123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG, Kemampuan, dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil uji secara simultan atau uji serempak Uji-F bahwa Good Corporate Governance GCG, Kemampuan dan Budaya Organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PDAM
Tirtanadi Cabang Sunggal.
2. Berdasarkan hasil uji secara parsial Uji-t bahwa Good Corporate
Governance GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal dengan tingkat signifikan sebesar
0.003.
3. Berdasarkan hasil uji secara parsial Uji-t bahwa Kemampuanberpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang
Sunggal dengan tingkat signifikan sebesar 0.028.
4. Berdasarkan hasil uji secara parsial Uji-t bahwa Budaya
Organisasiberpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan
Universitas Sumatera Utara
124 PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal dengan tingkat signifikan sebesar 0.000,
sehingga Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja
karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal.
5. Adjusted R Square sebesar 0.667 berarti 66,7 faktor-faktor kinerja
karyawan dapat dijelaskan oleh Good Corporate Governance GCG, Kemampuan, dan Budaya Organisasi Sedangkan selisihnya 33,3 lainnya
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mencoba untuk
memberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini menyarankan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal untuk
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance. Prinsip Good Corporate Governance GCG pada PDAM Tirtanadi Cabang
Sunggal yang belum maksimal terutama berkaitan dengan transparency keterbukaan informasi, responsibility
pertanggungjawaban seperti memberikan kemudahan keterbukaan akses informasi non keuangan
perusahaan seperti kualitas air yang kurang baik, tekanan air yang kurang kencang juga ketika air yang tidak mengalir atau macet, kurangnya
pertanggung jawaban terhadap kepuasan pelanggan yang diberikan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal terutama penanganan keluhan pelanggan yang
belum mendapatkan hak kesetaran dan kewajaran sebagai salah salah satu stakeholders di PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal harus diperbaiki kembali
Universitas Sumatera Utara
125 dengan baik sehingga kinerja juga akan meningkat dan para pelanggan akan
merasa puas terhadap kinerja PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal.
2. Peningkatan kinerja juga membutuhkan adanya peningkatan kemampuan dan
penerapan budaya organisasi dari para karyawannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya proses sosialisasi dan konsistensi dari pimpinan perusahaan
terhadap budaya organisasi 3-Tas di PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal kepada seluruh karyawan baik itu karyawan lama maupun karyawan baru. Selain itu,
hendaknya pihak PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal mengintensifkan program pelatihan dan pendidikan bagi seluruh karyawan agar kualitas sumber daya
manusiadapat meningkat.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Good Corporate Governance GCG
Good Corporate GovernanceGCG telah menjadi pokok perhatian yang sangat penting di Indonesia karena perusahaan-perusahaan yang menerapkan good
corporate governance utuh dan berkelanjutan diyakini akan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau belum melaksanakan good
corporate governance, sehingga akan membantu perusahaan-perusahaan tersebut menjadi lebih kompetitif secara global. Corporate governance merupakan prinsip
pengelolaan perusahaan yang bertujuan untuk mendorong kinerja perusahaan serta memberikan nilai ekonomis bagi pemegang saham. Pelaksanaan good
corporategovernancesangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat juga dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi perusahaan untuk
berkembang dengan lebih baik dan sehat. Secara umum good corporate governancelebih ditujukan untuk sistem
pengendalian dan pengaturan perusahaan, good corporate governance lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif perusahaan agar tidak
merugikan para stakeholderkarena good corporate governance menyangkut moralitas, etika kerja, dan prinsip-prinsip kerja yang baik. Terdapat beberapa
pemahaman tentang pengertian good corporate governance yang dikeluarkan beberapa pihak baik dalam perspektif yang sempit dan perspektif yang luas.
Universitas Sumatera Utara
16
2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance GCG
Prakarsa dalam Agoes dan Ardana, 2013 : 102, mendefinisikan Good Corporate Governance GCG yaitu “ sebagai mekanisme administratif yang
mengatur hubungan hubunganantara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham dan stakeholders yang lain ”.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Nomor:Kep-117M-MBU2002 dalam Sedarmayanti, 2012 : 54 tentang
penerapan praktik good corporate governance pada badan usaha milik negara maka ditetapkan bahwa good corporate governanceadalah suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai nilai etika. Sedangkan stakeholderadalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan
BUMN, baik langsung maupun tidak langsung yaitu pelanggan, masyarakat, DPRD, Kepala Daerah, Direksi, Karyawan, Rekanan, dan Otoritas Air Baku.
Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI2006 dalam Agoes dan Ardana¸ 2013 : 101 mendefinisikan good corporate
governanceadalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengendalikan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
17 Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pada dasarnya
good corporate governance merupakan suatu sistem dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan
stakeholders dengan peraturan perundangan dan nilai nilai etika demi tercapainya tujuan perusahaan.
2.1.1.2 Konsep Good Coporate Governance
Berdasarkan beberapa defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep Good Corporate Governance, Agoes dan Ardana 2009 : 103 dijelaskan pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konsep
Good Corporate Governance GCG
1. Wadah Organisasi Perusahaan, Sosial, Pemerintah.
2. Model Suatu sistem, proses, seperangkat peraturan, termasuk prinsip-
prinsip, serta nilai-nilai yang melandasi praktik bisnis yang sehat.
