33 produksi antara lain: kerajinan, industri logam, pertanian agrobisnis, dan
karya intelektual misalnya: pembuatan software
2 Bidang usaha kelompok konsultatif, bidang usaha kelompok konsultatif sesuai dengan seorang
technopreneur yang memiliki sifat dominan dan sebagai pemegang kendali. Jenis usaha yang cocok antara lain: Jasa konsultasi,
kursus-kursus, perdagangan dan pusat kebugaran. 3 Bidang usaha kelompok pelayanan, bidang usaha kelompok pelayanan
termasuk extrovert, namun popularitasnya berbeda dengan konsultatif.
Kelompok ini cenderung melayani atau mengikuti keinginan-keinginan orang lain. Contoh usaha yang cocok untuk kelompok ini antara lain: biro teknik dan
perbengkelan, kontraktor dan jasa perbaikan bangunan. 4 Bidang usaha kelompok analisis, kelompok analisis kurang suka bertemu
dengan banyak orang. Mereka perlu berusaha dibidang-bidang yang tidak mengharuskan bersosialisasi dengan banyak orang. Kelompok ini cenderung
dapat memecahjkan masalah. Jenis usaha yang cocok untuk kelompok ini adalah jasa reparasi perangkat elektronik dan teknologi informasi.
f. Faktor Pengaruh Spirit Technopreneur
Tumbuh dan berkembangnya spirit technopreneur ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor bawaan maupun lingkungan sebagaimana
perkembangan spirit manusia itu sendiri. Arman hakim 2007: 42-43 dalam bukunya “Membangun Spirit
Technopreneurship” menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi siprit
technopreneur, yaitu: intelegensia, latar belakang budaya, jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia dan pola asuh keluarga.
Penjelasan masing-masing faktor sebagai berikut:
34 1 I ntelegensia, merupakan kumpulan atau keseluruhan kapasitas individu untuk
berbuat dengan sengaja, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungan secara efektif. I ntelegensia berkaitan dengan pemecahan
masalah, perencanaan dan pengejaran prestasi yang sangat berarti untuk menumbuhan spirit
technopreneur. 2 Latar belakang budaya, manusia tidak akan lepas dari lingkungan sekitar.
Secara tidak langsung tingkah laku mereka dibatasi oleh norma-norma atau nilai budaya setempat. Kebudayaan merupakan hasil perilaku manusia, tetapi
juga mampu membentuk dan menentukan perilaku manusia. 3 Jenis kelamin, faktor lingkungan, baik intrapersonal maupun cultural akan
menentukan dan membentuk perbedaan sikap dan perilaku antara pria dan wanita. Pria dilambangkan dengan maskulinitas, sedangkan wanita
dilambangkan dengan
feminitas. Orangtua
pun menentukan
dan memperlakukan setiap akan berbeda, sesuai dengan jenis kelaminya.
4 Tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin luas wawasan seseorang dan semakin mudah penyesuaikan diri yang akan
berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian,
khususnya technopreneur.
5 Usia, kepribadian manusia bersifat dinamis, berkembang sesuai pertambahan usia. Semakin berumur seseorang diharapkan semakin mampu bersifat
toleran, mampu mengendalikan emosi, dan sifat-sifat lain yang menunjukan kematangan intelektual dan psikologis.
35 6 Pola asuh keluarga, pola asuh sangatlah menentukan dalam pembentukan
spirit technopreneur. Ada tiga bentuk pola asuh, yaitu otoriter, permisif dan
demokratik.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Eko Ferridiyanto pada tahun 2012 dengan judul skripsi “Pengaruh Efikasi Diri dan Prestasi Belajar
Kewirausahaan Terhadap Motivasi Ber technopreneurship Siswa Jurusan
Teknik I nstalasi Tenaga Listrik SMK 1 Sedayu”. Responden dari penelitian tersebut adalah siswa Jurusan Teknik I nstalasi tenaga Listrik SMK 1 Sedayu
yang berjumlah 309 siswa. Dari penelitian yang dilakukan oleh Eko Ferridiyanto menunjukkan bahwa
efikasi diri
dan prestasi belajar kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap motivasi
ber technopreneurship. Hal ini ditunjukan dengan F hitung sebesar 27,686 F
table sebesar 3,11. Besarnya pengaruh efikasi diri dan prestasi belajar kewirausahaan
secara bersama-sama
terhadap motivasi
ber technopreneurship sebesar 36,1 .
2. Penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Nurcahyo Putra Dwi Suryo pada tahun 2013 dengan judul skripsi “Pengaruh
Adversity I ntelligence, Relasi Sosial Dan Kemampuan Metakognitif Terhadap Nilai-Nilai Kewirausahaan
Yang Dimiliki Siswa SMK Negeri Di Kota Yogyakarta Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan”. Responden dari penelitian tersebut adalah Siswa Smk
Negeri Di Kota Yogyakarta Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan dengan populasi 232 dan sampel yang diambil sejumlah 145 siswa. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Nurcahyo Putra Dwi Suryo menunjukan bahwa 1