Tabel 4.4 Metode perhitungan struktur biaya berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai Rpharikg tempe
Komponen Biaya Anggota
Non Anggota Skala I
Skala II Skala III Skala I
Skala II Skala III A.
Biaya Tunai 1.
PBB 2.
Sewa bangunan 3.
Kendaraan 4.
Sewa kendaraan 5.
Pemeliharaan alat pemecah kacang kedelai
6. Pemeliharaan pompa air
7. Penyusutan alat pemecah
kacang kedelai 8.
Penyusutan rak 9.
Penyusutan kompor 10.
Penyusutan drum 11.
Penyusutan ember 12.
Penyusutan ayakan 13.
Penyusutan keranjang 14.
Penyusutan pompa air 15.
Penyusutan bangunan 16.
Kedelai 17.
Ragi 18.
Pembungkus tempe plastikdaun pisang
19. Listrik
20. Kayu bakar
21. Tenaga kerja luar keluarga
22. Tabung gas
Total Biaya Tunai B.
Biaya Tidak Tunai 1.
Tenaga kerja dalam keluarga Total Biaya Tidak Tunai
Total Biaya Sunber: Data Primer, 2015
Biaya penyusutan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
4.4.2. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan dilakukan pada usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti Kota Bogor di Kelurahan Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal pada
masing-masing skala usaha untuk mengetahui total pendapatan yang diperoleh dari usaha rumah tangga yang dijalankan. Analisis pendapatan dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Rumus pendapatan atas biaya tunai menggunakan komponen total
penerimaan dan total biaya tunai serta pendapatan atas biaya total menggunakan
komponen total penerimaan dan total biaya secara keseluruhan pada usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti Kota Bogor yang dijabarkan sebagai berikut:
4.4.3. Analisis Rasio RC
Analisis rasio RC dilakukan pada usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti Kota Bogor di Kelurahan Kedung Badak pada masing-masing skala
usaha untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan menguntungkan, merugikan, atau impas. Semakin besar nilai rasio RC, maka keuntungan yang
diperoleh pengrajin tempe akan semakin besar. Sama halnya dengan analisis pendapatan, analisis rasio RC ini dibedakan menjadi dua, yaitu rasio RC atas
biaya tunai dan rasio RC atas biaya total. Secara matematis rasio RC dirumuskan sebagai berikut:
Dengan kriteria: 1.
Rasio RC
1, menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usaha tempe tersebut akan menghasilkan penerimaan
yang lebih besar dari satu. Dengan kata lain, usaha tersebut menguntungkan atau lebih efisien.
2. Rasio RC = 1, menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang
dikeluarkan dalam usaha tempe tersebut akan menghasilkan penerimaan sama dengan satu. Penerimaan yang diperoleh sama dengan biaya yang
dikeluarkan. Dengan kata lain, usaha tersebut dalam kondisi break even point BEP, yaitu tidak untung dan tidak rugi.
3. Rasio RC
1, menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usaha tempe tersebut akan menghasilkan penerimaan
yang lebih kecil dari satu. Dengan kata lain, usaha tersebut merugikan atau tidak efisien.