sa ʻ îd Hawwa, Tafsir Al-Asas, Penerjemah Syafril Halim Jakarta: Robbani Press, 1999, h. 23-29. 1. Bahwa untuk pertama kali diketengahkan teori baru tentang kesatuan al- Qur’an dalam kitab al-Asâs fî al-Tafsîr, berdasarkan teori komprehensif yang mencakup segala dimensi kesatuan al- Qur’an. 2. Kitab tafsir ini sangat rinci didalam menjelaskan kesatuan al-Qur’an secara keseluruhan, sehinga kita akan mengetahui mengapa ayat-ayat al- Qur’an yang mempunyai kandungan yang sama tidak dicantumkan secara berdampingan, serta hikmah turunnya al- Qur’an secara berangsur-angsur akan lebih jelas dan terang untuk kita ketahui. 3. Kitab tafsir ini juga berusaha memanfaatkan berbagai literatur berupa buku-buku agama klasik, dan berupaya menyederhanakan dan mempermudah redaksi-redaksi dari literatur-literatur klasik tersebut. 4. Di dalam tafsir ini tidak akan ditemukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan inti persoalan, karena Sa ʻîd Hawwa mengesampingkan semua persoalan yang dianggap tidak ilmiah. 5. Tafsir ini berupaya secara maksimal untuk memanfaatkan kenunggulan zaman sekarang, yaitu ketelitian dan kecenderungan spesialisasi dalam melakukan kajian terhadap satu sisi kehidupan, alam dan manusia, 6. Tafsir ini juga merupakan buku ilmu pengetahuan, dakwah, pendidikan dan jihad sekaligus. Itulah beberapa kelebihan dan keistimewaan dari kitab tafsir al-Asâs fî al-Tafsîr. Setelah membahas beberapa kelebihan dari kitab tafsir al-Asâs fi al-Tafsîr, adapula kekurangan dalam kitab tafsir ini. Kekurangan di dalam sebuah hasil karya, merupaka hal yang niscaya terjadi, karena hal ini tidak terlepas dari kodrat