3. Tujuan a.Meningkatkan kinerja organisasi
b.Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan c.Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang
signifikan dalam pengelolaan organisasi d.Meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan tidak
dirugikan 4.Mekanisme a.Mengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran,
wewenang, dan tanggung jawab: Dalam arti sempit : antar pemilik pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan direksi Dalam arti luas : antar seluruh pemangku kepentingan
Sumber : Agoes dan Ardana 2009
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.1.3 Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance
Prinsip – prinsip Good Corporate Governance GCG adalah suatu kaedah, norma ataupun pedoman perusahaan yang diperlukan dalam sistem
pengelolaan BUMN yang sehat. Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG yang terdapat dalam Keputusan Menteri BUMN
Nomor: Kep -117M - MBU2002 tentang penerapan praktek Good CorporateGovernance GCG dalam Sedarmayanti, 2012 : 57 pada Badan
Usaha Milik Negara BUMN adalah : 1.
Transparency Keterbukaan Informasi Keterbukaan Informasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Setiap perusahaan diharapkan dapat
mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
2. Accountability Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan pra syarat yang diperlakukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan
tanggung jawab masing-masing karyawan perusahaan sehingga selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan agar terpenuhinya prinsip
akuntabilitas. 3.
Responsibility Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban adalah kesesuaian atau kepatuhan di pengelolaan perusahaan
terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
19 4.
Independency Kemandirian Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat. Dari pernyataan tersebut berarti seluruh karyawan perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun juga
bebas dari benturan kepentingan dan segala pengaruh ataupun tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif.
5. Fairness Kesetaraan dan Kewajaran
Kesetaraan dan kewajaran adalah perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak – hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku.
2.1.1.4 Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG
Pelaksanan Good Corporate Governance GCG dilingkungan BUMN dan BUMD mempunyai tujuan sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep -
117M-MBU2002 tanggal 1 Agustus 2002 pada pasal 4 dalam Agoes dan Ardana, 2013 : 114 yaitu :
1. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional
maupun internasional.
Universitas Sumatera Utara
20 2.
Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisiensi, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian .
3. Mendorong karyawan di dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undang yang berlaku, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN.
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
5. Meningkatkan iklim investasi nasional.
Menurut Surya dan Vandana dalam Agoes dan Ardana, 2013 : 106 mengatakan bahwa tujuan dan manfaat dari penerapan good corporate governance adalah:
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.
2. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja
ekonomi perusahaan. 3.
Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan terhadap perusahaan.
4. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
2.1.2. Kemampuan 2.1.2.1 Pengertian Kemampuan
Seseorang yang memiliki kemampuan berarti akan sanggup melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam Kamus Bahasa Indonesia 2007 :
623 pengertian mampu adalah kesanggupan atau kecakapan, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
21 kemampuan berarti seseorang yang memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Menurut Robbins dan Judge 2009 : 57 kemampuan yaitu “kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Pengertian
kemampuan menurut Siagian dalam Rahmatika, 2014 : 10 adalah “perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk
peningkatankemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja”. Sedangkan Menurut Davis dalam
Mangkunegara, 2011 : 67 secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill, artinya karyawan yang
memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan, maka akan lebih mudah mencapai
kinerja yang maksimal. Dari bebarapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan
kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, maka akan memudahkan dalam penyelesaian setiap pekerjaan secara efektif dan efisien tanpa adanya kesulitan
sehingga akan menghasilkan suatu pekerjaan atau kinerja yang baik.
2.1.2.2 Komponen Kemampuan
Menurut Schumacher dalam Sinamo, 2009 : 6 ada dua komponen penting yang tampak dalam kemampuan diri manusia, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
22
1. Keterampilannya
Keterampilan dimiliki oleh karyawan didasarkan atas pengalaman yang dilakukannya selama bekerja. Keterampilan dapat meningkat apabila seorang
karyawan memiliki masa kerja lebih lama dibandingkan dengan karyawan yang memiliki masa kerja lebih sedikit.
2. Etos kerja
Etos kerja dihubungkan dengan sikap dan motivasi karyawan dalam bekerja. Prinsip yang tidak kenal lelah dalam bekerja sebagai dasar etos kerja yang tinggi
yang dimiliki oleh seorang karyawan.
2.1.2.3 Jenis - Jenis Kemampuan
1. Kemampuan Intelektual intellectual ability
Menurut Robbins dan Judge 2009 : 57 Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau menjalankan kegiatan mental.
Misalnya berpikir, menganalisis, memahami, dan memecahkan masalah. Menurut Robbins dan Judge 2009 : 58 ada 7 dimensi yang membentuk
kemampuan intelektual seseorang yaitu kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi spasial, dan
daya ingat, dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2 Dimensi Kemampuan Intelektual
Dimensi Pengertian
Kecerdasan angka Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat
dan akurat. Pemahaman verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca atau di dengar dan hubungan antara kata-kata.
Universitas Sumatera Utara