30
Gambar 2. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis
Seseorang mengalami tindakan pelecehan seksual yang dilakukan
oleh atasan atau rekan kerjanya
Secara langsung korban akan mengalami perubahan mood menjadi negatif dalam
bentuk kecemasandepresi Julian, dkk., 1996.
Mengalami pengalaman traumatik
Crooks Karla, 1983
Mengalami Perasaan bersalah self punishment
Crooks Karla, 1983 Pengungkapan perasaan
korban pelecehan melalui bahasa tubuh
Memunculkan emosi negatif yang intens dalam diri korban David Cheek
Leslie, 1968; Fathonah, 2012 Pikiran bawah dasar akan menangkap
pernyataan tersebut David Cheek Leslie, 1968; Fathonah, 2012
Ego tidak bekerja dengan baik, membuat ego mengekspresikan material konflik tersebut melalui
susunan saraf autonom Prawiroharjo, 1973 Membawa masuk ke
dalam alat-alat viseral Roan, 1979
Korban Pelecehan Seksual mengalami Psikosomatis
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian yakni deskriptif dan regresi. Deskriptif adalah penelitian yang melibatkan satu variabel pada satu kelompok tanpa
menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain Purwanto, 2008. Deskriptif digunakan untuk melihat deskripsi pelecehan seksual di
tempat kerja. Regresi adalah penelitian yang menginvestigasi tentang hubungan fungsional di antara beberapa variabel Nawari, 2010. Regresi digunakan untuk
melihat prediksi pelecehan seksual di tempat kerja terhadap munculnya psikosomatis.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian Arikunto, 2006. Variabel merujuk pada
karakteristik atau atribut dari individu atau kelompok yang dapat diukur atau diobservasi dan bervariasi antara individu atau kelompok yang sedang dipelajari
Cresswell, 2007. Penelitian ini menggunakan pelecehan seksual di tempat kerja sebagai variabel bebas atau variabel prediktor dan psikosomatis sebagai variabel
terikat atau variabel kriterium.
32
C. Definisi Operasional 1. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti mengangkat definisi operasional pelecehan seksual di tempat kerja pada
penelitian ini adalah perilaku menghina, merendahkan, mengganggu, merugikan dan tidak diinginkan yang mengandung unsur seksual dan
dilakukan oleh atasan atau rekan kerja secara sengaja dan berulang dalam lingkungan kerja. Perilaku pelecehan seksual di tempat kerja tergolong dalam
tiga dimensi yakni: gender harassment, unwanted sexual attention dan sexual coercion,
dalam bentuk perilaku pelecehan seksual secara fisik, secara verbal, dengan bahasa tubuh, bersifat tertulis atau grafis dan psikologisemosional.
Pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja menggunakan skala SEQ-DoD dengan respon Likert 1 sampai 5. Semakin tinggi skor yang
diperoleh dalam pengukuran menunjukkan semakin sering seseorang tersebut mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
2. Psikosomatis
Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti mengangkat definisi operasional psikosomatis pada penelitian ini adalah
sekumpulan penyakit fisik baik dalam bentuk disfungsi ataupun perubahan patologis yang disebabkan oleh adanya emosi yang berlebihan dalam diri
seseorang yang disalurkan melalui susunan syaraf autonom. Tergolong dari