III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung.
Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara geografis, Kabupaten Belitung terletak antara 10708’-
10758,5’ Bujur Timur dan 0230’-0315’ Lintang Selatan dengan luas wilayah daratan 2.293,69 km
2
. Kegiatan persiapan, penelitian lapang, pengolahan dan analisis data serta penyusunan tesis dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan
April sampai September 2012. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian
3.2 Sumber Data dan Informasi Penelitian
Sumber data dan informasi pada penelitian ini berasal dari : a.
Sumber data primer
SELA T
GASPAR
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
20 Data primer bersumber dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh
stakeholders yang terkait dengan usaha budidaya lada baik sebagai pelaku utama, pembuat kebijakan maupun yang terlibat dalam pemasaran lada baik pedagang
pengumpul tingkat desa, kecamatan maupun eksportir. Beberapa pihak yang terlibat menjadi responden dalam penelitian ini meliputi unsur Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Belitung, Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal Kab. Belitung, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kab.
Belitung, Anggota DPRD Kab. Belitung, Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada BP3L Provinsi Kep. Bangka Belitung, akademisi dari
Universitas Bangka Belitung, Tokoh Masyarakat, Penyuluh Pertanian, UPTD Balai Informasi Penyuluhan Pertanian dan petani lada.
b. Sumber data sekunder Data sekunder bersumber dari dari Badan Pusat Statistik BPS Kab.
Belitung, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kab. Belitung, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab.Belitung, Balai Besar Sumberdaya Lahan
Pertanian, Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada BP3L Provinsi Kep. Bangka Belitung, International Pepper Community IPC serta
instansi-instansi lain yang berkompeten dengan data-data yang diperlukan. 3.3 Metode Pengumpulan Data
Mengawali pelaksanaan penelitian, dilakukan penggalian data dan informasi dasar dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari instansi-instansi terkait,
melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan meminta pendapat melalui kuesioner kepada pelaku
utama petani dari perwakilan tiap kecamatan, pembuat kebijakan atau dinas terkait, pelaku pemasaran lada, penyuluh pertanian dan akademisi. Informasi dan
data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar untuk kuesioner utama.
Pengambilan sampel responden untuk wawancara dilakukan dengan teknik sampling non probabilitas yaitu dengan melalui pendekatan purposive sampling
dimana sampel responden ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian. Penentuan jumlah responden dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut.
21 Untuk melakukan wawancara dan pengisian kuesioner pada kuesioner
pendahuluan, maka dilakukan pengambilan sampel dari berbagai pihak yang terkait dengan usaha budidaya lada baik dari unsur pelaku utama petani lada
yang tersebar di tiap kecamatan, pembuat kebijakan Dinas Pertanian dan Kehutanan dan Bappeda Kabupaten Belitung, Penyuluh Pertanian, Ketua
Kelompok Tani, Balai Informasi Penyuluhan Pertanian Kabupaten Belitung, akademisi dan tokoh masyarakat. Jumlah semua responden berjumlah 35 orang.
Kuesioner pada tahap pertama akan menjadi dasar pertanyaan pada kuesioner utama baik untuk kuesioner Analytical Hierarchy Process AHP maupun analisis
A’WOT.
Kuesioner utama digunakan untuk menjaring persepsi responden guna mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan perkebunan
lada yang dilakukan dengan teknik Analytical Hierarchy Process AHP dimana wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pendekatan purposive
sampling, dan sampel responden ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian. Dalam pelaksanaan Analytical Hierarchy Process AHP, jumlah
responden dipilih sebanyak 10 sepuluh orang yang mewakili Bappeda Kabupaten Belitung, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Belitung, Dinas
Peridustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Belitung, Anggota DPRD Kabupaten Belitung, akademisi dari Universitas Bangka Belitung,
Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada BP3L Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penyuluh pertanian, UPTD Balai Informasi
Penyuluhan Pertanian, tokoh masyarakat dan petani lada.
Untuk menjaring persepsi responden guna mengetahui faktor-faktor SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats, dilakukan dengan menjaring
persepsi responden dari masing-masing kriteria SWOT tersebut yang bobotnya ditentukan oleh tiap responden melalui perbandingan berpasangan pairwise
comparison. Metode ini disebut metode A’WOT yaitu menggabungkan kombinasi antara AHP dan SWOT . Dalam pelaksanaan A’WOT ini, jumlah
responden ditentukan sebanyak 10 sepuluh orang dengan pendekatan purposive sampling, dimana sampel responden ditentukan berdasarkan pertimbangan
penelitian.
22
3.4 Teknik Analisis Data