Keterangan : Nilai 85 – 100 = A
Nilai 70 – 84 = B Nilai akhir :
X 100 = 100
Nilai 65 – 74 = C
Nilai 65 = D
3.6.2 Non Tes
Menurut Hasyim 1997:35 instrumen non tes merupakan penelitian yang mengukur kemampuan siswa secara langsung dengan tugas rill dalam
proses pembelajaran. Jenis instrumen non tes lebih mengutamakan pada sikap, keterampilan, tingkah laku siswa dan hasil jawabanya subjektif. Instrumen ini
memiliki beberapa jenis yaitu observasi, wawancara, kuisoner, inventori, penugasan, portofolio, daftar cocok, jurnal, dan penilaian diri. Dalam
penelitian yang peneliti lakukan adalah menggunakan instrumen observasi dan instrumen wawancara. Penggunaan instrumen penelitian non tes yang
dilakukan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut: 3.6.2.1 Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keadaan kelas dan menemukan masalah yang terjadi di kelas II SD N Karangsari Yogyakarta.
3.6.2.2 Wawancara Wawancara merupakan instrumen non tes yang dilakukan oleh peneliti
kepada guru kelas II SD N Karangsari Yogyakarta. Wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi pada siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Peneliti menuliskan 3 pertanyaan pada daftar pertanyaan Jumlah Jawaban Benar
Total Skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara NO
Indikator Pertanyaan
1 Kemampuan
Menulis
1. Apakah siswa telah paham mengenai materi yang diajarkan oleh guru?
2. Apakah siswa mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru?
3. Apakah siswa telah dapat menulis dengan baik dan benar?
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengambil data perlu dilakukan ujicoba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reabilitas.
Instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar memperoleh kegiatan yang valid Arikunto, 2009:64. Instrumen tersebut telah diuji kevalidan dan
kereabilitasnya di SD N Karangsari Yogyakarta pada siswa kelas II tahun ajaran 201520016 dengan jumlah 11 siswa.
3.7.1 Jenis-jenis Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid bila dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak akan diukur. Menurut Sukardi 2011:121 uji validitas
digunakan untuk menguji tingkat kepercayaan instrumen sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian. Sedangkan menurut Aritonang 2007:25
validitas merupakan kemampuan sebuah instrumen untuk mengukur karakterisrik dari variabel yang dimaksud. Jadi menurut pendapat para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa uji validitas merupakan kemampuan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik dari variabel sebelum
digunakan untuk mengambil data penelitian supaya data dapat dipercaya kevalidannya.
Validitas dibagi menjadi tiga jenis yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas berdasar kriteria Kerlinger, 1990:42. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk . Peneliti menggunakan validitas konstruk karena validitas konstruk dapat memastikan
bahwa alat ukur yang dipakai oleh peneliti benar-benar mengukur konsep bukan mengukur variabel lain. Dalam penelitian ini peneliti juga memvalidasi
instrument untuk memastikan supaya tiap soal yang akan diujikan valid dengan meminta pertimbangan dari para ahli menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik untuk memeriksa keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data. Triangulasi dilakukan bertujuan untuk melakukan pengecekan data yang diperoleh dari lapangan. Peneliti
menggunakan teknik triangulasi karena didasarkan pada pengumpulan data dan analisis data. Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah
teknik triangulasi sumber yaitu orang-orang yang dekat dengan informan validator dan teknik triangulasi metode yaitu pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. 3.7.1.1 Validitas Isi
Validitas isi berkaitan dengan ketepatan alat ukur yang ditinjau dari isi alat ukur. Isi alat ukur harus sesuai dengan kurikulum yang sedang diajarkan.
Validitas isi yang diperoleh harus melalui proses analisis, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar. Hasil tes pada