Analisis Pendapatan Usaha Kerangka Pemikiran Teoritis

tempe memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan makanan sumber protein hewani tersebut. Tempe dapat memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dan dapat menunjung investasi kesehatan guna menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai aktor pembangunan. Tingginya konsumsi tempe menyebabkan usaha tempe pun ikut merambah di kota dan pedesaan. Kelurahan Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal salah kelurahan di Kota Bogor yang paling banyak terdapat usaha tempe, yaitu sebanyak 31.05 persen dari total pengrajin di Kota Bogor terdapat di Kelurahan Kedung Badak. Banyaknya usaha tempe tersebut mengakibatkan ketersediaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan kesejahteraan para pengrajin tempe selaku pelaku usaha menjadi sangat penting. Oleh karena itu, Primkopti Kota Bogor hadir guna menghimpun dan membina usaha dan kesejahteraan para pengrajin tempe tahu beserta keluarganya di Kota Bogor. Adanya Primkopti Kota Bogor ini, para pengrajin tempe dapat bergabung menjadi anggota dan dapat menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Primkopti Kota Bogor. Fasilitas yang disediakan antara lain dapat memperoleh kedelai dengan mudah dan murah karena harga yang ditetapkan sudah termasuk simpanan Rp 50 per kg, namun harga yang ditetapkan sama dengan harga kedelai di pasaran, dapat melakukan simpanan dan pinjaman, serta mendapatkan Sisa Hasil Usaha SHU di setiap tahunnya. Adanya Primkopti Kota Bogor tersebut masih terdapat pengrajin tempe yang belum menjadi anggota. hal tersebut dikarenakan sudah tidak ada insentif untuk bergabung menjadi anggota, seperti subsidi harga kedelai. Terdapat perbedaan status keanggotaan tersebut dapat menimbulkan perbedaan struktur biaya produksi sehingga dapat menimbulkan perbedaan juga pada pendapatan yang diterima pengrajin dan titik impas BEP atau minimal yang harus diproduksi atau dijual dari usaha pembuatan tempe yang dijalani. Oleh karena itu, perlu dikaji mengenai struktur biaya, pendapatan, dan bagaimana titik impas BEP baik dalam unit kg maupun dalam nilai Rp dari usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti Kota Bogor di Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal. Pengkajian terhadap struktur biaya, pendapatan, dan titik impas BEP tersebut dibedakan berdasarkan skala usaha yang dilihat dari penggunaan kedelai per hari. Hal tersebut dikarenakan skala usaha yang berbeda juga akan mengakibatkan struktur biaya, pendapatan, dan titik impas BEP yang berbeda- beda. Pada akhirnya dapat ditentukan mana skala usaha tempe anggota dan non- anggota Primkopti Kota Bogor yang efisien dari segi biaya dan pendapatan sehingga dapat dijadikan masukkan saran untuk dapat meningkatkan pendapatan. Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Skema Kerangka Pemikiran Operasional Tempe yang bernilai gizi tinggi menyebabkan semakin merambahnya konsumsi dan usaha tempe. Ketersediaan bahan baku kedelai dan kesejahteraan para pengrajin tempe menjadi sangat penting. Primkopti Kota Bogor Anggota Non Anggota Skala usaha Skala usaha Analisis struktur biaya, pendapatan, rasio RC, dan titik impas BEP Peningkatan pendapatan usaha tempe Kelurahan Kedung Badak merupakan kelurahan di Kota Bogor yang terdapat pengrajin tempe dalam jumlah yang cukup banyak di Kota Bogor.