36 adversity
intelligence berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kemampuan metakognitif dengan koefisien korelasi 0,673 dan memberikan kontribusi sebesar 45,3 , 2 relasi sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan metakognitif dengan koefisien korelasi 0,645 dan memberikan kontribusi sebesar 41,6 , 3
kemampuan metakognitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai-nilai kewirausahaan dengan
koefisien korelasi 0,534 dan memberikan kontribusi sebesar 28,6 , 3 adversity intelligence berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai-nilai
kewirausahaan dengan koefisien korelasi 0,738 dan memberikan kontribusi sebesar 54,5 , 5 relasi sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai-nilai kewirausahaan dengan koefisien korelasi 0,507 dan memberikan kontribusi sebesar 25,7 .
C. Kerangka Berfikir
Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju merupakan modal awal menjadi seorang wirausaha. Mempunyai motivasi ber
technopreneurship dapat menjadi modal berharga bagi siswa untuk menempuh masa depannya
kelak setelah lulus dari sekolah. Motivasi ber
technopreneurship adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang ingin melakukan bisnis berdasarkan
kemampuanya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tumbuh dan berkembangnya spirit
technopreneur ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor bawaan maupun lingkungan sebagaimana
perkembangan spirit manusia itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: intelegensia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, serta pola asuh orang tua.
37 Berpikir kritis
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan berdasarkan bukti-bukti yang menyakinkan. Kemampuan metakognitif
bisa diartikan suatu kecerdasan atau kepandaian yang dimiliki oleh seseorang dalam mengendalikan aktivitas kognitif yang dimilikinya, mengerti bagaimana
kognitifnya bekerja serta mengerti bagaimana cara mengaturnya. Dengan kedua kemampuan ini,
setiap langkah dan tindakan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Kedua kemampuan ini sangat membantu para
technopreneur dalam mengatasi kesulitan masalah dalam menjalankan usaha,
sehingga kemampuan metakognitif dan berpikir kritis diduga mempengaruhi motivasi
ber technopreneurship siswa.
Kecakapan sosial merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berhubungan dan menyesuaikan diri dengan masyarakat . Dalam kehidupan
sehari-hari seorang siswa tentunya tidak terlepas dari hubungan sosial dengan individu lainnya baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, mengingat
bahwa manusia merupakan mahkluk sosial. Kecakapan sosial terbentuk dari lingkungan sekolah dan juga dari lingkungan masyarakat. Kecakapan sosial erat
sekali hubungannya dengan berwirausaha, karena di dalam berwirausaha selalu berhubungan dengan orang lain.
Hal ini sejalan dengan Suryana yang
mengemukakan bahwa seorang wirausaha harus memiliki keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, sehingga menurut penulis kecakapan sosial
diduga dapat mempengaruhi motivasi ber technopreneurship siswa.
38
D. Hipotesis Penelitian