Uji Hipotesis Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif
88
Hasil tersebut terkait dengan salah satu penelitan yang menemukan bahwa sebagian besar pelaku-pelaku pelecehan seksual di tempat kerja lebih sering
dan senang melakukan pelecehan seksual dalam bentuk perilaku yang tersamar seperti bercanda atau gesture
yang mengandung unsur seksual, dibandingkan perilaku mengajak seseorang berhubungan seksual Welsh,
1999. Hasil pembahasan pertama dapat disimpulkan bahwa perilaku
pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual attention dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat kerja
khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual. Sedangkan perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion cenderung
lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih menyenangi perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak tubuh yang
berunsur seksual. Berdasarkan hasil analisis deskriptif kedua ditemukan pekerja pria
agak feminin, pria feminin, wanita feminin dan wanita agak maskulin cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja
dibandingkan pria maskulin dan wanita maskulin. Dapat dikatakan bahwa pekerja feminin cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja dibandingkan dengan pekerja maskulin. Maskulinitas dan feminintas selalu dikaitkan dengan pandangan
gender Beringhausen Kerstan, 1992; Zulaikha, 2006. Feldman dalam
89
Nauly, 2003 pada penelitiannya menemukan beberapa karakteristik umum maskulin dan feminin. Karakteristik feminin digambarkan emosional,
subjektif, tidak logis, suka mengeluh, lemah, putus asa mudah tersinggung serta tergantung pada orang lain. Karakteristik maskulin digambarkan agresif,
mandiri, objektif, tidak mudah dipengaruhi, percaya diri, logis, kompetitif dan ambisius. Berdasarkan penggambaran karakteristik dapat dijelaskan bahwa
pekerja feminin lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, karena karakterk feminin lebih lemah, tidak agresif dan bergantung pada
orang lain, sehingga karakter feminim lebih sering menerima pelecehan seksual.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif ketiga ditemukan pekerja berusia 21 sampai 30 tahun lebih cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja. Pekerja berusia 18 sampai 20 tahun dan usia 31 sampai 60 tahun lebih cenderung sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Pada perkembangan manusia, usia 21 sampai 30 tahun tergolong dalam usia orang dewasa awal. Dalam segi kehidupan sosial, orang-orang dewasa awal
akan mencari keintiman emosional dan fisik kepada teman sebaya atau pasangan romantis. Hubungan ini mengisyaratkan keterampilan seperti
kesadaran diri, empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, pembuatan keputusan
seksual, penyelesaian
konflik dan
kemampuan untuk
mempertahankan komitment Papalia, Olds Feldman, 2008.