Pelajaran Aqidah Akhlak Nilai Demokrasi pada Mata Pelajaran

185 pembahasan mengenai pembentukan diri yang berkepribadian sopan santun, mengetahui adab pergaulan antar manusia, serta berkelakuan mencontoh Akhlak Nabi Muhammad SAW. Merujuk pada model pergaulan Nabi Muhammad SAW, menjadi perhatian penting dalam pengajaran Akhlak. Para santri mendapatkan pengajaran Aqidah Akhlak dibagi ke dalam dua bagian. Pengajaran Aqidah Akhlak di kelas secara formal di luar jam sekolah. Meskipun bagian yang kedua terpisah dengan materi yang ada di sekolah, namun konten dan bahasannya bersifat melengkapi materi di kelas. Bahkan, pengajaran Aqidah dan Akhlak di luar sekolah, terasa lebih bermakna dan mudah diserap oleh santri. Hal ini dikarenakan budaya hidup pesantren yang lebih dominan melingkupi pengajaran jenis kedua. Di samping itu, santri tidak merasa dibebani oleh tugas-tugas yang harus dikerjakan sebagaimana pilihan ganda dan soal essay yang ada di pelajaran sekolah. Santri hanya dituntut serius dan memahami apa yang dijelaskan para ustadz serta mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari khususnya dalam bidang pengajaran akhlak. 186 Materi semacam pengenalan akhlak terpuji akhlah mahmudah dengan akhlak tercela akhlak madzmumah menjadi corong efektif dalam memperkenalkan nilai-nilai demokrasi. Materi mengenai kategorisasi Akhlak ini bisa ditemukan di kelas VII, VIII dan IX Tsanawiyah. Penerimaan kehidupan bersama dengan berbagai macam karakter manusia di dalamnya, menjadi salah satu contoh materi yang bisa dibicarakan dalam rangka membentuk persatuan dan mengeliminir perbedaan suku, budaya serta kakter bawaan para santri. Dalam skup pesantren, membangun kehidupan berdampingan menjadi landasan awal yang perlu dibangun. Hal ini baru bisa dilaksanakan manakala sudah terjadi semacam interaksi yang perlahan mengikir perbedaan-perbedaan bawaan para santri. Sebaliknya, permusuhan, menghasut, sombong serta boros merupakan sifat-sifat yang bisa diperkenalkan pada santri sebagai akhlak mazmumah. Sifat-sifat itu bukan saja bisa mengncam keutuhan persahabatan di pesantren, namun juga bisa menimbulkan sentimen perbedaan yang bisa menyulut api pertikaian. Misalnya saja, ada santri yang berasal dari latar 187 belakang keluarga petani tentu akan tersulut amarahnya bila terus menerus diejek oleh kawannya yan berlatar belakang keluarga pedagang kaya. Sifat berlebih-lebihan dalam hal pakaian serta makanan yang diikiti dengan sifat kikir, juga berpotensi menyulut kriminalitas skala kecil, seperti pencurian serta ghasab menggunakan barang orang tanpa izin. Tidak bisa dielakkan, adanya kasus pencurian di tingkatan pesantren bukan hanya tercipta karena kejahatan santri semata, namun ada faktor-faktor lain yang melatarbelakanginya, seperti kesenjangan ekonomi atau pantulan dari perilaku kikir kawannya. Sifat tercela lain yang dimasukkan ke dalam akhlak tercela adalah ananiyah egois. Sifat serba individual tidaklah cocok bagi kehidupan pesantren yang dekat dengan kebersamaan. Santri yang egois biasanya tidak disukai dan agak sulit membangun kedekatan dengan kawan-kawannya. Untuk itu, penanaman hidup bersama, sederhana dan setara ditanamkan sejak masa Tsanawiyah. Upaya ini juga diperkuat dengan pengajaran toleransi seperti menerima perbedaan sifat serta memahami bermacam-macam kepribadian teman-temannya. 188 Materi-materi semacam ini menjadi salah satu bahan ajar dalam mata pelajaran akidah akhlak yang penting karena sangat efektif menumbuhkan semangat kebersamaan, kesetaraan, gotong royong serta toleransi sebagaimana yang bisa ditemukan dalam nilai-nilai demokrasi. Nilai demokrasi yang bisa didapatkan dari materi pelajaran ini adalah memperkuat basis pengetahuan santri tentang ketertiban. Demokrasi akan berjalan manakala manusianya dapat tertib untuk menjalankan proses dari demokrasi itu sendiri. Aqidah mengajarkan santri untuk mengetahui ketentuan- ketentuan dasar agama yang nantinya bisa memperkuat dasar mereka dalam mendalami materi-materi keagamaan yang lebih berat. Boleh dikatakan aqidah merupakan salah satu pelajaran kunci dan pengetahuan awal yang