127 3. Revisi Tahap Ketiga
Revisi  PhyCCTM berbasis KKNI  pada  materi usaha dan energi tahap ketiga dibuat  berdasarkan  hasil  uji  luas,  baik  itu  respon  peserta  didik  maupun  hasil
observasi selama proses pembelajaran. a.  Memeriksa  penulisan  lambang-lambang  fisika  pada  PhyCCTM  berbasis
KKNI. b.Memeriksa  seluruh  kalimat  pada  PhyCCTM  berbasis  KKNI  untuk
menghindari kesalahan-kesalahan penulisan. c. Memperbaiki kalimat-kalimat yang sulit dimengerti oleh peserta didik.
d.  Mempersiapkan  semua  produk  untuk  dipresentasikan  maupun  dilaporkan kepada pihak-pihak terkait serta untuk kepentingan diseminasi secara lebih
luas. e.  Melakukan  analisis  ulang  terkait  kelebihan  dan  kekurangan  PhyCCTM
berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  berdasarkan  data  yang diperoleh dari hasil uji coba.
E. Kajian Produk Akhir
PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  telah dikembangkan  dengan  mengikuti  langkah-langkah  modifikasi  dari  Borg
Gall. PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi dalam penelitian pengembangan  ini  telah  mengalami  tiga  kali  revisi.  Pada  revisi  pertama
mendapatkan  beberapa  masukan,  diantaranya  dari  dosen  pembimbing,
128 kemudian mendapat validasi dosen ahli, serta validasi guru fisika pada tahap
pengembangan.  Revisi  kedua  mendapat  masukan  dari  hasil  uji  terbatas  dan observasi selama pembelajaran. Revisi ketiga mendapat masukan dari hasil uji
luas, baik respon peserta didik maupun observasi selama proses pembelajaran. Pada uji terbatas dan luas dilakukan evaluasi baik itu berupa tes maupun non
tes untuk mengetahui efektivitas PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi dalam meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik.
PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi terdiri dari silabus,  RPP,  materi  ajar,  LKPD,  lembar  pengukuran  HOTS  peserta  didik,
lembar  observasi  keterlaksanaan  RPP,  angket  respon  peserta  didik,  angket scientific  attitude  dan  lembar  observasi  scientific  attitude.  Dalam  rangka
meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik, PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi menggunakan model Contextual Teaching
and  Learning,  pendekatan  Sains,  Teknologi  dan  Masyarakat,  metode  tanya jawab, diskusi dan eksperimen dalam pembelajaran.
Analisis data dari validasi dosen ahli menunjukkan bahwa penilaian terhadap PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi, pada rerata
skor  pada  silabus  3,41  pada  penilaian  silabus  memiliki  kriteria  sangat  baik, rerata  skor  pada  RPP  3,58  memiliki  kriteria  sangat  baik,  rerata  skor  pada
materi  ajar  3,46  memiliki  kriteria  sangat  baik,  rerata  skor  pada  LKPD  3,5 memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada lembar pengukuran HOTS 3,5
memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada lembar observasi keterlaksanaan
129 RPP 3,59 memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada lembar angket respon
peserta didik 3,59 memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada lembar angket scientific attitude 3,6 memiliki kriteria sangat baik, dan rerata skor pada lembar
observasi  scientific  attitude  3,45  memiliki  kriteria  sangat  baik.  Analisis  data dari  validasi  guru  fisika  menunjukkan  bahwa  penilaian  terhadap  PhyCCTM
berbasis KKNI pada materi usaha dan energi, pada rerata skor pada silabus 3,5 pada penilaian silabus memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada RPP 3,58
memiliki  kriteria  sangat  baik,  rerata  skor  pada  materi  ajar  3,54  memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada LKPD 3,54 memiliki kriteria sangat baik,
rerata skor pada lembar pengukuran HOTS 3,66 memiliki kriteria sangat baik, rerata skor pada lembar  observasi keterlaksanaan RPP 3,92 memiliki kriteria
sangat baik, rerata skor pada lembar angket respon peserta didik 3,75 memiliki kriteria  sangat  baik,  rerata  skor  pada  lembar  angket  scientific  attitude  3,65
memiliki kriteria sangat baik, dan rerata skor pada lembar observasi scientific attitude 3,7 memiliki kriteria sangat baik.
