50
4.2 Kependudukan dan Sosial Budaya
Pada bagian kependudukan ini dikemukakan bahasan mengenai penduduk dan kepadatannya serta sosial budaya yang ada di Kabupaten Belitung. Dalam sub
penduduk akan diuraikan jumlah sebaran penduduk per kecamatan dan di sub sosial budaya akan diuraikan mengenai kondisi sosial budaya penduduk di
Kabupaten Belitung. Masing-masing karakter tersebut diuraikan secara tersendiri sebagai berikut.
4.2 .1 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Belitung hasil registrasi tahun 2011 berjumlah 162.328 jiwa, terjadi penambahan 6.689 jiwa atau mengalami penambahan
sebesar 4,3 dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan penduduk di setiap kecamatan relatif tidak merata. Nilai tertinggi di Kecamatan Selat Nasik
mencapai 6,41 dan terendah di Kecamatan Membalong sebesar 3,01 Tabel 6. Pertumbuhan jumlah penduduk tahun 2009-2010 ditunjukkan dengan
angka negatif karena pada tahun 2010 ada koreksi jumlah penduduk oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung.
Tabel 6. Perkembangan penduduk per kecamatan di Kabupaten Belitung tahun 2009-2011
Kecamatan Jumlah Penduduk
Pertumbuhan 2009
2010 2011
2009-2010 2010-2011 Membalong
23.670 22.045
23.232 -6,87
5,38 Tanjungpandan
95.762 90.336
93.058 -5,67
3,01 Badau
12.560 11.898
12.644 -5,27
6,27 Sijuk
27.053 25.336
26.984 -6,35
6,5 Selat Nasik
7.243 6.024
6.410 -16,83
6,41 J u m l a h
166.288 155.639 162.328 -6,4
4,3 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung 2012
Kepadatan penduduk bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Kecamatan Tanjungpandan memiliki kepadatan paling tinggi yaitu
sebesar 246 jiwakm
2
sedangkan Kecamatan Membalong memiliki nilai kepadatan
51 penduduk paling rendah yaitu 26 jiwakm
2
. Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan, dapat dilihat melalui sex ratio. Pada tahun 2011 sex ratio
penduduk adalah 106. Ini berarti bahwa terdapat 106 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan. Secara lengkap tingkat kepadatan penduduk dan
sex ratio di Kabupaten Belitung pada akhir tahun 2011 ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Kepadatan penduduk dan sex ratio menurut kecamatan di Kabupaten Belitung tahun 2011
Kecamatan Luas
Daerah km
2
Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk jiwakm
2
Laki- laki
Perem- puan
Sex Ratio Jumlah
Membalong 909,55 12.010 11.222
107 23.232
26 Tanjungpandan 378,448 47.521 45.537
104 93.058
246 Badau
458,2 6.646
5.998 111
12.644 28
Sijuk 413,992 13.973 13.011
107 26.984
65 Selat Nasik
133,5 3.317
3.093 107
6.410 48
J u m l a h 2.293,69 83.467 78.861
106 162.328
82 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung 2012
4.2.2 Sosial Budaya
Penduduk asli adalah etnis Melayu yang kemudian mengalami akulturasi dan asimilasi dengan berbagai etnis lainnya, yaitu etnis Melayu Riau, Padang,
Palembang, Bugis, Cina, Jawa dan lainnya. Berdasarkan agama, Islam merupakan agama yang dominan dianut oleh penduduk yaitu sebesar 91,61. Pemeluk
agama lain adalah Budha sebanyak 6,37, Protestan 1,02, Katholik 0,55 dan Hindu 0,45. Kebudayaan Melayu, Cina, agama Islam dan kepercayaan yang
dibawa oleh etnis Cina telah banyak berpengaruh terhadap pola-pola kebudayaan dan pola relasi sosial masyarakat Kabupaten Belitung. Etnis Cina yang datang ke
Pulau Belitung pada dasarnya memiliki asal usul yang sama dengan yang datang ke Pulau Bangka yaitu bekerja sebagai buruh tambang timah.
4.3 Perekonomian Daerah
Kondisi perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan dari sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.
52 Struktur ekonomi ini dapat dilihat dari distribusi Produk Domestik Regional
Bruto PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku. Struktur perekonomian di Kabupaten Belitung didominasi oleh empat sektor utama yaitu
sektor pertanian, industri pengolahan dan jasa-jasa serta perdagangan, hotel dan restoran. Keempat sektor ini memiliki share lebih dari 10 dalam kurun waktu
lima tahun terakhir. Sektor lain memiliki share yang kurang dari 10. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tidak terjadi perubahan struktur perekonomian
yang signifikan di Kabupaten Belitung, namun PDRB mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 1,753 trilyun pada tahun 2006 menjadi 2,904
trilyun rupiah pada tahun 2010. Distribusi PDRB Kabupaten Belitung menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2006-2010 dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Persentase distribusi PDRB Kabupaten Belitung atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2006-2010
No Lapangan Usaha Tahun
2006 2007
2008 2009
2010 1 Pertanian
23,96 25,13
24,48 24,55
24,18 2 Pertambangan
dan Penggalian 12,42
9,26 8,57
8,28 7,81
3 Industri Pengolahan 20,62
21,21 22,79
22,57 22,10
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
1,37 1,32
1,25 1,20
1,13 5 Bangunan
6,28 6,69
7,20 7,62
8,29 6 Perdagangan, Hotel
dan Restoran 14,77
14,82 14,07
13,83 14,06
7 Pengangkutan dan Komunikasi
4,51 4,82
4,54 4,35
4,32 8 Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan 3,53
3,57 3,21
3,18 3,26
9 Jasa-Jasa 12,55
13,18 13,87
14,42 14,84
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung 2012 Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap perekonomian Kabupaten Belitung. Sub sektor perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor pertanian yang diikuti oleh sub sektor
perkebunan. Sektor pertanian menyumbang 24,18 dari total PDRB Kabupaten Belitung . Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang kedua terbesar di
53 bawah sektor pertanian dengan nilai share 22,10. Sektor ketiga dan keempat
ditempati oleh sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan,hotel dan restoran dengan nilai share PDRB masing-masing 14,84 dan 14,06. Sementara sektor yang
lain memberikan kontribusi yang relatif kecil dengan total share masing-masing di bawah 10.
4.4 Potensi Pertanian di Kabupaten Belitung