80
upaya mereka untuk menghindari orang lain dan mengasingkan diri dari orang lain. Kemudian mereka bisa memutuskan bahwa permainan
peran adalah sepadan dengan usaha. g. Mimpi Bekerja di Kelompok
Pendekatan Gestalt tidak menafsirkan dan menganalisis mimpi. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk membawa mimpi kembali ke
kehidupan, untuk menciptakan kembali, dan menghidupkan kembali itu seolah-olah itu terjadi sekarang.
Anggota kelompok tidak melaporkan mimpi mereka atau berbicara tentang mereka di masa lalu dengan tegang. Sebaliknya,
mereka diminta untuk menceritakan mimpi seolah-olah itu terjadi dan hadir dalam saat sekarang. Dreamers menjadi tenggelam dalam mimpi
mereka dengan vitalitas lebih ketika mereka menceritakan mimpi seolah-olah mereka sedang terjadi sekarang. Anggota dapat diminta
untuk mengidentifikasi dengan segmen mimpi dan menceritakan impian mereka dari perspektif subjektif.
9. Prinsip Kerja Konseling Kelompok dengan Pendekatan Gestalt
Menurut Akhmad Sudrajat 2011: 55 tentang beberapa prinsip konseling dengan pendekatan Gestalt yaitu:
a. Penekanan Tanggung Jawab Konseli Konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu
konseli tetapi tidak akan bisa mengubah konseli, konselor
81
menekankan agar konseli mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
b. Orientasi Sekarang dan Di Sini Dalam proses konseling konselor tidak merekonstruksi masa
lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang. Hal ini bukan berarti bahwa masa lalu tidak penting. Masa
lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang. Dalam kaitan ini pula konselor tidak pernah bertanya “mengapa”.
c. Orientasi Eksperiensial Konselor meningkatkan kesadaran konseli tentang diri sendiri
dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian konseli mengintegrasikan kembali dirinya:
1. Konseli mempergunakan kata ganti personal konseli mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan
2. Konseli mengambil peran dan tanggung jawab 3. Konseli menyadari bahwa ada hal-hal positif danatau negatif
pada diri atau tingkah lakunya. Menurut George dan Cristiani Gibson dan Mitchel, 2011-227
kerangka kerja konseling Gestalt adalah sebagai berikut: a. Individu-individu tersusun sepenuhnya dari bagian-bagian yang saling
berkaitan. Tidak satu pun dari bagian tubuh, emosi, pikiran, sensasi dan persepsi bisa mengerti jika terpisah dari keseluruhan konteks
pribadinya.
82
b. Individu-individu juga bagian dari lingkungannya sendiri dan tidak bisa dimengerti jika terpisah darinya.
c. Individu-individu memilih cara merespons stimulus eksternal dsn internal; mereka adalah aktor bukan reaktor.
d. Individu-individu memiliki potensi untuk menyadari sepenuhnya semua sensasi, pikiran, emosi dan persepsi.
e. Individu-individu sanggup melakukan pilihan tertentu karena sadar betul akan dirinya, lingkungannya, dan kebutuhannya.
f. Individu-individu memiliki kapasitas untuk mengatur hidup mereka
sendiri secara efektif. g. Individu-individu tidak bisa mengalami masa lalu dan masa depan.
Mereka dapat mengalami hanya diri mereka di masa kini sini dan sekarang.
h. Individu pada dasarnya bukan baik atau buruk. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konselor
yang melakukan konseling kelompok dengan pendekatan Gestalt memiliki pandangan yang positif mengenai kemampuan konseli dan anggota
kelompok dalam mengarahkan dirinya. Selain itu konseli didukung untuk menggunakan kemampuan, potensi yang ada, bertanggungjawab atas
hidupnya yang sekarang. Teknik-teknik konselingnya meliputi pertanyaan “bagaimana dan apa”, konfrontasi, pernyataan “aku”, dan menyadari tentang
kejadian yang sedang berlangsung saat ini.
83
10. Tahapan dalam Konseling Kelompok Gestalt