Selain  itu,  uji  coba  pada  proses  pembelajaran  membuktikan  bahwa peserta  didik  merespon  positif  terhadap  materi  ajar,  LKPD  dan  proses
pembelajaran.  Untuk  lebih  signifikan  diuji  juga  dengan  MANOVA  dengan hasil  signifikansinya  sebesar  0,000,  sehingga  dapat  diketahui  bahwa  terdapat
perbedaan keefektifan yang signifikan pada rata-rata HOTS Y1 dan scientific attitude  Y2  antara  peserta  didik  yang  diajar  dengan  PhyCCTM  berbasis
KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  pengembangan  dan  peserta  didik  yang
130 diajar  dengan  bahan  ajar  Guru.  Dengan  demikian  PhyCCTM  berbasis  KKNI
pada materi usaha dan energi ini layak digunakan dalam pembelajaran fisika pada  materi  usaha  dan  energi  sekaligus  dapat  meningkatkan  HOTS  dan
scientific attitude peserta didik. Kelebihan  PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi
diantaranya  mencakup  seluruh  aspek  yang  terdiri  atas  aspek  kognitif,  afektif dan psikomotor. Aspek kognitif pada PhyCCTM berbasis KKNI pada materi
usaha  dan  energi  menekankan  HOTS  yang  terdiri  atas  kemampuan menganalisis,  mengevaluasi  dan  mencipta.  Selain  itu,  PhyCCTM  berbasis
KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  bersifat  kontekstual  sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi Usaha dan Energi karena
materi, contoh konsep serta soal latihan pada PhyCCTM berbasis KKNI pada materi  usaha  dan  energi  berkaitan  dengan  peristiwa  yang  terjadi  dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik. Percobaan yang terdapat pada LKPD juga menuntut  kemampuan  HOTS  peserta  didik  karena  peserta  didik  merancang
percobaan  secara  berkelompok  berdasarkan  tujuan  percobaan  serta  alat  dan bahan  yang  disediakan.  Oleh  karena  itu,  PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada
materi usaha dan energi cocok diterapkan untuk meningkatkan HOTS peserta didik.    PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  juga
menekankan  pada  peningkatan  scientific  attitude  peserta  didik  melalui penyajian  dimensi  scientific  attitude  pada  materi  ajar  dan  LKPD  yang
dikembangkan  sehingga  diharapkan  peserta  didik  terbiasa  untuk
131 mengembangkan  scientific  attitude  serta  memudahkan  peserta  didik  dalam
memahami konsep-konsep fisika yang juga dapat meningkatkan HOTS peserta didik.
PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi menggunakan  Kurikulum  2013  dalam  pengembangannya  dengan  mengaitkan
kompetensi-kompetensi  yang  harus  dicapai  pada  level  2  KKNI  dengan kompetensi –kompetensi yang terdapat pada Kurikulum 2013. Oleh karena itu,
PhyCCTM  berbasis  KKNI  pada  materi  usaha  dan  energi  diharapkan  dapat menjadi  alternatif  bagi  guru  dalam  mengembangkan  bahan  ajar  fisika
berdasarkan  Kurikulum  2013.  Keterbatasan  penelitian  dalam  proses pengembangan PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi antara
lain  membutuhkan  kemampuan  guru  dalam  mengelola  pembelajaran  dengan baik karena peserta didik yang belum terbiasa dengan HOTS akan cenderung
bingung ketika dalam pembelajaran dituntut untuk menganalisis, mengevaluasi dan  mencipta  sehingga  dibutuhkan  bimbingan  dari  guru  agar  proses
pembelajaran  berlangsung  lancar  dan  alokasi  waktu  pembelajaran  yang  telah direncanakan sesuai dengan pelaksanaannya.
132
BAB  V SIMPULAN DAN SARAN