didapatkan oleh setiap Muslim yang ingin mendalami agama, di samping juga fiqih. Dalam belajar, santri diharapkan mampu menjelaskan dasar pengetahuan agama secara tertib. Aktivitas ini berdampak positif dalam alur nalar beragama mereka, hingga sampai pada pembahasan agama yang dimulai dari permukaan hingga ke hal yang lebih 189 mendalam. Penjelasan ini dapat lancar terbentuk, manakala mereka sudah menertibkan pengetahuan agama mereka. Akan tiba masanya, mereka akan diuji dalam keilmuan yang mendalam atau dalam suasana perbincangan ilmu yang mudah dipahami orang awam. Bidang akhlak juga merupakan wilayah demokrasi yang nyata. Sebagaimana sudah dijelaskan, santri pesantren berasal dari daerah serta keadaan lingkungan dan keluarga yang berbeda. Menurut penuturan Ustadz Aris, pembina asrama putra Pesantren Madinatunnajah, santri pesantren ini berasal dari latar belakang profesi keluarga yang berbeda. Di antara mereka ada yang orang tuanya bermata pencaharian sebagai guru, pengusaha, petani maupun nelayan. 1 Merupakan tugas mendasar dari pihak pesantren untuk meredam ketimpangan sosial yang mungkin terjadi di pesantren. Tindakan itu dilakukan untuk menciptakan iklim persamaan di antara para santri. Kesatuan nasib ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya saling menghargai 1 Wawancara dengan Ustadz Aris, pembina asrama putra Pesantren Madinatunnajah, di kantor asrama putra komplek Pesantren Madinatunnajah, pada 28 Juni 2015. 190 perbedaan, toleransi, serta penguatan persaudaraan yang dilakukan sedari dini, melalui pergaulan di kamar, lingkungan pesantren maupun di kelas. Beberapa nilai demokrasi tersebut adalah sebagian dari upaya pesantren membentuk akhlak mulia para santri. Pada umumnya, persaudaraan antarsantri di pesantren ini terjalin dengan akrab dan baik. Masing-masing santri seperti dipertalikan oleh kepentingan yang sama, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk mengabaikan hidup dan beraktivitas secara kolektif. Dalam pergaulan ini, pengajaran Akhlak begitu ditekankan. Ada perbedaan sikap apabila santri berbicara dengan kawannya dengan ketika ia berbicara dengan guru, musyrif pembina asrama maupun kyai. Di antara ketiga golongan yang bisa dikatakan sebagai wakil orang tua para santri, hanya dengan musyrif-lah, kebanyakan dari santri terlihat lebih terbuka. Hal ini mengingat intensitas dan kedekatan yang tinggi dengan para musyrif yang membawahi satu atau beberapa kamar. Kedekatan ini dimanfaatkan oleh musyrif maupun musyrifah untuk membina 191 Akhlak para santri. 2 Para santri dengan serta merta akan mendengarkan anjuran untuk senantiasa menepati waktu belajar, shalat lima waktu hingga jadwal olahraga. Dengan kata lain, musyrif memiliki tanggung jawab terdepan dalam penanaman akhlak yang terpuji di lingkungan Pesantren. Dalam pada itu, yang dapat ditemukan dalam komunikasi santri dan musyrif itu adalah adanya keterbukaan dan kebebasan mengungkapkan sesuatu. Mata pelajaran akidah-akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah TsanawiyahSMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari dan memperdalam akidah-akhlak sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat atau memasuki lapangan kerja. Pada aspek akidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan prinsip-prinsip 2 Wawancara dengan Ustadz Aris, pembina asrama putra Pesantren Madinatunnajah, di kantor asrama putra komplek pesantren Madinatunnajah, pada 28 Juni 2015. 192 akidah Islam, metode peningkatan kualitas akidah, wawasan tentang aliran-aliran dalam akidah Islam sebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluuhiyah, tauhiid rubuubiyah, tauhiid ash-shifat wa al- af’al, tauhiid rahmuaniyah, tauhiid mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, di samping berupa pembiasaan dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningkatan kualitas akhlak. Secara substansial mata pelajaran akidah-akhlak di Madrasah Aliyah memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Al-Akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama 193 dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. 3

