14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konseling Kelompok
1. Pengertian Konseling Kelompok
Menurut Winkel dan Sri Hastuti 2010: 589 menyatakan bahwa konseling kelompok adalah bentuk khusus layanan konseling yaitu
wawancara konseling antara konselor dengan beberapa orang yang bergabung dalam suatu kelompok kecil. Menurut G. M. Gazda 1989: 10
“konseling kelompok merupakan suatu proses dinamis interpersonal, yang memusatkan diri pada kesadaran berfikir dan tingkah serta melibatkan
fungsi-fungsi terapi, seperti kerelaan, orientasi pada realita, katarsis, kepercayaan dan pengertian”. Fungsi terapi ini diciptakan dan dipelihara
dalam suatu kelompok kecil melalui saling menyatakan keadaan masing- masing kepada para anggota kelompok termasuk konselor.
Dewasa ini individu dituntut agar selalu mengembangkan dan memperbaiki kecakapannya dalam memilih informasi agar dapat
mengambil keputusan secara tepat. Akan tetapi adanya ketidakseimbangan antara profesional dengan jumlah individu yang membutukan bantuan maka
pelayanan yang dilakukan per-individu tidak efisien waktu oleh karena itu penyelesaian masalah individu dapat dilakukan secara berkelompok atau
konseling kelompok.
15
Pengertian konseling kelompok menurut Mc Clure dalam Gladding, 1994, “Ada kecenderungan alami bagi orang untuk berkumpul di dalam
suatu kelompok untuk tujuan saling menguntungkan. Melalui konseling kelompok, individu mencapai tujuan dan berhubungan dengan orang lain
dengan cara-cara inovatif dan produktif ”. Sehingga dalam bentuk kelompok
dapat menciptakan proses komunikasi antar pribadi yang dapat dimanfaatkan oleh individu untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri
terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Rochman Natawidjaja dalam Mungin Edy Wibowo, 2005: 32 mengemukakan bahwa :
“konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perubahan dan pertumbuhannya. Bersifat pencegahan dalam arti
bahwa konseli yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat, akan tetapi mungkin
memiliki titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu
kelancaran dalam berkomunikasi dengan orang lain”. Menurut Prayitno 2004: 311 layanan konseling kelompok adalah
“layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok”. Dalam suasana konseling kelompok terjadi hubungan hangat,
terbuka, permisif dan penuh keakraban”. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah konseli, penelusuran sebab-sebab timbulnya
masalah, upaya pemecahan masalah dengan menerapkan metode-metode khusus, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Menurut Tohirin 2007: 179
menyatakan bahwa layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah
16
peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika
kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembnagan pribadi dan pemecahan masalah siswa yang menjadi peserta layanan.
Konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dialami masing- masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana
dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dengan bimbingan pemimpin kelompok pembimbing atau
konselor. Dinamika kelompok harus dapat dikembangkan secara baik sehingga mendukung pencapaian tujuan layanan konseling kelompok
secara efektif. Menurut Dewa Ketut Sukardi 2008: 68 konseling kelompok adalah
“layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah
yang dialami melalui dinamika kelompok”. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, berdenyut, bergerak, berkembang, ditandai dengan
adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok
untuk membantu, memberi umpan balik feedback dan pengalaman belajar serta dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok
Latipun, 2008: 147. Konseling kelompok juga dapat diartikan sebagai upaya bantuan kepada beberapa individu bertujuan untuk memberikan
kemudahan dalam berbagai aspek perkembangan dan pertumbuhannya.
17
Selain bersifat preventif pencegahan, konseling kelompok bersifat penyembuhan remediation Nandang Rusmana, 2009: 29.
Berdasarkan deskripsi di atas, konseling kelompok adalah bentuk khusus dari layanan konseling yang terjadi antara konselor dengan dengan
beberapa konseli yang di dalamnya terjadi hubungan hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban serta konseli memperoleh kesempatan untuk
membahas dan mengentaskan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok, untuk mendapatkan informasi yang berguna agar dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, menyelesaikan masalah yang dihadapi, mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta
untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan dalam membentuk perilaku yang lebih efektif.
Konseling kelompok dilakukan secara berkelompok sebagai upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok dengan jumlah anggota
4-8 anggota atau konseli untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah. Pelaksanaannya dalam suatu tempat tertentu dengan seorang pembimbing
atau lebih untuk membantu mengarahkan agar konseli dapat memperoleh kemudahan dalam rangka memecahkan permasalahan. Pembahasan
konseling kelompok ditentukan oleh anggota kelompok yang terdiri dari sejumlah individu. Pembahasan dalam konseling kelompok mengenai
masalah yang dialami oleh salah satu anggota kelompok yang sedang mengalami masalah dan sangat memerlukan bantuan untuk menyelesaikan
masalahnya.
18
2. Tujuan Konseling Kelompok