Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Biaya Dan Pendapatan Usaha Tempe Anggota Dan Non Anggota Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Kota Bogor (Studi Kasus Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor)

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini terbagi ke dalam tiga skala usaha yang terdiri dari pengrajin anggota dan pengrajin non anggota. Pembagian ke dalam tiga skala tersebut menggunakan statistik deskriptif dari data penggunaan kedelai per hari per proses produksi untuk populasi usaha tempe di Kelurahan Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor menurut data dari Paguyuban Pengrajin Tempe Kota Bogor tahun 2015. Pembagian skala usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling. Menurut Umar 1996 stratified random sampling digunakan ketika populasi dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu. Terlebih dahulu dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi, lalu dari tiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Penentuan jumlah sampel pengrajin anggota adalah dengan cara menggunakan sensus karena total jumlah pengrajin hanya 29 pengrajin. Penentuan jumlah sampel pengrajin non anggota dilakukan secara acak. Penentuan sampel pengrajin anggota dan non anggota tersebut berdasarkan populasi pengrajin di Kelurahan Kedung Badak menurut data dari Paguyuban Pengrajin Tempe Kota Bogor tahun 2015. Statistik deskriptif yang digunakan untuk membagi tiga skala usaha yaitu nilai rata-rata mean sebesar 66.54, nilai maksimum sebesar 230, nilai minimum sebesar 25, rentangan range sebesar 205, dan standar deviasi sebesar 35.94. Hasil pembagian ke dalam tiga skala dan jumlah sampel yang diambil untuk masing-masing skala usaha anggota dan non anggota dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi populasi dan sampel usaha tempe berdasarkan keanggotaan Primkopti dan skala usaha di Kelurahan Kedung Badak tahun 2015 Skala Rumus Pembagian Skala Usaha Penggunaan Kedelai per Hari Kg Anggota Non Anggota Total N i n i N i n i N i n i Skala I ̅  67 15 15 67 15 84 30 Skala II ̅ ̅ 67 103 12 12 20 8 32 20 Skala III ̅ 103 2 2 9 8 11 10 Total 29 29 98 31 127 60 Keterangan: = Jumlah kebutuhan kedelai per proses produksi kg ̅ = Nilai rata-rata mean penggunaan kedelai per hari kg = Standar deviasi penggunaan kedelai per hari kg N i = Populasi pengrajin tempe tiap strata n i = Sampel pengrajin tempe tiap strata Sumber: Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.1, mayoritas pengrajin tempe di Kelurahan Kedung Badak tahun 2015 terdapat pada skala I 66.14 persen. Pengrajin tempe paling sedikit terdapat pada skala III 8.66 persen. Sampel dalam setiap skala usaha diambil secara disproporsional. Hal tersebut dikarenakan semakin besar skala usaha, jumlah pengrajin tempe semakin sedikit sementara penggunaan kedelai per hari semakin bervariasi. Oleh karena itu, semakin besar skala usaha, proporsi jumlah sampel yang diambil semakin besar.

4.4. Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis statistik inferensia. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menghitung struktur biaya, pendapatan, dan titik impas BEP dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 for Windows. Metode analisis statistik inferensia digunakan untuk pendugaaan parameter, membuat hipotesis, dan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji beda terhadap total biaya, pendapatan atas biaya total, rasio RC atas biaya total, BEP unit, serta BEP rupiah antar pengrajin anggota non anggota dan antar skala usaha dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Berikut ini adalah matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian. Tabel 4.2 Matriks metode analisis data No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Menganalisis struktur biaya usaha tempe anggota dan non anggota menurut masing-masing skala usaha. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengrajin tempe yang menjadi responden. Analisis struktur biaya dilakukan dengan mengelompokkan biaya- biaya yang terjadi, yaitu biaya tetap, biaya variabel, biaya tunai, dan biaya tidak tunai. 2. Menganalisis pendapatan usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti menurut masing-masing skala usaha. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengrajin tempe yang menjadi responden. Analisis pendapatan dilakukan dengan pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total serta dilanjutkan dengan analisis rasio RC. 3. Menganalisis titik impas break even point usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti menurut masing-masing skala usaha. Data primer melalui kuesioner dan wawancara dengan pengrajin tempe yang menjadi responden. Analisis titik impas BEP dilakukan dengan analisis BEP dalam jumlah unit produksi dan BEP dalam hasil penjualan dalam rupiah. Sumber: Data Primer, 2015

4.4.1. Analisis Struktur Biaya

Analisis struktur biaya dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel serta biaya tunai dan biaya tidak tunai. Biaya tetap dan biaya variabel digunakan untuk analisis titik impas BEP serta biaya tunai dan biaya tidak tunai digunakan untuk analisis pendapatan untuk memudahkan perhitungan dalam penelitian ini. Metode perhitungan struktur biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel pada tiap skala usaha tempe anggota dan non anggota dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Metode perhitungan struktur biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel Rpharikg tempe Komponen Biaya Anggota Non Anggota Skala I Skala II Skala III Skala I Skala II Skala III A. Biaya Tetap 1. Penyusutan alat pemecah kacang kedelai 2. Penyusutan rak 3. Penyusutan kompor 4. Penyusutan drum 5. Penyusutan ember 6. Penyusutan ayakan 7. Penyusutan keranjang 8. Penyusutan pompa air 9. Penyusutaan bangunan 10. PBB 11. Sewa bangunan 12. Penyusutan kendaraan 13. Sewa kendaraan 14. Pemeliharaan pemecah kacang kedelai 15. Pemeliharaan pompa air 16. Tenaga kerja dalam keluarga Total Biaya Tetap B. Biaya Variabel 1. Kedelai 2. Ragi 3. Pembungkus tempe plastikdaun pisang 4. Listrik 5. Kayu bakar 6. Tenaga kerja luar keluarga 7. Tabung gas Total Biaya Variabel Total Biaya Sumber: Data Primer, 2015 Metode perhitungan struktur biaya berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai pada tiap skala usaha tempe anggota dan non anggota dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Metode perhitungan struktur biaya berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai Rpharikg tempe Komponen Biaya Anggota Non Anggota Skala I Skala II Skala III Skala I Skala II Skala III A. Biaya Tunai 1. PBB 2. Sewa bangunan 3. Kendaraan 4. Sewa kendaraan 5. Pemeliharaan alat pemecah kacang kedelai 6. Pemeliharaan pompa air 7. Penyusutan alat pemecah kacang kedelai 8. Penyusutan rak 9. Penyusutan kompor 10. Penyusutan drum 11. Penyusutan ember 12. Penyusutan ayakan 13. Penyusutan keranjang 14. Penyusutan pompa air 15. Penyusutan bangunan 16. Kedelai 17. Ragi 18. Pembungkus tempe plastikdaun pisang 19. Listrik 20. Kayu bakar 21. Tenaga kerja luar keluarga 22. Tabung gas Total Biaya Tunai B. Biaya Tidak Tunai 1. Tenaga kerja dalam keluarga Total Biaya Tidak Tunai Total Biaya Sunber: Data Primer, 2015 Biaya penyusutan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

4.4.2. Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan dilakukan pada usaha tempe anggota dan non anggota Primkopti Kota Bogor di Kelurahan Kedung Badak Kecamatan Tanah Sareal pada masing-masing skala usaha untuk mengetahui total pendapatan yang diperoleh dari usaha rumah tangga yang dijalankan. Analisis pendapatan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Rumus pendapatan atas biaya tunai menggunakan komponen total penerimaan dan total biaya tunai serta pendapatan atas biaya total menggunakan