Kec. Kei Kecil Analysis of Value Chain System And Marketing Strategy Seaweed In Southeast Maluku Regency, Maluku Province

Tabel 20 Aktivitas pendukung AK T IF IT AS P E NU D UK UN G INFRASTRUKTUR a. Sarana transportasi yang cukup memadai untuk mengoptimalkan proses pengangkutan hasil budidaya rumput laut antar pedagang pengumpul. b. Ketersediaan sarana jalan yang cukup memadai karena sebagian jalan yang ada telah di hotmix c. Pembagunan fisik pabrik pengolahan rumput laut yang sudah mencapai 90. SUMBERDAYA MANUSIA a. Adanya program peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan melalui pelatihan dan magang pembudidaya yang bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. b. Pembimbingan oleh tenaga professional untuk pekerjaan dalam pabrik pengolahan rumput laut yang didatangkan dari kementerian perindustrian dan perdagangan. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI 1. Selain pembangunan pabrik, pengadaan alat-alat pabrik juga telah didatangkan didukung dengan pembangunan Depo, Penyimpanan dan Lantai Penjemuran, serta pengembangan kawasan minapolitan. PEMBELIAN 1. Sistem tata niaga yang belum terkoordinir dengan baik yang seharusnya mengacu pada norma industrialitas. 2. Kegiatan pasar belun maksimal pelaku rantai nilai belum menerapkan prinsip win-win solution. 3. Kurangnya promosi investasi sampai memfasilitasi kemitraan antara pembudidaya dengan investor terhadap akses teknologi, pasar dan modal usaha sehingga pemerataan fluktuasi harga dapat teratasi. Sumber : Data diolah 2012

3.3 Value chain system dalam budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku

Tenggara Hasil uraian penelitian dalam aktifitas utama: 1 logistik kedalam yang dimulai dari persediaan pembibitan yang memiliki nilai tambah karena bibit dihasilkan secara pribadi dan tidak dibeli, pembibitan ini pun secara terus- menerus dapat dihasilkan dengan demikian maka tidak ada biaya tambahan untuk pembelian bibit oleh nelayan pembudidaya sehingga persiapan untuk pengolahan dapat dimaksimalkan sesuai dengan modal yang cukup. 2 Operasi merupakan bagian yang memiliki banyak proses dengan persiapan modal yang harus cukup karena kurangnya infrastruktur yang memadai baik dalam proses pengolahan budidaya, maupun transportasi serta keadaan alam yang dapat mengakibatkan kerugian. Perlunya biaya-biaya tambahan bahkan modal yang tidak cukup untuk pengembangan usaha budidaya. Dalam hal ini, pemerintah seyogyanya mempunyai andil yang besar untuk melakukan kegiatan yang telah diprogramkan untuk pengembangan usaha ini secara berkesinambungan. Dimulai dari proses pengolahan dengan perlengkapan yang terbatas, pengawasan mutu produksi yang tidak ada, pemeliharaan budidaya rumput laut saat terserang hama dan penyakit yang hanya dengan tindakan seadanya karena minimnya sumber daya manusia sehingga dapat mengakibatkan gagal panen dan mengalami kerugian dan kurangnnya tenaga professional untuk tindakan pendampingan. 3. Logistik Keluar, nelayan pengolah budidaya rumput laut lebih berperan aktif dan lebih membutuhkan tenaga kerja ekstra pada saat pengumpulan maupun penyimpanan atau penggudangan hasil panen dikarenakan luas lahan yang mencapai 25 hingga 50 meter, dengan adanya penambahan tenaga kerja maka ada biaya sewa tambahan yang dihitung perbulan