b. With Holding System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus, dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak Mardiasmo, 2011:8. Ciri-cirinya, yaitu
wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
c. Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang Mardiasmo, 2011:7. Ciri-cirinya, yaitu: 1
Wewenang untuk menentukan besarya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri;
2 Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang; 3
Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
B. Pajak Penghasilan PPh
1. Pengertian Pajak Penghasilan PPh
Pajak Penghasilan PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dalam suatu Tahun Pajak Mardiasmo, 2011:23. Yang dimaksud dengan penghasilan menurut Pasal 4 ayat 1 UU PPh, penghasilan
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian, penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah dan lain
sebagainya.
2. Undang-undang Pajak Penghasilan PPh
Undang-Undang Pajak Penghasilan PPh Nomor 36 Tahun 2008, mengatur pengenaan PPh terhadap subjek pajak berkenaan dengan
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Undang-undang menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai
pajak yang terutang tidak tergantung kepada Surat Ketetapan Pajak SKP.
3. Subjek Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 2 yang menjadi subjek pajak adalah:
a. 1 Orang Pribadi;
2 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak;
b.
Badan;
c.
Bentuk Usaha Tetap BUT.
4. Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak
Yang tidak termasuk subjek pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2
adalah: a.
Kantor perwakilan negara asing; b.
Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat- pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama- sama mereka dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaanya tersebut serta negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik; c.
Organisasi-organisasi Internasional dengan syarat: 1
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; 2
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman
kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi Internasional sebagaimana
dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia WNI dan tidak menjalankan usaha, kegiatan atau
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
C. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP