Jenis – Jenis Psikosomatis Psikosomatis 1. Pengertian Psikosomatis

26 menggunakan tujuh aspek dalam pengukuran psikosomatis yang sama dengan hasil temuan klasifikasi psikosomatis oleh Prawiraharjo 1973. Respon skala menggunakan format Likert dengan skor 1 sampai 4.

C. Dinamika Pelcehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis

Secara keseluruhan penelitian tentang pelecehan seksual di tempat kerja menemukan bahwa dampak pelecehan seksual adalah efek negatif Maypole Rosemarie, 1983 baik dampak negatif secara fisik maupun secara emosional Crooks Karla, 1983. Hasil penelitian Julian, dkk. 1996 menemukan dampak secara langsung yang dialami korban pelecehan seksual adalah merubah mood korban menjadi negatif dalam bentuk kecemasan danatau depresi. Seseorang bisa mengalami gangguan secara fisik akibat adanya gangguan secara psikis atau emosi dalam diri El Quussy, 1974. Canon dalam Roan, 1979 telah menyelidiki adanya hubungan yang sangat erat antara kondisi emosi seseorang dengan fungsi tubuh seseorang, misalnya hubungan erat antara susunan saraf autonom dengan rasa takut atau marah. Ketika seseorang memiliki tekanan emosi yang bereaksi secara berlebihan, hal tersebut mampu mengakibatkan gangguan fisik Kartono Gulo, 1978. Tebbets dalam Fathonnah, 2012 menjelaskan bahwa suatu tekanan mental yang berlebihan yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti marah, benci, dendam, takut dan perasaan bersalah dapat mengakibatkan munculnya gejala psikosomatis. 27 Prawiroharjo 1973 menjelaskan bahwa ketika fungsi ego tidak berfungsi dengan baik, yang berarti ego tidak bisa menyalurkan material-material konflik dengan benar, menyebabkan ego akan mengekspresikan material konflik tersebut ke dalam susunan saraf autonom, sehingga menimbulkan reaksi psikosomatis. Roan 1979 menjelaskan bahwa proses emosi yang terdapat pada otak dapat disalurkan melalui susunan saraf autonom ke dalam alat-alat viseral sehingga menimbulkan gejala psikosomatis. Ketika seseorang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau rekan kerja nya, maka secara langsung korban pelecehan seksual tersebut akan mengalami perubahan mood menjadi negatif baik dalam bentuk kecemasan ataupun depresi Julian, dkk., 1996. Ketika mood negatif tersebut muncul secara intens dan bereaksi secara berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual Kartono Gulo, 1979 serta ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan material konflik tersebut mood negatif, maka membuat ego akan mengekspresikan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom Prawiroharjo, 1973 ke dalam alat-alat viseral Roan, 1979 sehingga menimbulkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis. Korban pelecehan seksual dapat mengalami pengalaman traumatik dan perasaan bersalah ketika dirinya dilecehkan Crooks Karla, 1983. Pengalaman masa lalu yang bersifat trauma dan rasa bersalah diri atau self punishment mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri korban pelecehan