Perkembangan nilai budaya Demokrasi di Pesantren
174
Pada kegiatan inilah, sebenarnya nilai demokrasi lebih terlihat. Masing-masing santri tentu memiliki kecenderungan pribadi
untuk memilih kegiatan yang ia minati. Sesuatu yang ia minati, tentu saja berimplikasi pada besarnya manfaat yang bisa
didapatkan, mengingat umumnya mereka akan mengeksplorasi kemampuan serta bakat mereka dalam kegiatan itu. Ditambah
lagi dengan teman-teman yang memiliki minat serupa maka akan semakin semarak dan segala aktivitas yang dijalankan menjadi
sesuatu yang menyenangkan, jauh dari suasana membosankan.
28
Ekstra kurikuler menjadi wahana ekspresi para santri yang sekaligus menjadi wahana menunjukkan kebebasan berpendapat
dan berkegiatan. Dalam kelompok yang mempunyai minat yang sama, akan terbentuk suatu sistem diskusi yang menarik, masing-
masing santri terlibat aktif dalam perbincangan yang saling membangun. Mereka ibarat menemukan dunia mereka yang
hilang ditelan rutinitas belajar formal dan pengajian, sekumpulan kegiatan yang tentu saja menyita minat mereka untuk
menyalurkan bakat serta hobi mereka. Bisa dikatakan ekstra
28
Wawancara dengan ustazah Masyitoh, Pembina OSMN Putri, Rabu 25 November 2015, di Pesantren Madinatunnajah-Ciputat.
175
kurikuler adalah wadah pelepas penat, namun tidak pula berarti melakukan
kegiatan tanpa
manfaat. Di
Pesantren Madinatunnajah, telah disediakan kotak saran yang gunanya
untuk menyampaikan ide-ide atau saran setiap santri, dan nanti akan dibahas sebelum para santri tidur, ada juga kegiatan
Muqonam Muhadatsah Qobla Naum yaitu pengarahan dari para ustad dan ustazah untuk mengevaluasi semua kegiatan santri
setiap hari.
29
Dalam beberapa foto yang berhasil diabadikan, penulis melihat sebagian santri yang mengikuti ekstra kurikuler Pramuka
dengan antusias. Ini dibuktikan dengan kekompakan mereka dalam baris berbaris, mendirikan kemah, membuat kerajinan dari
tongkat yang diikat sedemikian rupa, hingga saling membantu dalam kegiatan memasak. Para santri menjalani peran mereka di
Pramuka dengan riang gembira. Suasana belajar outdoor yang menjadi
ciri khas
Pramuka, benar-benar
menciptakan keharmonisan dan menyegarkan, sehingga kegiatan demi
kegiatan yang mereka lakukan hampir tidak terasa sebagai
29
Wawancara dengan ustazah Masyitoh, Pembina OSMN Putri, Rabu 25 November 2015, di Pesantren Madinatunnajah-Ciputat.
176
kewajiban yang dipaksakan. Para santri menjalani kegiatan Pramuka juga diberikan kekebasan dalam berpendapat dalam
memutuskan masalah yang dihadapi para santri di dalam kegiatan kepramukaan, contohnya: para santri memberikan ide atau
gagasan dalam berdiskusi.
30
OSMN Organisasi Santri Madinatunnajah sepertinya menjadi perkumpulan santri tempat mereka bisa saling bertukar
pandangan. Jika nilai dan ajaran Pramuka berlaku umum, jikapun ada materi agama sebagai pengayaan maka tidak sampai
mengganti ajaran pokok Pramuka seperti Dasadarma Pramuka atau Trisatya Pramuka, maka OSMN tentu sifatnya lebih khusus.
Setiap organiasi santri merupakan perwujudan dari visi misi Pesantren di mana ia hidup. Dengan begitu, setiap Pesantren bisa
saja mempunyai ADART organiasi yang berbeda, meskipun secara garis besar mempunyai maksud sama, yakni membiasakan
santri untuk mengelola kegiatannya sendiri.
30
Wawancara dengan Pembina pramuka Madinatunnajah: Ustad Aris, Rabu, 25 November 2015, di Kediaman Pesantren Madinatunnajah, Jombang-
Ciputat.
177
Di OSMN,
para santri
belajar bagaimana
mendistribusikan tugas-tugas yang telah ditetapkan, seperti membantu kerja pengurus asrama menertibkan santri, memotori
penggunaan bahasa asing, beberapa kerja kreatif massal seperti penyelenggaraan lomb
a 17 Agustusan, Perayaan Isra Mi’raj, Muharram dan lain-lain. Meksipun pada praktiknya masih
membutuhkan arahan pembina organisasi, namun kemerdekaan santri dalam menentukan apa yang akan mereka lakukan menjadi
adalah yang diutamakan. Pembina tinggal melakukan evaluasi dan mengontrol bagaimana organisasi tersebut berjalan dengan
baik, memberikan pengarahan lanjutan jika terjadi kesalahan, sampai teguran bagi para pengurus yang kedapatan tidak
menjalankan tugasnya. Kepengurusan OSMN sebagai wadah ekspresi para santri
dalam rangka distribusi peran, merupakan keunikan tersendiri. Mereka dipertemukan hampir dalam setiap waktu di pesantren.
