Poin utama yang dievaluasi dalam rantai nilai produk rumput laut

Tabel 11 Distribusi penduduk menurut jenis kelamin Nama Desa Laki-Laki orang Perempuan orang Jumlah orang Rasio Sathean 906 892 1.798 109 Letvuan 599 591 1.190 105 Kantor Kecamatan Kei Kecil, Proyeksi Tahun 2011, Kabupaten Maluku Tenggara Untuk jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di desa sathean dan desa letvuan banyak yang telah lulus sekolah menengah atas, bahkan ada di desa sathean yang lulus pada tingkat pasca sarjana, tabel 12 akan menyajikan jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan. Tabel 12 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan Nama Desa Belum tamat SD orang SD orang SMP orang SMA orang DII orang DIII orang STARA- 1 orang STRATA- 2 orang Jumlah orang Sathean 325 423 341 579 45 40 45 1 1.798 Letvuan 147 339 320 350 4 10 20 1.190 Kantor Kecamatan Kei Kecil, Proyeksi Tahun 2011, Kabupaten Maluku Tenggara

1.3 Nelayan Pembudidaya

Nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara menurut kategori nelayan, terdiri atas nelayan perorangan dan kelompok nelayan yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan Kei Besar memiliki jumlah nelayan terbesar yaitu 882 orang dan Kecamatan Kei Kecil Barat memiliki jumlah nelayan terkecil yaitu 291 orang. Pada tahun 2007 secara keseluruhan jumlah nelayan perorangan mengalami peningkatan dari 257 orang namun terjadi peningkatan di tahun 2008 menjadi 735 orang dan terus mengalami peningkatan tahun 2009 menjadi 2.773 orang Tabel 13. Sebagian besar nelayan perorangan memilih membentuk kelompok nelayan untuk dapat meningkatkan volume hasil budidaya dan memperluas lahan budidaya rumput laut Tabel 13 Jumlah nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara Kecamatan Jumlah RumahTangga Nelayan Nelayan Orang Jumlah Kelompok Nelayan Rata-Rata NelayanKlmpk Kei Kecil Kei Kecil Barat Kei Kecil Timur Kei Besar Kei Besar Utara Timur Kei Besar Selatan 594 350 414 1.007 544 465 980 291 220 882 100 300 258 163 182 293 165 177 610.67 268 272 727.33 269.67 314 2009 2008 2007 2006 3.374 3.125 3.979 - 2773 735 257 1.265 764 625 575 2470.67 1541.33 1620.33 - Sumber : DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2010 Berbeda dengan kelompok nelayan di mana terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun 2006 sampai 2009. Berdasarkan hasil survei dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab penurunan nelayan perorangan ini dipengaruhi oleh nelayan sambilan tambahan yang sudah beralih profesi. Sementara penyebab dari kelompok nelayan yang mengalami peningkatan adalah bantuan dari pemerintah daerah lebih ditujukan kepada kelompok nelayan dan bukan pada nelayan perorangan. Peningkatan Pendapatan dalam pengembangan budidaya rumput laut per orang per tahun dimulai dari Tahun 2007 dengan luas lahan pemanfaatan 3.68 Ha dengan jumlah pembudidaya 257 orang menghasilkan Rp. 857.900 per orang. Pada Tahun 2008 Nelayan pembudidaya bertambah menjadi 735 orang dan menghasilkan 7,777.950 per orang atau bertambah Rp. 6,437.700 dengan pemanfaatan lahan seluas 72 Ha. Tahun 2009 juga mengalami peningkatan pendapatan sebesar 14,215.650 seiring dengan bertambahnya jumlah nelayan pembudidaya sebanyak 2.773 orang. Tahun 2010 dengan jumlah nelayan pembudidaya menjadi 3.558 dengan perluasan pemanfaatan lahan sebesar 2,373.62 menghasilkan pendapatan per tahun senilai 13,695.641. Tabel 14 menyajikan tingkat pendapatan nelayan selama 4 tahun terakhir. Tabel 14 Pendapatan masyarakat pembudidaya rumput laut Sumber : Data DKP Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2011

