52
4 Kegiatan selingan. 5 Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas
apa yang akan dilakukan berkenaan dengan adanya pembahasan demi terentaskannya masalah.
d. Tahap Pengakhiran 1 Menjelaskan pada anggota bahwa konseling kelompok akan
diakhiri. 2 Pemimpin dan anggota mengemukakan kesan dan hasil kegiatan.
3 Merencanakan kegiatan selanjutnya. 4 Mengemukakan pesan dan harapan.
5 Menghentikan kegiatan. Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa tahapan dalam
konseling kelompok, menurut Mungin Edy Wibowo, Prayitno dan Erman Amti terdapat 4 tahapan yaitu: tahap permulaanpembentukan, tahap
transisiperalihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran. Sementara menurut Jacobs, et al. terdapat 3 tahapan dalam konseling kelompok yaitu:
tahapan awal the beginning stage, tahap kerja the working stage, dan tahap penutupan the closing stage. Sedangkan menurut Corey terdapat 5
tahapan dalam konseling kelompok yaitu: tahap pembentukan kelompok, tahap awal, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap penutup.
7. Kelebihan dan Kelemahan Konseling Kelompok
Winkel dan Sri Hastuti 2010: 593 mengungkapkan beberapa
kelebihan konseling kelompok yaitu:
53
a. Melalui interaksi dengan semua anggota kelompok, para anggota dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya, seperti kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan teman sebayanya, dapat diterima orang lain, kebutuhan untuk bertukar pikiran, saling memahami perasaan
satu sama lain, dan menjadikan lebih mandiri. b. Anggota kelompok merasa lebih mudah membicarakan persoalan
mendesak yang mereka hadapi. c. Lebih mudah untuk memberi dan menerima masukan dari anggota
kelompok maupun konselor yang memimpin kelompok. d. Anggota kelompok merasa lebih bersedia membuka isi hatinya,
terbina hubungan sosial yang lebih baik, dan terciptanya suasana kebersamaan yang lebih memuaskan.
e. Bagi konselor memperoleh kesempatan untuk mengobservasi perilaku para konseli yang sedang berinteraksi dalam kelompok.
f. Dapat membuktikan bahwa konselor sebagai orang yang bersedia
melibatkan diri dalam seluk-beluk kehidupan dengan ikut berbicara sebagai partisipan dalam diskusi kelompok
g. Konselor dapat meyakinkan para konseli tentang kegunaan layanan konseling.
h. Konselor dapat memberikan layanannya untuk lebih banyak konseli. Totok Santoso 1987: 5-6 mengemukakan kelemahan dalam
konseling kelompok adalah sebagai berikut:
54
a. Tidak semua masalah cocok atau sesuai untuk dipecahkan dalam konseling kelompok.
b. Kehadiran teman sepergaulan dalam banyak hal atau situasi memang membawa keuntungan, tetapi tidak jarang juga menghambat.
c. Apa yang dilakukan konselor akan semakin sukar, oleh karena itu tidak saja dituntut untuk menguasai konseling individual saja, tetapi
harus mampu mempunyai keterampilan lain seperti sebagai fasilitator diskudi dan dinamika kelompok.
d. Perhatian konselor seringkali tertuju pada masalah kelompok sehingga masalah pribadi dari setiap anggota kelompok kurang mendapatkan
perhatian. Kelemahan konseling kelompok dipertegas oleh Winkel dan Sri
Hastuti 2010: 594 adalah sebagai berikut: a. Ada konseli yang tidak mampu berinteraksi dalam kelompok sehingga
ia membutuhkan pengalaman berkomunikasi dengan konselor sendiri. b. Suasana kelompok boleh jadi dirasakan oleh beberapa anggota
kelompok sebagai paksaan moral untuk membuka isi hatinya. c. Persoalan pribadi sebagian anggota kelompok mungkin kurang
mendapat perhatian dan tanggapan sebagaimana mestinya karena perhatian kelompok terfokus pada masalah umum.
d. Sebagian anggota kelompok kurang merasa puas karena perhatian kelompok kadang-kadang terpusat pada anggota lain.
55
e. Konselor akan kesulitan memberikan perhatian penuh pada masing- masing konseli dalam kelompok
f. Khusus di Indonesia konselor dapat menghadapi kendala budaya yang
mempersulit kedudukannya sebagai partisipan dalam diskusi kelompok .
Berdasarkan pemaparan di atas menjelaskan bahwa konseling kelompok memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari
konseling kelompok adalah lebih efisien, melatih kemampuan komunikasi antar pribadi anggota kelompok, memiliki kesempatan menerima dan
diterima orang lain, serta konseli lebih mudah mengungkapkan masalahnya dalam suasana kelompok. Kelemahan dari konseling
kelompok adalah tidak semua konseli dapat berkomunikasi dengan mudah dalam kelompok, tidak semua konseli mampu berinteraksi dalam
kelompok, perhatian konselor meluas artinya tidak hanya fokus pada satu konseli saja, membutuhkan waktu yang lama dalam melaksanakan
konseling kelompok serta konseli belum siap untuk bersikap terbuka dan jujur. Cara untuk mengatasi kelemahan dari konseling kelompok adalah
menegaskan asas kerahasiaan sejak awal kegiatan pada seluruh anggota kelompok. Ketika ada salah satu anggota kelompok sedang memaparkan
permasalahan yang sedang dihadapi maka harus ada kesepakatan bahwa kerahasiaan pribadinya akan aman, terjaga dan anggota kelompok lainnya
dengan sungguh-sungguh sanggup untuk menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua masalah kelompok.
56
Permasalahan kelompok hanya milik kelompok saja, orang lain tidak usah mengetahui permasalahan apa saja yang sedang dialami. Peneliti juga
akan lebih memperjelas prosedur pelaksanaan konseling kelompok sehingga semua anggota kelompok konselor dan konseli sebagai anggota
kelompok dapat mengetahui apa, bagaimana peran masing-masing dan aturan-aturan yang diterapkan dalam suasana kelompok.
B. Konseling Kelompok dengan Pendekatan Gestalt