Data Kualitatif Teknik Analisis Data
melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Berikut data hasil wawancara dengan satu
orang guru SD Negeri Kalasan I, Yogyakarta yang akan dijelaskan pada setiap butir.
Butir pertanyaan pertama yaitu sejauh mana pemahaman guru terhadap Kurikulum SD 2013. Guru tersebut memberikan jawaban
bahwa Berdasarkan apa yang sudah saya ketahui kurikulum 2013 itu adalah sebuah kurikulum yang mana penyampaiannya itu secara utuh,
berkeseluruhan atau holistic, dibandingkan dengan kurikulum KTSP 2006 setiap muatan pelajaran disampaikan secara terpisah atau sendiri-
sendiri, tetapi di kurikulum 2013 ini semuanya disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah pengantar tema. Setiap muatan
pembelajaran yang diajarkan tidak dirasakan atau diketahui oleh siswa disaat mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa hanya tahu yang
diajarkan adalah satu tema, sedangkan yang tahu muatan itu hanyalah gurunya, jadi gurunya tahu yang mengajarkan muatan apa, tetapi siswa
belajar dalam satu keseluruhan dalam satu tema itu yang saya tahu tetang kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kedua yaitu sejauh mana pemahaman guru terkait dengan perumusan indiaktor dan tujuan pembelajaran yang
mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Guru memberikan jawaban bahwa didalam kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum
KTSP 2006, Kurikulum KTSP 2006 itu lebih menekankan pada
pemahaman pengetahuannya saja, sedangkan kurikulum 2013 ada 4 aspek atau 4 kompetensi inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti
ke 1 dan ke 2 menyangkut tentang kepribadian, kompetensi inti ke 3 tentang pegetahuan, dan kompetensi inti ke 4 tentang ketrampilan,
dalam setiap pembelajaran siswa utuh belajar 4 aspek tersebut, jadi diharapkan siswa tidak hanya belajar asal tahu dengan pengetahuannya
saja, tatapi siswa juga memiliki kepribadian yang baik, dan bisa menerapkan trampil di dalam kehidupan sehari-hari.
Perumusan indikator yang mempertimbangkan kehutuan kepribadian siswa itu maksudnya dari ke 4 Kompetensi sudah diberikan
kedalam kompetensi
dasar masing-masing,
mungkin pada
permendikbut 67 sudah dijelaskan bahwa kompetensi inti ke 1 misalnya kelas IV ada beberapa KD, kompetensi ke 2, dan ke 3, seperti itu dan
kompetensi ke 4 juga sama, berdasarkan dari KD akan diturunkan lagi disaat membuat RPP kedalam bentuk indikatornya, indikator ditirunkan
ke tujuan pembelajaran, dari KI 3 pengetahuan, dan KI 4 ketrampilan, yang bisa dituliskan dari indikator sedangkan, indiktor dari KI 1 dan KI
2 bisa dapat disisipkan di tujuan pembelajaran. Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana
pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru tersebut memaparkan bahwa tematik integratif
adalah pembelajaran yang saling terkait pada setiap muatan pelajarannya. Tematik integratif intinya ialah semua muatan itu di
satukan dalam suatu kegiatan pembelajaran dimana penyampaian juga tidak boleh terpisah, bagaimana sepandai-pandainya guru dalam
penyampaikan tematik integratif dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat lembut, sehingga siswa tidak
terbebani oleh beberapa muatan tertentu, maka dengan itu pembelajaran harus menarik, tujuan tematik harus sesuai dengan perkembangan
karakteristik yang holistic sehingga tujuannya dapat tercapai dan penilaian muatan pembelajaran dapat di pahami secara utuh.
Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Salah satu guru memaparkan bahwa pendekatan saintifik ialah pendekatan yang memiliki lima tahap yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan penyimpulkan. Tetapi dari kelima tahap itu sebenarnya tidak harus urut, yang terpenting lima komponen tersebut
harus ada dalam satu pembelajaran. Butir pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait
dengan penilaian otentik. Guru tersebut mengatakan bahwa Penilaian autentik adalah penilaian keseluruhan, dimana setiap kali penilaian
harus dapat mengukur semua aspek dari aspek pengetahuan, sikap, spiritual, dan ketrampilan harus dilakukan, maka ada dua jenis
penilaiannya seperti penilaian postes, penialain prodak. Penilaian autentik digunakan untuk dapat mengukur dan mengukur kemampuan
siswa pada kelima sapek tersebut.
Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Guru tersebut sudah
mendapatkan contoh-contoh rubrik-rubrik penilaian non tes yang diterima dan diberikan dari pemerintah terutama dari Dinas, terkadang
contoh-contoh rubrik penilaian non tes kurang efektif sehingga menyulitkan guru untuk melakukan penilaian. Namun guru masih
membutuhkan contoh-contoh rubrik penilaian non tes yang lebih real atau nyata, dan lebih efektif dalam pelaksanaannya. Guru merasa masih
sangat kesulitan untuk melakukan penilaian outentik, guru tahu cara penilaiannya itu seperti apa, tetapi pelaksanaannya belum 100
maksimal, karena keterbatasan sumber belajar mengajar SBM, yang pertama guru belum mahir dalam melakukan kurikulum 2013 ini, dan
yang kedua keterbatasan sarana-persarananya belum memenuhi, yang paling menjadi kendala yaitu jumlah murid, karena di SD Negeri
Kalasan I muridnya 40 siswa sehingga melakukan penilaian autentik untuk 40 siswa dengan ke empat aspek dalam setiap muatan harus
melakukan penilainnya sendiri-sendiri, sehingga belum maksimal melakukan penilainnya. Para guru-guru belum menemukan penilaian
untuk kurikulum 2013 yang lebih efektif digunakan. Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru
terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menururt salah satu guru, pendidikan karakter dalam kurikulum 2013
selalu muncul dalam tiap pembelajaran, siswa tidak selalu di ajarkan
tentang pengetahuan saja, tetapi juga di ajarkan tentang pendidikan karakter agar diharapkan siswa memiliki karakter yang kuat atau
menanamkan sikap yang baik. Butir pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan
jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Nasional. Pendidikan
karakter, kemendikbud menjelaskan ada 18 karakter, namun guru belum
mengafal apa saja karakter itu secara utuh. Menurut pedoman guru karakter adalah sikap yang baik atau sesuatau yang baik, guru selama
mengajar tidak pernah mengikuti buku kemendikbut tetang pendidikan karakter apa saja yang harus dikembangkan, yang terpeting sikap baik
apa yang di kenali siswa dalam pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Guru mengatakan bahwa karakter itu tidak ada patokannya,
sesuatu yang diajarkan dengan baik terhadap siswa seperti sopan santun, kebiasaan dan tingkah laku sehari-hari, dan siswa dapat
menerima dan melakukan tindakan yang disampaikan dengan baik maka dianggap sebagai pendidikan karakter.
Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan- kesulitan yang dialami guru dalam mengembangakan perangkat
pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajara. Terutama buku guru yang
sudah dibuatkan oleh pemerintah masih banyak kekurangan dan belum sempurna, sehingga guru membuat mengembangkan RPPTH harus