Pengembangan kebun benihbibit Analysis of Value Chain System And Marketing Strategy Seaweed In Southeast Maluku Regency, Maluku Province

c. Dukungan dunia usaha dan perbankan Dukungan dunia usaha dan perbankan dalam pemberian kredit ke nelayan dalam bentuk pinjaman kredit yang disebut sebagai KUR kredit usaha rakyat . d. Akses sarana transportasi memadai Akses sarana transportasi laut dan darat dari dan ke Kabupaten Maluku tenggara terbuka bebas dan memadai. e. Spektrum pasar nasional dan internasional Spektrum pasar yang sngat luas meliputi pangsa pasar nasional dan internasional dalam bentuk produk : rumput laut basah, kering dan olahan rumput laut dalam skala industri kecil dan menegah seperti sirup, dodol, permen kerupuk dll. f. Memiliki peluang investasi Memiliki peluang investasi pengembangan bisnis rumput laut dalam bentuk skala rumah tangga dalam bentuk home industri dan industri pabrik pengolahan skala kecil dan menegah dengan pola kemitraan. g. Adanya loyalitas pelanggan Meskipun masih memiliki sedikit pasar dalam memasarkan produknya namun terdapat pelanggan yang setia membeli produk yang ditawarkan, hal ini dapat di jadikan peluang agar selalu menjaga mutu dari rumput laut sesuai selera dan menjaga kepercayaan yang diberikan. 2. Ancaman a. Hama dan penyakit yang menyerang Salah satu penyebab nelayan merasa takut gagal dalam menjalankan usaha rumput laut adanya serangan hama dan penyakit yaitu penyakit ice-ice yang di tandai dengan warna putih pucat, dan tindakan pencegahan yang dilakukan nelayan masih sangat minim karena hanya membersikan rumput laut dari kotoran-kotoran yang menempel. b. Fluktuasi harga penjualan yang tidak menentu Fluktuasi harga penjualan yang tidak menentu di akibatkan karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah yang mengakibatkan adanya penentuan harga sepihak ke nelayan. c. Belum adanya lembaga yang mengawasi kualitas mutu Belum adanya lembaga di kabupaten Maluku tenggara yang dapat mengawasi kualitas dan mutu baku dari hasil budidaya rumput laut. d. Tidak adanya kegiatan yang bersifat kontinue Tidak adanya kegiatan yang bersifat continue dan merata dari pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia. e. Kurang adanya kerjasama dengan perusahaan pengolahan Kurang adanya peningkatan kerjasama dengan perusahaan pengolahan. f. Iklim dan cuaca yang tidak menentu Iklim dan cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman dalam menjalankan usaha budidaya rumput laut misalnya pada pergantian musim yang dapat mengakibatkan serangan hama dan penyakit sehingga nelayan harus paham benar apa yang harus dilakukan jika iklim dan cuaca tidak menentu ini sehingga gagal panen dapat di antisipasi.

5.3 Matriks internal dan eksternal

Proses dari berbagai strategi pengembangan dapat menentukan prioritas strategi. Untuk menetapkannya perlu dibuat matriks Internal dan matriks Eksternal dari strategi pemasaran rumput laut hasil analisis matriks IFE dapat disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Hasil analisis matriks IFE Faktor Internal Bobot A Rating B Skor AxB I. KEKUATAN A. Pemanfaatan lahan yang potensial 0.091 4 0.363 B. Kondisi peraiaran yang subur 0.100 4 0.400 C. Program pemerintah yang mendukung program pengembangan budidaya rumput laut 0.107 4 0.430 D. Nelayan memiliki motivasi yang tinggi 0.111 4 0.444 II. KELEMAHAN E. Pengetahuan SDM yang masih rendah 0.122 1.333 0.163 F. Keadaan alam yang tidak mendukung proses pengolahan 0.089 2 0.178 G. Kurangnya sarana infrastruktur 0.107 2 0.214 H. Keterbatasan Modal 0.115 1 0.115 I. Kurangnya kegiatan promosi 0.094 1.667 0.157 J. Belum adanya arsip pembukuan 0.063 0.167 0.010 TOTAL 1.000 2.474 Sumber : Data diolah 2013 Tabel 26 Hasil analisis matriks EFE Faktor Eksternal Bobot A Rating B Skor AxB

1. PELUANG

A. Pasar rumput laut dalam negeri masih terbuka 0.065

4 0.261 B. Dukungan pemerintah 0.074 3.667 0.270

C. Dukungan dunia usaha dan perbankan 0.069

3 0.208

D. Akses sarana transportasi yang memadai 0.080

3 0.240

E. Spektrum pasar nasional dan internasional 0.073

3.333 0.242 F. Memiliki peluang investasi 0.080 3.333 0.267

G. Adanya loyalitas pelanggan 0.075

3 0.224

2. ANCAMAN

H. Hama dan penyakit yang menyerang 0.090

2 0.18

I. Fluktuasi harga penjualan 0.079

2 0.158 J. Belum adanya lembaga yang mengawasi kualitas mutu 0.085 1.667 0.142

K. Tidak adanya kegiatan yang bersifat kontinu 0.058

1.667 0.096 L. Kurang adanya kerja sama dengan perusahaan pengelolah 0.076 2 0.152

M. Iklim dan cuaca yang tidak Menentu

0.096 2 0.192 TOTAL 1.000 2.634 Sumber : Data diolah 2013