2. Pelajaran al-

Qur’an dan Hadis Pengajaran al- Qur’an dan hadis merupakan materi terpenting dalam pemahaman keagamaan manusia. Kekayaan ilmu agama mereka harus senantiasa terhubung dengan wawasan yang luas akan kandungan al- Qur’an dan hadis. Selain memperoleh pengajaran al- Qur’an dan Hadis di sekolah, setiap hari Senin hingga Sabtu, santri Pesantren Madinatunnajah diwajibkan mengikuti tadarus al- Qur’an secara mandiri pada pukul 18.30 – 20.00. 4 Pengajaran al- Qur’an dan hadis di pesantren ini, memang dibagi dalam beberapa bentuk. Bagi santri tingkatan awal, mereka diwajibkan menghafal surat-surat pendek al- Qur’an dan hadis sebagai pengenalan awal sekaligus penguatan basis pengetahuan 3 Wawancara dengan Ustadzah Masyitoh, Guru Akidah Akhlah di Madrasah Aliyah Pesantren Madinatunnajah, di kantor asrama putri komplek Pesantren Madinatunnajah, pada 10 Oktober 2015. 4 Muplihuddin, Panduan Santri Baru Pondok Pesantren Madinatunnajah Ciputat: Pondok Pesantren Madinatunnajah, 2001, hlm. 30. 194 agama mereka. Para guru memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan para santri dengan kalimat yang mudah dimengerti siswa. Biasanya, hafalan al- Qur’an dan hadis ini beberapa di antaranya tetap mereka jaga, guna kepentingan muhadharah atau latihan pidato. Apa yang mereka hafal dan pahami, berikutnya ditransformasikan sesuai dengan pemahamannya ke dalam materi muhadharah sehingga terlihat kesinambungan pengajaran al- qur’an dan hadist tersebut dengan latihan pidato mereka. Setidaknya mereka mendapat kemudahan, karena tidak harus bersusah-susah mencari dalil al- Qur’an maupun hadis. Pengajaran jenis kedua, biasanya diikuti oleh para santri senior, kelas 2 atau 3 Aliyah, adalah menitikberatkan pada pemahaman kontekstual pada kandungan al- Qur’an dengan hadis. Selain juga tetap menghafal al- Qur’an dan hadis, pada kesempatan ini, para santri diizinkan mengeksplorasi pemahaman mereka akan ayat-ayat al- Qur’an serta Hadis dan dilatih memberikan penjelasan yang kritis, namun tetap dalam batasan koridor pembahasan yang ditentukan gurunya. Oleh sebab itu,

Dokumen yang terkait

Strategi komunikasi Kh. M. Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan pondok pesantren madinatunnajah Jombang Ciputat Tangerang Selatan

0 30 101

Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan

2 26 105

PERBANDINGAN PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAQ DAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN Perbandingan Penerapan Nila-nilai Akhlaq dan Etika dalam Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 4 27

PERBANDINGAN PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAQ DAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PONDOK PESANTREN Perbandingan Penerapan Nila-nilai Akhlaq dan Etika dalam Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Ta'mirul Islam Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 15

PENANAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KMI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH SIMO PENANAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KMI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 20

PENANAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KMI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH PENANAMAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KMI PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 14

INTERNALISASI NILAI-NILAI IBADAH SYAUM DI PONDOK PESANTREN : Studi Kasus Kesalehan Sosial di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta.

0 1 48

NILAI NILAI DEMOKRASI DALAM ISLAM

0 0 10

NILAI NILAI DEMOKRASI DALAM ISLAM UNTUK (1)

0 0 13

nilai tradisi dan nilai demokrasi

1 1 12