yang demikian juga diduga memiliki hubungan persepsi pengetahuan pajak dengan persepsi kepatuhan WPOP menjadi
cukup kuat.
2. Analisis hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Account
Representative dengan Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP
Nilai koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan dan arah hubungan variabel persepsi kualitas pelayanan Account Representative
dengan persepsi kepatuhan WPOP. Hasil analisis menyatakan bahwa persepsi kualitas pelayanan Account Representative dengan persepsi
kepatuhan WPOP memiliki hubungan positif yang cukup kuat, artinya semakin baik pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak maka
semakin patuh juga Wajib Pajak Orang Pribadi dalam membayar pajak. Pelayanan dapat dikatakan berkualitas bila pelayanan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Apabila masyarakat tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan,
maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak berkualitas atau tidak efisien Hardiyansyah, 2011:36.
Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a.
Usia Semakin tua umur seseorang, maka membutuhkan perhatian yang
lebih dibandingkan dengan umur yang lebih dewasa, karena di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umur yang lebih tua seorang bisa dibilang sangat susah untuk mengerti atau menyampaikan informasi yang diberikan oleh
petugas pajak khususnya Account Representative, dibandingkan yang memiliki umur yang lebih dewasa. Pelanggan yang berada
pada masa tua lebih menuntut pelayanan petugas yang ramah, cepat, dan perhatian yang lebih baik agar dapat tersampaikan
informasi yang telah diberikan. Sebagian besar responden penelitian ini, yaitu sebanyak 74
responden 74 telah memasuki masa dewasa, yang diharapkan dapat lebih cepat mengerti atas pelayanan yang di berikan oleh
Account Representative. 26 responden 26 lainnya merupakan responden pada masa tua. Karakteristik usia responden yang
demikianlah yang diduga memiliki hubungan persepsi kualitas pelayanan Account Representative dan persepsi kepatuhan WPOP
menjadi cukup kuat. b.
Pendidikan Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang
dalam mengambil keputusan. Seseorang dengan pendidikan rendah memiliki kecenderungan persepsi yang rendah dalam arti tidak
tetap pada pendirian atau mudah dipengaruhi oleh sesuatu hal. Sebagian besar responden penelitian ini, yaitu sebanyak 23
responden 23 tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga memiliki kecenderungan ber persepsi tidak tetap pada
pendirian sehingga mudah dipengaruhi seseorang. 77 responden 77 lainnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Karakteristik pendidikan responden yang demikian juga diduga memiliki
hubungan persepsi
kualitas pelayanan
Account Representative dengan persepsi kepatuhan WPOP menjadi cukup
kuat. c.
Pekerjaan Menurut Markum 1991 dalam Husada 2009, manusia
memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang
lebih daripada keadaan sebelumnya, dengan bekerja seseorang dapat berbuat yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai
pengalaman. Sebagian besar responden penelitian ini, yaitu sebanyak 35
responden 35 memiliki pekerjaan PNS, 33 responden 33 memiliki pekerjaan wiraswasta, 28 responden 28 memiliki
pekerjaan karyawan swasta, 2 responden 2 memiliki pekerjaan POLRI, 1 responden 1 memiliki pekerjaan wartawan dan 1
responden 1 memiliki pekerjaan guru. Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai PNS yang di harapkan
memiliki pengalaman yang lebih dari pada pekerjaan yang lainya. Karakteristik pekerjaan responden yang demikian juga diduga
memiliki hubungan
persepsi kualitas
pelayanan Account
Representative dengan persepsi kepatuhan WPOP menjadi cukup kuat.
3. Analisis hubungan Persepsi Konsultasi Account Representative