Berbeda dengan organisasi serupa yang hidup di sekolah umum, di mana interaksi umumnya dibatasi hanya pada jam sekolah dan
sedikit waktu setelah sekolah. Keterbatasan lain adalah saling
178
berjauhannya rumah
para siswa
sehingga menghambat
komunikasi secara langsung. Gadget memang menjadi sesuatu yang diandalkan, namun tentu saja tidak bisa mewakili kehadiran
dan tatap muka masing-masing anggota organisasi siswa sekolah umum.
31
Dalam menjalani kehidupan di Pesantren Madinatunnajah, tidak ada diskriminasi atau pembedaan kelas di antara para santri.
Tidak ada pengistimewaan santri satu dengan yang lain. Semua santri dikenai peraturan yang sama, mereka menerima kewajiban
dan hak yang sama. Mereka belajar dengan guru yang sama serta memperoleh informasi serta pengetahuan agama yang sama.
Distribusi hak serta kewajiban yang sama inilah, yang kemudian merekatkan para santri untuk saling berkawan dan bersahabat.
Mereka merasa sedang menjalani periode belajar yang diikat dengan semangat kolektif.
Waktu makan menjadi salah satu yang menyita perhatian penulis. Dengan tertib, para santri antre dengan sabar menunggu
31
Wawancara dengan Pembina pramuka Madinatunnajah: Ustad Aris, Rabu, 25 November 2015, di Kediaman Pesantren Madinatunnajah, Jombang-
Ciputat.
179
giliran. Antrian panjang tidak lantas membuat mereka saling berebut, secara umum terlihat rapi, jarang sekali ada santri yang
mencoba mendahului yang lainnya. Terlihat, ketertiban ternyata bisa membuahkan keharmonisan. Di atas meja dan bangku yang
sama bangku dan meja makan berbentuk panjang mereka makan sambil bercerita ringan. Suasana begitu akrab jauh dari
kesan individualistik. Kegiatan kolektif semacam ini menjadi faktor kuat mengikat emosi antarindividu menjadi begitu rekat.
Bukan tidak mungkin, kegiatan makan bersama ini akan membekas dalam kehidupan mereka kelak.
32
Pesantren Madinatunnajah merupakan lembaga belajar yang diikuti oleh santri dari berbagai daerah. Mereka berasal dari
latar belakang profesi orang tua yang berbeda, kultur dan budaya yang berbeda dan lingkungan yang juga berbeda. Beberapa
berasal dari kawasan pedesaan, dan yang lain berasal dari lingkungan urban. Mereka terlibat dalam hubungan yang
menyenangkan, menjalani beragam kegiatan pesantren dengan
32
Wawancara dengan Pembina pramuka Madinatunnajah: Ustad Aris, Rabu, 25 November 2015, di Kediaman Pesantren Madinatunnajah, Jombang-
Ciputat.
180
tanpa meributkan identitas dari mana mereka berasal. Pengurus pesantren memperlakukan santri tanpa pandang bulu. Mereka
mendapat perlakuan yang sama.
33
Keadaan yang jauh lebih kompleks didapatkan manakala santri telah didaulat menjadi pengurus santri, seperti juga OSMN.
Para anggota OSMN akan semakin terbiasa dalam agenda musyawarah, seperti membentuk kepanitian HBI Hari besar
Islam, Agustus-an hingga momen-momen krusial seperti penyidangan santri bermasalah. Mereka dilatih agar bisa
memberikan keputusan
terbaik yang
bisa dipertanggungjawabkan, dan setiap 6 bulan diadakan rapat
pandangan umum tentang program kerja OSMN.
34
Dalam musyawarah, mereka akan terlibat dalam suasana beradu gagasan
yang tidak jarang harus ditentukan dengan voting pengambilan keputusan dengan suara agar konsep yang digulirkan dapat
menjadi keputusan bersama.
33
Wawancara dengan Pembina pramuka Madinatunnajah: Ustad Aris, Rabu, 25 November 2015, di Kediaman Pesantren Madinatunnajah, Jombang-Ciputat.
34
Wawancara dengan ustazah Masyitoh Pembina OSMN Putri Madinatunnajah, Rabu 25 November 2015, di Pesantren Madinatunnajah-Ciputat.
181
Untuk mempererat hubungan antara orang tua santri dan Pesantren Madinatunnjah, biasanya didirikan semacam forum
bersama yang menaungi keduanya. Dalam wadah itu, permasalahan seputar santri dan pesantren dibicarakan dan
dicarikan solusi apabila adalah masalah yang dihadapi. Keterlibatan orang tua dalam forum ini, selain untuk menjaga
intensitas dengan anak yang dititipkan, juga diharapkan mampu menampilkan solusi-solusi kreatif yang dielaborasikan dengan
kebijakan-kebijakan pesantren, terlebih para orang tua tentunya lebih mengenal karakter anak mereka masing-masing ketimbang
para pengurus atau guru di pesantren. Dalam forum ini, musyawarah mufakat sudah tentu menjadi kegiatan yang secara
berkala diadakan.
35
35
Wawancara dengan Pembina pramuka Madinatunnajah: Ustad Aris, Rabu, 25 November 2015, di Kediaman Pesantren Madinatunnajah, Jombang-Ciputat.
182