57
Bab III Interaksi Sosial dan Sosialisasi
Dalam masyarakat perkotaan, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada di luar anggota kerabat biologis. Kadangkala terdapat media sosialisasi yang merupakan
anggota kerabat sosiologisnya, contohnya pengasuh bayi baby sitter. Seorang sosiolog yang bernama Gertrudge Jaeger berpendapat bahwa peranan para
media sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya. Peranan orang tua menjadi sangat penting yang dapat
memberikan fondasi nilai bagi pengembangan kepribadian seorang anak.
2. Teman Pergaulan
Media sosialisasi ini pertama kali didapatkan seseorang ketika ia mampu bepergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat
rekreatif. Namun, dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja ketika seorang anak lebih
banyak dan lebih senang berinteraksi dengan teman seusianya di luar rumah. Dengan demikian, pengaruh nilai-nilai yang terinternalisasi atau tertanam dari temannya akan ikut
berperan dalam membentuk kepribadiannya.
Gambar 3.8 Teman pergaulan menjadi media sosialisasi setelah lingkungan keluarga
Sumber: Dokumen Penerbit
Lain halnya dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat berbeda usia, pengalaman, dan peranan, sosialisasi dalam kelompok
sepergaulan dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat. Karena itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang
mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai- nilai keadilan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
58
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VII
3. Media Pendidikan Formal
Seorang sosiolog yang bernama Dreeben mengungkapkan bahwa dalam lembaga pendidikan formal seseorang dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung. Serta dapat
mempelajari aturan-aturan mengenai kemandirian independence, prestasi achievement, dan kekhasan specificity.
Biasanya, ketika di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan. Akan tetapi, ketika di sekolah anak mulai
belajar untuk melakukan tugas sekolah sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin.
Gambar 3.9 Bangunan Sekolah
Sumber:
4. Media Massa
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, pengaruh media massa dalam pembentukan kepribadian seorang anak semakin kuat. Keragaman program-
program dan jenis media massa dengan berbagai kepraktisannya menjadikan anak lebih tertarik untuk berlama-lama berinteraksi dengannya. Karena itu, disadari ataupun tidak
proses sosialisasi semakin erat yang menimbulkan penanaman nilai semakin kuat.
Gambar 3.10 Media elektronik menjadi media canggih dalam proses sosialisasi
Sumber: Dokumen penerbit
Di unduh dari : Bukupaket.com
59
Bab III Interaksi Sosial dan Sosialisasi