Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM berperan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi maupun penyediaan lapangan kerja. Berdasarkan data tahun 2010, besaran proporsi Produk Domestik Bruto PDB dari sektor UMKM hingga 56 persen serta tingkat penyerapan tenaga kerja di atas 97 persen menjadikan sektor UMKM sebagai sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia pada umumnya. Perusahaan UKM juga akan terdorong mengelola usahanya secara profesional dan tata kelola yang bagus best practice Kementerian Keuangan, 2013. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan usaha ekonomi produktif milik badan perorangan atau badan usaha perorangan dan memenuhi kriteria yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sumber: UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM No Usaha Kriteria Asset Omzet 1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2 Usaha Kecil 50 Juta – 500 Juta 300 Juta – 2,5 Miliar 3 Usaha Menengah 500 Juta – 10 Miliar 2,5 Miliar – 50 Miliar 2 Dengan kriteria di atas, menjadikan UMKM menjadi kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar karena memiliki kriteria yang dapat dipenuhi bagi pelaku usaha. Dengan jumlahnya yang cukup besar, UMKM juga dapat menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena menjadi usaha ekonomi produktif yang mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Tabel 1.2 Jumlah Pertumbuhan UMKM di Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik 2014 Berdasarkan data yang ditunjukkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa UMKM pada tahun 2012 memiliki jumlah sebanyak 56.534.592 unit usaha, naik 2,41 dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah UMKM yang besar tersebut menunjukkan bahwa UMKM sangat menentukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam proses penentuan di mana konsumen melakukan pembelian produk UMKM tidak lepas dari faktor lokasi. Lokasi merupakan saluran distribusi yaitu jalur yang digunakan untuk perpindahan produk dari produsen ke No Indikator Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah UMKM Unit 51 409 612 52 764 603 53 823 732 55 206 444 56 534 592 2 Pertumbuhan UMKM Persen 2,52 2,64 2,01 2,57 2,41 3 Jumlah tenaga kerja UMKM Orang 94 024 278 96 211 332 99 401 775 101 722 458 107 657 509 4 Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UMKM Persen 3,90 2,33 3,32 2,33 5,83 3 konsumen. Konsumen cenderung memilih lokasi yang dekat dengan pusat keramaian dan mudah diakses untuk melakukan pembelian. Menurut Ma’ruf 2006:115, suatu gerai yang memiliki lokasi yang tepat cenderung akan lebih sukses dibanding gerai lainnya yang berada pada lokasi yang kurang strategis, meskipun keduanya memiliki kesamaan atau serupa. Dari pengertian di atas, maka penentuan lokasi menjadi penting dalam menentukan kesuksesan pelaku UMKM dalam membuka usahanya, apabila salah dalam menentukan lokasi maka akan menimbulkan dampak buruk ke depannya bagi pelaku usaha UMKM. Saat konsumen mengunjungi toko maupun outlet UMKM untuk membeli produk suasana toko store atmosphere yang menarik tentunya dapat membuat konsumen merasa nyaman dalam melakukan pembelian. Peritel menggunakan pencayahaan, warna, musik dan aroma untuk menstimulus persepsi dan emosi konsumen dan mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Atmosphere mengacu kepada sebuah lingkungan yang menstimulus lima panca indera konsumen. Banyak peritel yang menyadari keuntungan tambahan dalam mengembangkan atmosfer yang melengkapi aspek lain dari desain toko dan barang dagangan Levy and Weitz, 2011:490. Dengan pengaturan atmosfer toko yang baik maka dapat menciptakan kenyamanan di benak konsumen, namun apabila pengaturan atmosfer toko buruk dapat menjadikan kesan buruk di benak konsumen dan konsumen akan enggan untuk berkunjung kembali. 4 Dalam perkembangan UMKM di Indonesia tidak lepas dari bagaimana cara komunikasi yang baik untuk meningkatkan penjualan. Word of Mouth atau biasa disebut WOM merupakan bagian yang penting dari strategi komunikasi pemasaran Hadi, 2008:109. Konsumen menggunakan Word of Mouth untuk membicarakan puluhan merek setiap hari, dari media dan produk entertainment seperti film, pertunjukan televisi, dan juga mempublikasikan tentang produk makanan, pelayanan travel dan toko ritel. Word of Mouth yang positif kadang-kadang terjadi secara begitu saja dengan sedikit iklan, namun hal itu juga dapat dikelola dan difasilitasi. Hal ini efektif untuk bisnis kecil dengan siapa konsumen mungkin merasa hubungan yang lebih personal Kotler dan Keller, 2012:568. Word of Mouth merupakan tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain antar pribadi baik merek, produk maupun jasa. Saluran komunikasi personal yang berupa ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut dapat menjadi metode promosi yang efektif karena pada umumnya disampaikan dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen, sehingga konsumen yang puas dapat menjadi pesan berantai yang diterima banyak orang. Menurut Irianti dan Soesanto 2011, word of mouth tidak saja memberi dampak positif tetapi juga dampak negatif, atau yang sering disebut dengan negative word of mouth. Hal tersebut diakibatkan oleh sifat manusia yang lebih senang menceritakan ketidakpuasan daripada menceritakan kepuasannya pada suatu produk. Dalam mengantisipasi terjadinya negatif word of mouth ini, perusahaan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada 5 para konsumen agar menimbulkan kepuasan dan memunculkan positive word of mouth. