67 Berdasarkan gambar 8. dapat diketahui bahwa dari sampel 92 siswa kelas
XI I SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika I ndustri tahun ajaran 2013 2014 sebanyak 61 siswa 66,3 berada pada kategorisasi kemampuan
metakognitif yang sangat tinggi, 23 siswa 30,43 berada pada kategorisasi kemampuan metakognitif yang tinggi, 3 siswa 3,26 berada pada kategorisasi
kemampuan metakognitif yang rendah dan sebanyak 0 siswa 0 berada pada kategorisasi kemampuan metakognitif yang sangat rendah. Data tersebut
menunjukan kecenderungan kemampuan metakognitif
siswa berada pada kategorisasi sangat tinggi.
4. Data Motivasi Bertechnopreneurship
Data motivasi ber
technopreneurship diperoleh dari angket motivasi
ber technopreneurship yang terdiri dari 18 butir pernyataan dan diberikan kepada
responden sebanyak 92 siswa kelas XI I SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika I ndustri tahun ajaran 2013 2014. Rincian data hasil
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 7 dan statistik data tersebut ditampilakn sebagai berikut
Tabel 23. Statistik Motivasi Be rtechnopreneurship
Statistik Nilai
Jumlah Responden N
92 Skor rata-rata
mean 60,77
Skor paling sering muncul mode
63,00 Skor tengah
median 61,00
Simpangan baku std. deviation
6,295 Skor maksimum
max 71,00
Skor minimum min
42,00 Rentang
range 29,00
Kemencengan skewness
-0,622 Berdasarkan deskriptif statistik pada Tabel 23. hasil analisis menunjukkan
bahwa jumlah responden N sebanyak 92 siswa, skor rata-rata mean sebesar
60,77, skor paling sering muncul mode adalah 63,00, skor tengah median
adalah 61,00, skor m min adalah 42,00. H
deviation sebesar 6,2 data
skewness yaitu Jumlah kelas
rule, yaitu jumlah k dibulatkan menjadi K
sebesar 3,6 dibula
ber technopreneurship
Tabel 24. Distribusi
No. Kelas
1 2
3 4
5 6
7 8
To
Berdasarkan ber
technopreneurship berikut.
Gambar 9. Diagram
5 10
15 20
25
40-43 44-47
1
Frekuensi
68 maksimum
max adalah 71,00 sedangkan sk . Hasil analisis juga menunjukkan simpangan
6,295, rentang skor range sebesar 29,00 da
itu -0,622 yang menunjukkan distribusi mence s K dihitung dengan menggunakan rumus S
kelas K = 1 + 3,3 log N dan diperoleh i K = 8 dengan panjang kelas P = R K, d
latkan menjadi 4. Hasil distribusi frekuensi ship disajikan pada tabel sebagai berikut.
usi Frekuensi Motivasi Ber technopreneurship
I nterval Frekuensi
Perse
40-43 1
44-47 3
48-51 6
52-55 7
56-69 18
60-63 25
64-67 19
68-71 13
Total 92
Tabel 24.
maka distribusi
freku ship dapat digambarkan dalam bentuk diagram
m Batang Distribusi Frekuensi Motivasi Ber tech
44-47 48-51
52-55 56-69
60-63 64-67
68-71 3
6 7
18 25
19 13
skor minimumnya n baku skor
std. dan kemencengan
ceng ke arah kiri. s Sturges
sturges h nilai K = 7,48
, diperoleh nilai P nsi data motivasi
rsentase
1,09 3,26
6,52 7,60
19,57 27,17
20,65 14,13
100
kuensi motivasi
m batang sebagai
chnopreneurship
68-71 13
I nterval
69 Sesuai dengan acuan norma oleh Djemari Mardapi 2008: 123, maka
dapat dilakukan pengkategorian data motivasi ber technopreneurship sebagai
berikut Tabel 25. Kategorisasi Data Motivasi Be
rtechnopreneurship
Kategori I nterval
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi X ≥ 51
81 88,04
Tinggi 102 X ≥ 85
10 10,87
Rendah 85 X ≥ 68
1 1,09
Sangat Rendah X 68
0,00
Total 91
100
Berdasarkan Tabel
25. tentang
kategorisasi data
motivasi ber
technopreneurship, maka dapat digambarkan bentuk diagram pie sebagai berikut.
Gambar 10. Kategorisasi Data Motivasi Be rtechnopreneurship
Berdasarkan gambar 10. dapat diketahui bahwa dari sampel 92 siswa kelas XI I SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika I ndustri t ahun
ajaran 2013 2014 sebanyak 81 siswa 88,04 berada pada kategorisasi motivasi ber
technopreneurship yang sangat tinggi, 10 siswa 10,87 berada pada kategorisasi motivasi ber
technopreneurship yang tinggi, 1 siswa 0
88,04 10,87
1,09
Sangat Tinggi Tinggi
Rendah Sangat Rendah
70 berada pada kategorisasi motivasi ber
technopreneurship yang rendah dan sebanyak 0 anak 0 berada pada kategorisasi motivasi ber
technopreneurship yang sangat rendah. Data tersebut menunjukan kecenderungan
motivasi ber
technopreneurship siswa berada pada kategorisasi sangat tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis