12 sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
pengkajian Islam pada umumnya, dan khususnya pengembangan budaya demokrasi di pesantren.
2. Secara Praktis:
a Bagi pesantren penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pengkajian bagaimana pesantren sebagai sub sistem pendidikan mampu memberikan sumbangannya dalam membentuk perilaku dan
sikap demokratis santri, dan pesantren dapat menerapkan pendekatan yang tepat dalam membina perilaku dan sikap demokratis santri.
b Bagi santri, penelitian ini dapat mengetahui bentuk prilaku yang
sesuai dengan aturan yang berlaku di pondok pesantren, dan santri dapat mematuhi segala peraturan yang dibuat pesantren.
c Bagi Asatidz dan Ustadzah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan masukan oleh para Asatidz dalam menggunakan proses pembelajaran demokrasi yang mendorong dan menjamin kebebasan
berbicara dan berpendapat, dan mendorong para Asatidz dan Ustadzah untuk lebih meningkatkan perannya sebagai pembimbing
dalam pembinaan sikap dan perilaku santri. d
Bagi orangtua wali santri, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukkan oleh para orang tua untuk lebih mengenal pendidikan di
pesantren dalam mendidik dan membimbing anaknya dalam
13 pembinaan sikap dan prilaku.
e Bagi masyarakat, penelitian ini dapat mendukung pesantren dalam
usaha mencetak santri yang baik dan berguna di masyarakat kelak, dan masyarakat dapat mengetahui keunggulan pesantren dalam
pembinaan budaya demokrasi yang didasarkan pada kebiasaan santri untuk
menghargai dan
menumbuh kembangkan
nilai-nilai kebebasan, toleransi, dan kepercayaan dalam mengembangkan civic
disposition santri.
D. Kajian Terdahulu
Sejauh ini buku atau hasil penelitian yang memberikan perhatian kepada soal nilai-nilai demokrasi di pesantren antara lain adalah:
1. Buku Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, karya Mastuhu. Buku ini meneliti
unsur-unsur dalam sistem pendidikan pondok pesantren, nilai-nilai luhur serta perspektif dan dinamika sistem pendidikan pesantren dalam menghadapi
tantangan zaman. Dalam buku ini Mastuhu mendeskripsikan sistem pendidikan pesantren yang kiranya perlu dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional
seperti pengembangan sumber belajar selain dari kyai, pengembangan pendidikan formal dan membuka akses hubungan luar Pesantren seluas-luasnya.
Ia juga mendeskripsikan sistem pendidikan pesantren yang kiranya sudah tidak perlu dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional dan perspektif pesantren
14
pada masa depan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman.
11
2. Pesantren dan Demokratisasi di Pesantren Nurul Ummah Kotagede
Yogyakarta. Dalam disertasi ini Sabarudin menjabarkan penemuannya bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah kendali
kepemimpinan kyai secara individual. Nilai kebebasan yang hidup dan operasional dalam pendidikan di Pesantren Nurul Ummah meliputi nilai
kebebasan berpendapat, berkelompok, berpartisipasi. Nilai kebebasan tersebut hidup dalam pendidikan di pesantren, baik dalam proses pembelajaran di kelas
maupun dalam proses interaksi yang terjalin antara kyai-santri, Ustadz-santri, maupun antara santri dengan sesamanya. Nilai-nilai tersebut hidup selain
karena faktor ajaran Islam yang terkandung dalam kitab-kitab kuning dan referensi lain yang dipelajari di pesantren, juga karena cara pemahaman kyai
dan ustadz terhadap teks yang tidak tekstualis, serta sikap akomodatif pengasuh pesantren maupun para ustadz pembantu terhadap perubahan sosial
yang terjadi di dalam masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mendukung perkembangan nilai kebebasan pada Pesantren Nurul Ummah adalah:
a Adanya kesadaran akan pentingnya humanisasi pendidikan; b Kesadaran akan perubahan sosial dan sikap akomodatif sivitas pesantren
terhadap pemikiran yang inovatif; c Persentuhan pesantren dengan perguruan tinggi; dan
d Banyaknya media dan kegiatan yang muncul di pesantren.
12
11
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, hlm.12.
12
Sabarudin, Pesantren dan Demokratisasi di Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, Penelitian, Tidak diterbitkan.