yang paling tepat menggunakan kata, gambar, atau tindakan. Kemudian, pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai
media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu promosi, harus
men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan
pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya
demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk mengenkoding
suatu makna. Tahap kedua adalah pendekodingan, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan
mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.
2.8. Metode pemeringkatan langsung Direct Rating Method
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah promosi yang berkaitan dengan kemampuan promosi tersebut untuk mendapatkan
perhatian. Berikut ini adalah 5 variabel yang digunakan dalam Metode Penentuan Peringkat Langsung :
a.
Perhatian Attention
Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Faktor-faktor yang menentukan perhatian
adalah determinan pribadi dan determinan stimulus.
b.
Pemahaman
Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan
diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. c.
Respon Kognitif
Respon kognitif memperlihatkan bahwa penerimaan sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman.
d. Respon Afektif
Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan suatu stimulus. Keragaman respon afektif dapat disederhanakan menjadi
tiga dimensi utama yaitu : riang, negatif dan hangat. e.
Sikap Terhadap Promosi Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung
terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut.
2.9. Uji Korelasi Pearson Product Moment
Korelasi Pearson Product Moment merupakan metode statistik yang sering digunakan pada statistik parametrik. Statistik parametrik merupakan
bagian dari statistik inferensi. Penggunaan statistik parametrik ini harus disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti distribusi data pada
sampel harus normal, jumlah sampel terhitung harus sama atau lebih besar dari 30. Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel
yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan. Uji korelasi ini tidak membedakan jenis variabel tidak ada
variabel dependent maupun independent. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi Nugroho, 2005.
2.10. Hasil Penelitian Terdahulu
Megawati 2009 dalam penelitiannya menganalisis Efektivitas Promosi Terhadap Banyaknya Pengunjung Taman Safari Indonesia, Cisarua.
Efektivitas promosi Taman Safari Indonesia diukur melalui segi komunikasi dan penjualan. Dari segi komunikasi, promosi menggunakan EPIC Model
dengan nilai EPC rate sebesar 3,99 menunjukkan responden menilai bahwa promosi yang dilakukan sudah efektif baik dari segi empati, persuasi,
dampak, dan komunikasi. Dari segi penjualan menggunakan analisis korelasi pearson, dihasilkan korelasi yang kuat antara biaya promosi above
the line dan below the line. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r sebesar 0,423
dan 0,476.
Jayanti 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death By Chocolate Spageti
Restaurant, Bogor. Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan EPIC model menunjukkan bahwa dimensi empati dan persuasi masuk ke dalam
skala efektif. Sedangkan dimensi dampak dan komunikasi hanya masuk dalam skala cukup efektif. Namun, hasil pengukuran secara keseluruhan
menunjukkan bahwa promosi DBC spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi efektif EPIC rate sebesar 3,44. Pengukuran efektivitas
promosi dengan Direct Rating Method DRM menunjukkan bahwa promosi DBC Spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi yang baik total
skor direct rating sebesar 70,32. Biaya promosi secara ATL yang dikeluarkan oleh DBC Spageti Restaurant memiliki korelasi negatif yang
signifikan terhadap jumlah penjualan. Sedangkan, biaya promosi secara BTL tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap jumlah penjualan.
Nilai koefisien korelasi biaya promosi ATL, terhadap jumlah penjualan sebesar -0,999 dan nilai koefisien korelasi biaya promosi BTL terhadap
jumlah penjualan sebesar 0,410.
Sari 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya
Ancol, Jakarta. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Jakarta meliputi empat bauran
promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, dan hubungan masyarakat. Hasil pengukuran efektivitas promosi dengan EPIC
Model menunjukan EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,725, yang artinya
bahwa promosi Dunia Fantasi masuk dalam kategori promosi yang efektif.
Sukma 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi Above The Line dan Below The Line PT. Pakuan Studi Kasus
Sawangan Golf. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Pakuan terdiri dari promosi above the line yang berupa promosi website, billboard, brosur
dan promosi below the line yang berupa turnamen bulanan, kerja sama dengan tour and travel, kerjasama dengan perpesi serta pemasaran by phone.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perhatian konsumen terhadap
promosi above the line dapat dikatakan berimbang yaitu berkisar 20-30 persen meskipun persentase tertinggi pada media brosur 29. Pada media
promosi below the line, media promosi yang paling mendapat perhatian
adalah marketing by phone 42 dan turnamen bulanan 41.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan EPIC Model, tingkat keefektifan promosi above the line dan below the line berada pada rentang
skala cukup efektif yaitu sebesar 2,6-3,4. Nilai EPIC Rate promosi above the line sebesar 3,047 dan nilai EPIC Rate promosi below the line sebesar
3,147. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Direct Rating Method, tingkat keefektifan promosi above the line dan below the line
berada pada rentang skala yang cukup baik yaitu sebesar 40-60. Nilai direct rating promosi above the line sebesar 56,5 dan nilai direct rating promosi
below the line sebesar 58,36. Berdasarkan hasil analisis regresi, nilai R² yang didapat sebesar 31,7 persen. Nilai R² yang didapat menunjukkan
bahwa model regresi yang dihasilkan kurang baik.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan
semakin banyaknya alternatif pilihan objek wisata dan perkembangan kunjungan wisatawan baik itu wisatawan nusantara atupun wisatawan
mancanegara. Dengan adanya peningkatan jumlah jumlah objek wisata dan jumlah wisatawan, setiap pengelola tempat wisata harus berkompetisi untuk
menawarkan serta menginformasikan keunikan dan keunggulannya seperti keindahan objek wisata, fasilitas hiburan, harga, hingga pelayanan untuk
menarik perhatian pengunjung
Taman Bunga Nusantara adalah salah satu tempat wisata agro yang terletak di Kabupaten Cianjur dan termasuk kawasan Puncak, dimana
Puncak merupakan tempat yang sering dikunjungi wisatawan khususnya yang berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
Jabodetabek. Hal tersebut membuat pihak TBN perlu merumusan strategi pemasaran yang tepat untuk menghadapi kondisi persaingan tersebut
. Kegiatan promosi merupakan salah satu kunci untuk mendorong kegiatan
pemasaran, sehingga strategi promosi dapat dijadikan salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan.
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam permasalahan penelitian
adalah menganalisis efektivitas kegiatan promosi yang dilakukan oleh TBN
berdasarkan tujuan promosinya. Kegiatan promosi yang dilakukan yaitu above the line, below the line, dan juga word of mouth. Kegiatan promosi
bukan hanya harus dilakukan secara terus-menerus, akan tetapi harus efektif dalam hal mengkomunikasikannya. Efektivitas promosi dapat terlihat dari
bagaimana perusahaan dapat mencapai target dan tujuan yang telah ditentukan. Selain itu, efektivitas promosi dapat diukur melalui beberapa
kriteria yaitu penjualan dan komunikasi. Dari sisi penjualan dilihat dari kesesuaian antara biaya promosi yang dikeluarkan dengan banyaknya
pengunjung yang datang. Sedangkan untuk mengukur efektivitas promosi