Tahapan dalam Konseling Kelompok Gestalt

83

10. Tahapan dalam Konseling Kelompok Gestalt

Salah satu cara konseptualisasi peran pemimpin kelompok Gestalt adalah untuk mempertimbangkan tahap perkembangan kelompok. Menurut Kepner Corey, 2012: 302 model peran yang berbeda dari pemimpin dalam bekerja dengan dimensi yang berbeda dalam proes kelompok. Proses kelompok Gestalt bertujuan untuk menciptakan kondisi untuk belajar tentang apa artinya menjadi anggota suatu kelompok. Kepner mencatat bahwa Gestalt konseling kelompok dapat menekankan salah satu dari tiga batas kontak: 1 kontak intrapsikis atau intrapersonal pikiran individu, sensasi, dan perasaan, 2 kontak dengan interpersonal interaksi antara dan di antara anggota kelompok, atau 3 tingkat kelompok proses yang melibatkan seluruh kelompok. Kepner menekankan bahwa pemimpin berkomitmen untuk bekerja dengan baik individu dan kelompok untuk peningkatan keduanya, dia menjelaskan berbagai peran pemimpin dalam kelompok. Proses konseling gestalt menggunakan tiga tahap model, dantaranya yaitu : 1. Langkah Pertama Pada tahap pertama tahap awal dalam kelompok karakteristik yang menonjol adalah identintas dan saling ketergantungan. Setiap anggota kelompok memiliki permasalahan berbeda yang akan ditanggapi oleh anggota lain dan pemimpin. Pemimpin berfungsi membantu individu mengeksplorasi pertanyaan, anggota kelompok yang satu dengan yang lainnya harus saling mengetahui identitas 84 secara keseluruhan. Pemimpin mengarahkan, membangun suasan dinamika sehingga menumbuhkan rasa kepercyaan. Pembangunan rasa kepercayaan akan mendukung proses pengambilan risiko dan membuat koneksi antara individu satu dengan anggota kelompoknya. Setelah anggota menemukan kesamaan satu sama lain, kelompok siap untuk bekerja pada diferensiasi. 2. Langkah Kedua Pada tahap kedua yang mirip dengan tahap transisi karakteristik kunci adalah selama masa transisi. Kelompok membahas permasalahan anggota yang ada, otoritas, dan kontrol. Tugas pemimpin adalah untuk bekerja untuk meningkatkan diferensiasi, divergensi, dan eksibilitas peran antara anggota. Pemimpin mengasumsikan peran fasilitator untuk membantu anggota bekerja melalui reaksi mereka memiliki terhadap apa yang terjadi di kelompok. Beberapa kegiatan fasilitatif termasuk mempertinggi kesadaran dari norma-norma yang beroperasi dalam kelompok, mendorong anggota untuk menantang norma dan secara terbuka mengungkapkan perbedaan dan ketidakpuasan, dan membedakan peran dari orang. 3. Langkah Ketiga Pada tahap ketiga yang mirip dengan tahap kerja keintiman dan saling ketergantungan adalah kunci dalam melaksanakan layanan konseling kelompok. Pada tahap perkembangan kelompok, hubungan 85 yang terjadi di dalam kelompok antara anggota kelompok sangat nyata. Anggota kelompok melakukan layanan berdasarkan permasalahan-permasalahan, kekuasaan, dan otoritas. Sehingga mereka siap untuk tingkat yang lebih dalam melaksanakan konseling kelompok, baik secara individu maupun dengan kelompok sebagai keseluruhan. Selama tahap ini tingkat kekompakan yang tinggi dapat mendorong anggota untuk mengambil risiko dengan terlibat dalam layanan konseling secara keseluruhan.

11. Kelebihan dan Kekurangan Gestalt