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, banyak dari UMKM yang melakukan pamasaran melalui internet, atau yang dikenal dengan E-commerce. E-commerce merupakan penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis Laudon dan Traver, 2011:10. Dengan menjalankan pemasaran berbasis E-commerce, pembeli dan penjual dapat bertransaksi tanpa bertatap muka secara langsung dan dengan begitu UMKM dapat menjangkau konsumen dengan mudah dan dalam cakupan yang luas. Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Sumber: wearesocial.com 2015 E-commerce yang dilakukan para pelaku UMKM salah satunya adalah dengan memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran yang dapat meningkatkan penjualan dan tidak memerlukan biaya pemasaran yang mahal. Pemasaran media sosial merupakan tambahan terbaru dalam dunia pemasaran di mana digunakan untuk menjalin komunikasi pada rencana pemasaran 6 terpadu. Menurut Kotler dan Keller 2012:568 media sosial adalah cara bagi konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio dan video informasi satu sama lain dengan perusahaan ataupun sebaliknya. Di Indonesia, total masyarakatnya memiliki jumlah yang sangat besar yakni 255.5 juta jiwa, dan 72 juta di antaranya adalah pengguna internet yang aktif menggunakan media sosial. Dengan jumlah yang besar tersebut, dapat menjadi peluang para pelaku UMKM untuk menjaring konsumen secara massal. Namun para pelaku UMKM masih menganggap media sosial sangat rumit hingga tak banyak yang memanfaatkan media sosial. Begitu pula dengan program pemerintah yang masih berjalan sendiri-sendiri, seharusnya pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidang informatika dapat bersinergi untuk memajukan UMKM Putri, 2013. Salah satu daerah yang memiliki UMKM dengan jumlah yang cukup banyak adalah Kota Tangerang Selatan. Berbatasan langsung dengan Ibu kota DKI Jakarta membuat Kota Tangerang Selatan menjadi lokasi yang potensial untuk pertumbuhan UMKM. Pada Tahun 2012, data Badan Pusat Statistik BPS mencatat laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan mencapai angka 8,7. Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang terdapat di atas nilai rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional 6. Di Kota Tangerang Selatan, ada sekitar lima jenis UKM atau industri kerajinan yang meliputi kerajinan kayu berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit Sucipto, 2013. Dengan jumlah di atas, industri makanan menjadi salah satu terbanyak di kota Tangerang Selatan, 7 beberapa dari usaha makanan tersebut adalah KEIBAR, Waroeng Steak, WhatsUp Cafe, Sahabat Kopi dan lain-lain. Salah satu UMKM yang populer adalah KEIBAR Ciputat, kedai roti bakar KEIBAR berawal dari tenda bongkar pasang dan kini telah memiliki cabang tetap di Pamulang, Cibubur dan Ciputat. Ruko pertama berlokasi di Pamulang, selanjutnya disusul dengan dibukanya KEIBAR cabang Ciputat. Saat pertama kali dibuka, KEIBAR cabang Ciputat langsung mengalami waiting list. Buka setiap hari, KEIBAR cabang Ciputat tidak pernah absen mengalami waiting list Ayu, 2016. UMKM yang berdiri sejak tahun 2013 itu menyediakan menu unggulan seperti roti bakar toblerone, mie goreng telur smokedbeef dan minuman iced greentea latte Uza, 2014. Dengan menjual produk makanan roti bakar dengan topping yang unik menjadikan KEIBAR salah satu UMKM yang berbeda dengan UMKM lainnya di sekitar Tangerang Selatan. Di sisi lain, banyak UMKM yang tidak mengalami peningkatan omzet bahkan cenderung menurun atau yang biasa disebut usaha musiman. Para pelaku UMKM ini tidak dapat berkembang karena hanya dapat membidik pasar tertentu saja, bisnis musiman ini tidak dapat survive juga dikarenakan konsumen pasarnya yang tidak dapat loyal kepada UMKM ini yang menyebabkan UMKM tumbuh dan hilang Munthe, 2015. Hal ini harus diwaspadai agar di kemudian hari hal seperti ini tidak terjadi pada KEIBAR Ciputat dengan memperhatikan lokasi, store atmosphere, word of mouth dan media sosial dari KEIBAR Ciputat. 8 Berdasarkan latar belakang yang diutarakan di atas, muncul masalah apakah Lokasi, Store Atmosphere, Word of Mouth dan media sosial berpengaruh terhadap Proses KeputusaFn Pembelian Ulang Konsumen KEIBAR Ciputat. Oleh sebab itu di dalam menyusun skripsi penulis mengambil judul “PENGARUH LOKASI, STORE ATMOSPHERE, WORD OF MOUTH DAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KONSUMEN KEIBAR CIPUTAT ”. B. Rumusan dan Pertanyaan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Usaha Kecil dan Menengah UKM mempunyai peran yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan dan merupakan motor penggerak pertumbuhan aktivitas ekonomi nasional. Peran penting UMKM ini diimbangi dengan pertumbuhan UMKM yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Tangerang Selatan. Salah satu UMKM yang ada di Kota Tangerang Selatan saat ini adalah KEIBAR. Sebelum konsumen membuat keputusan untuk membeli di KEIBAR Ciputat, ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen. Maka dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah Lokasi, Store Atmosphere, Word of Mouth dan Media Sosial berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat. 9 Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pertanyaan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat? 2. Apakah Store Atmosphere berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat? 3. Apakah Word of Mouth berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat? 4. Apakah Media Sosial berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat? 5. Apakah variabel Lokasi, Store Atmosphere, Word of Mouth dan Media Sosial secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian Ulang konsumen KEIBAR Ciputat?

C. Tujuan Penelitian