96
5.4.11 Persepsi Seluruh Stakeholders
Persepsi seluruh stakeholders merupakan persepsi dari berbagai pendapat responden yang diolah dengan mencari nilai rata-rata geometrik sehingga menjadi
persepsi bersama dengan bobot nilai yang baru untuk setiap faktor. Berdasarkan persepsi seluruh stakeholders, faktor yang paling berpengaruh dalam
pengembangan perkebunan lada di Kabupaten Belitung dengan nilai Consistency Ratio CR 0,0065 secara berurutan adalah lahan 0,4391, sumberdaya manusia
SDM 0,2297, teknologi 0,1453, pasar 0,1107 dan modal 0,0751 Gambar 33. Lahan menjadi faktor yang paling mempengaruhi pengembangan
perkebunan lada. Faktor lain yang berpengaruh secara berurutan berdasarkan tingkat pengaruhnya adalah sumberdaya manusia SDM, teknologi, pasar dan
modal.
.
Gambar 33. Hasil analisis AHP faktor utama berdasarkan persepsi seluruh stakeholders
Keberadaan dan kondisi lahan mempunyai dampak besar dalam pengembangan perkebunan lada. Luasan lahan yang semakin berkurang dengan
terjadinya konversi lahan akan menjadi ancaman bagi eksistensinya perkebunan lada di Belitung. Faktor kedua yang juga berpengaruh besar adalah sumberdaya
manusia SDM. Kualitas SDM yang baik sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi dan mencarikan solusi di tengah makin terbatasnya lahan.
Perkebunan lada yang bersifat intensif dalam lahan yang terbatas, diharapkan mampu meningkatkan produksi lada. Faktor ketiga yang menjadi prioritas adalah
teknologi. Keberadaan teknologi baik sisi budidaya, pasca panen maupun
0,1453 0,0751
0,1107 0,2297
0,4391 Teknologi
Modal Pasar
SDM Lahan
97 pengolahan akan berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
lada yang diproduksi.
Pasar menjadi faktor selanjutnya yang penting dalam upaya pengembangan perkebunan lada. Jaminan pasar sangat dibutuhkan untuk
meyakinkan petani agar tertarik mengusahakan perkebunan lada. Stabilitas dan kelayakan harga serta daya serap pasar harus diperhatikan agar petani yang
mengusahakan lada dapat memperoleh keuntungan yang layak. Faktor terakhir yang juga tidak boleh diabaikan yaitu modal. Ketersediaan modal pribadi dari
petani lada akan mengurangi ketergantungan pada pinjaman dana pemerintah. Namun keberadaan pinjaman dana pemerintah juga tetap dibutuhkan dengan
didukung pengelolaan yang baik sehingga pinjaman dana tersebut dapat bergulir dari satu petani ke petani lainnya yang membutuhkan. Dari berbagai faktor-faktor
utama yang mempengaruhi pengembangan perkebunan lada, maka selanjutnya dicari urutan kriteria prioritas dari masing-masing faktor utama tersebut. Berikut
ini diuraikan urutan prioritas dari masing-masing kriteria dari setiap faktor seperti pada Gambar 34.
. Gambar 34. Hasil analisis AHP kriteria dari faktor utama berdasarkan persepsi
seluruh stakeholders
0,3339 0,48
0,1861 0,1509
0,3178 0,5313
0,2049 0,1116
0,6836 0,069
0,3807 0,5503
0,3482 0,0977
0,5541
0,2 0,4
0,6 0,8
Teknologi Pengolahan Teknologi Pasca Panen
Teknologi Budidaya Ketersediaan Tenaga Kerja
Etos Kerja Keterampilan Teknis Budidaya
Efisiensi Rantai Pemasaran Penyerapan Produk
Kelayakan dan Kestabilan harga Sistem Ijon
Pinjaman Dana Pemerintah Modal Pribadi
Kesesuaian Lahan Harga Lahan
Konversi Lahan
98 Berdasarkan Gambar 34 dapat diketahui bahwa masing-masing faktor
utama yang berpengaruh pada pengembangan perkebunan lada memiliki masing- masing kriteria yang terkait dengan faktor tersebut. Menurut persepsi semua
stakeholders, kriteria dari faktor lahan yang utama untuk diperhatikan adalah konversi lahan. Konversi lahan dianggap penting karena akan menyebabkan
semakin berkurangnya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk perkebunan lada. Kriteria dari faktor modal yang paling penting adalah ketersediaan modal pribadi.
Artinya stakeholders berharap agar petani mampu mengurangi ketergantungan dengan pemerintah dan bisa berusaha tani secara mandiri.
Kriteria dari pasar menurut pandangan stakeholders yang paling penting adalah kelayakan dan kestabilan harga. Harga jual lada yang fluktuatif sering
membuat petani kurang yakin untuk mengusahakan perkebunan lada. Dari sisi SDM, kriteria keterampilan teknis budidaya menjadi kriteria utama. Hal ini karena
keterampilan teknis budidaya dianggap mampu mengelola perkebunan lada secara intensif guna meningkatkan produksi ditengah kondisi lahan yang semakin
terbatas. Teknologi pasca panen dianggap oleh stakeholders menjadi kriteria terpenting dari faktor teknologi. Hal ini karena pasca panen dianggap penting
dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas lada yang dihasilkan disamping berupaya mengurangi kehilangan hasil panen looses.
5.5 Arahan dan Strategi Pengembangan Perkebunan Lada di Kabupaten Belitung