98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa :
1. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual attention
dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat kerja khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual.
2. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion cenderung lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih
menyenangi perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak tubuh yang berunsur seksual.
3. Pekerja dengan karakteristik feminin cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja
4. Pekerja dengan usia 21 sampai 30 tahun cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
5. Pekerja dengan pendidikan terakhir SMASMK, D1, D2, D3 dan S1D4 cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
6. Pekerja yang bekerja kurang dari setahun hingga 10 tahun cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
99
7. Pekerja yang memiliki rekan kerja di dominasi oleh jumlah pria cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
8. Pekerja dengan jabatan kerja Supervisor dan Staf cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
9. Pekerja yang bekerja di bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri, Kesenian dan Hiburan, Jasa Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung
banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. 10. Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja didominasi oleh jumlah pria.
11. Pelaku pelecehan wanita lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual attention dan gender harassment dalam bentuk
verbal. 12. Pelaku pelecehan pria lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku
unwanted sexual attention, gender harassment dan sexual coercion dalam
bentuk verbal dan non verbal. 13. Hipotesis penelitian diterima yang menunjukkan bahwa pelecehan seksual di
tempat kerja mampu memprediksi munculnya psikosomatis. 14. Persamaan regresi linear sederhana pada uji regresi data adalah Y = 48.477 +
0.322. X
1
15. Kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja dalam memprediksi munculnya psikosomatis sebesar 12.1 , 87.9 100 - 12.1 diprediksi
oleh variabel lain.
100
B. Saran
1. Bagi Pekerja a. Agar lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan atasan dan rekan
kerja, karena hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar perilaku pelecehan seksual yang sering terjadi di tempat kerja adalah
perilaku yang tersamar seperti bercanda, berbicara atau gesture yang mengandung unsur seksual.
b. Para pekerja diharapkan menambah wawasan mereka terkait bentuk- bentuk pelecehan seksual di tempat kerja, khususnya bagi para pekerja
yang rentan mengalami pelecehan seksual, seperti: wanita, pekerja dengan jabatan staf, pekerja baru,
c. Para pekerja diharapkan meningkatkan agensi dalam diri mereka, sehingga para pekerja berani untuk menolak atau melawan serta lebih
waspada terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja mereka.
2. Bagi AtasanDirekturPemilik Tempat Kerja a. Pemilik jabatan tertinggi di tempat kerja diharapkan untuk melindungi
para pekerja mereka terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerjanya.
b. Atasan juga diharapkan secara tegas memiliki sanksi-sanksi yang diberikan kepada pelaku pelecehan seksual di tempat kerja, sehingga