57
diliputi oleh semangat kekeluargaan yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepadaTuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi kepentingan bersama.
Dalam pembentukan
perilaku dilakukan
melalui pembiasaan sosialisasi, termasuk perilaku demokratis. Wahana
yang dapat dipergunakan untuk merekonstruksi perilaku demokratis adalah pesantren melalui berbagai kegiatan sehari-
hari, di antaranya pembelajaran di kelas. Suasana dalam proses pembelajaran mempengaruhi terjadinya proses sosialisasi.
Pengembangan suasana kelas yang dilakukan guru ustadz dalam bentuk aplikasi metode mengajar secara kreatif menyebabkan
suasana kelas dan pola sosialisasi menjadi demokratis, yang tercermin dari pola interaksi ustadz dengan santri dan santri
dengan santri.
58
D. Pondok Pesantren dan Pendidikan Demokrasi
1. Sejarah Pesantren dan Komponen-komponennya
Pendidikan dalam ajaran Islam memiliki fungsi membangun akhlakul karimah, sementara pendidikan nasional
hanya mendorong siswa untuk lulus dengan prestasi angka. Ilmu pengetahuan di pesantren ditempatkan menjadi sarana,
sedangkan tujuannya adalah akhlakul karimah.
37
Pesantren yang memposisikan dirinya pendidikan berbasis ilmu ag
ama semenjak dahulu merasa “tidak miskin” hanya karena tidak diperhatikan oleh Negara, tidak dibantu oleh
Negara. Bahkan dengan itu pesantren menjadi semakin besar oleh gotong royong masyarakat sekitarnya sebagaimana
pesantren juga membalas budi kepada masyarakat dengan caranya sendiri agar mereka bisa mengenyam pendidikan dan
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan fenomena ini pesantren sudah mempunyai segmen masyarakat peminat
37
Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional Paradigma Baru, Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2005,
hlm 5.
59
pendidikan alternatif tersendiri, sehingga membuatnya tidak butuh dicampuri apalagi dirubah orientasinya oleh pihak lain.
38
Pendidikan Islam di Indonesia masuk dan berkembang bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu
sekitar abad ke-12 M. Menurut analisa Badri Yatim, para pedagang Muslim yang berasal dari Arab, Persia, dan India
sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M,
39
Namun perkembangan agama Islam pada saat itu hanya sebatas dakwah
dan perdagangan semata dan belum sepenuhnya menyentuh pendidikan.
Indonesia memang memiliki latar belakang historis dan perkembangan pendidikan yang kaya, beragam, dan dinamis. Itu
semua terlihat jelas dengan mendominasinya padepokan asrama
yang tersebar
di seluruh
Nusantara. Pada
perkembangannya tradisi itu menjadi sebuah tradisi yang khas di dalam tatanan masyarakat Indonesia sampai saat ini yang
dikenal dengan sebutan pesantren. Kata pondok berarti tempat
38
Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional Paradigma Baru, Ibid, hlm 5.
39
Badri Yatim, Sejarah Peradaan Islam, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada, 1993, cet. I, hlm 191.