1.4 Keadaan Ekonomi

Perkembangan keadaan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara yang terus meningkat, belum menjamin pencapaian tujuan pembangunan yakni mewujudkan perekonomian tangguh dan berdaya saing demi terciptanya kesejahteraan rakyat. Perlu adanya peningkatan dari beberapa sektor penting yang dibarengi dengan berbagai kebijakan perekonomian penting sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah akan berada dalam kisaran 10 di tahun 2025. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2010 atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 5,71, stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 5.06 dan tahun 2008 sebesar 4.61 Gambar 6 meskipun ada kecenderungan mengalami perlambatan. Agregasi dari laju pertumbuhan ekonomi tiap-tiap sektor menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi daerah region secara keseluruhan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2010 yang sebesar 5.71 tersebut, memiliki pertumbuhan sektoral dengan kisaran antara 3.69 - 15.82 dan secara rata-rata laju pertumbuhannnya cukup stabil dibandingkan dengan keadaan tahun 2009 dan tidak ada sektor mengalami perubahan signifikan. No. Tahun Pendapatan pembudidayaTahun Rp Luas Lahan Ha 1. 2007 857.900 3.68 2. 2008 7,777.950 32

3. 2009

1,215.650 785.66

4. 2010

13,695.641 2,373.62 Gambar 7 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara 2011 Kisaran pertumbuhan yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa sektor yang tumbuh cukup pesat sementara ada sektor lain yang pertumbuhannya lambat meskipun secara agregat pertumbuhan ekonominya relatif stabil. struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara yang ditunjukan oleh distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan secara sektoral, sektor pertanian adalah penyumbang terbesar dalam perekonomian daerah ini dengan sub sektor andalannya yakni perikanan. Perekonomian Maluku Tenggara secara garis besar merupakan perekonomian yang berbasiskan pada Sektor-sektor Jasa Sektor Tertier , yang memberikan kontibusi sebesar 57.03 246.151.7 juta rupiah, dengan ditumpu oleh sektor primer sebesar 39.84 166.269.5 Juta rupiah sementara kontribusi sektor sekuder kecil hanya sebesar 3.12 13,039.47 Juta rupiah Secara sektoral, sektor pertanian adalah penyumbang terbesar dalam perekonomian daerah ini dengan sub sektor andalannya yakni perikanan. Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertanian sebesar 39.39 dengan kontribusi terbesar dari sub sektor Perikanan yakni 23.66. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai kontribusi sebesar 33.63 dan didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 33.45. Kontribusi sebesar 16.72 yang merupakan kontribusi terbesar ketiga diperoleh dari sektor jasa-jasa dan 15.16 diantaranya berasal dari sub sektor pemerintahan umum. Tabel 15 Pertumbuhan sektoral di Kabupaten Maluku Tenggara. Sektoral Kontribusi

1. Pertanian

2. Perdagangan:

o Hotel dan Restoran o Perdagangan besar dan eceran 3. Jasa: 4. Subsektor pemerintahan umum 5. Angkutan dan komunikasi 39.39 33.63 33.45 16.72 3.80

6. Keuangan, Persewaan dan Jasa

perusahaan. 7. Sektor lainnya 8. Sektor industri pengolahan 2.88 3.57 0.24 Sumber : Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara 2011

1.5 Lokasi pengembangan dan komoditi budidaya rumput laut di Kabupaten

Maluku Tenggara Potensi sektor kelautan dan perikanan Maluku Tenggara yang besar jika dikelola dengan sebaik-baiknya diperkirakan di masa datang akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Secara umum di Kabupaten Maluku Tenggara memiliki penentuan kompetensi inti industri tahun 2010 yang diuraikan dalam lima komoditas unggulan yakni: Umbi-umbian, kelapa, ikan laut, rumput laut dan mutiara dengan dua produk unggulan diantaranya: rumput laut dan mutiara yang difokuskan kepada produk rumput laut. Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan bagian dari sumber devisa bagi daerah dan budidayanya sebagai sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di Kabupaten Maluku Tenggara yang sangat potensial. Perkembangan industri rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara sangat pesat ditandai dengan meningkatnya suplai bahan baku, yang saat ini mencapai 1200-1500 Ton. Budidaya rumput laut hasil produksi nelayan desa Sathean permusim panen setiap 45 hari tambah penjemuran dua bulan sekali panen rata- rata adalah: 100 – 150 Ton dan terdapat 6-7 kali panen, sementara harga rumput laut kering di jual dengan harga: Rp. 7000 – 10.000 perkilogram. Untuk Desa Letvuan rata-rata 80 Ton permusim tanam. Daerah pengembangan dan komoditi budidaya di Kabupaten Maluku Tenggara yang potensial untuk dikembangkan disajikan pada Tabel 16. Secara umum daerah yang paling potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya adalah kecamatan Kei Kecil, karena perairan di wilayah ini memenuhi persyaratan budidaya laut. Sedang kecamatan Kei Besar, luasan daerah terlindung dari pengaruh perubahan iklim terbatas sehingga kawasan yang cocok untuk budidaya hanya di sekitar Teluk Elat, Teluk Ngafan dan Teluk Wairat.