Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

45 Penelitian yang dilakukan oleh Mahawattha Premaratne 2015 berkaitan dengan pengembangan bahan ajar dan hubungannya terhadap kemampuan bahasa. Penelitian dilakukan pada dua kelompok peserta didik yang terdiri atas kelompok yang berkemampuan tinggi dan kelompokberkemampuan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan lebih efektif terhadap kelompok rendah dibandingkan kelompok tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, belum terdapat penelitian mengenai pengembangan bahan ajar yang komprehensif dan kontekstual untuk meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan Physics Comprehensive Contextual Teaching Material PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi untuk meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran fisika menuntut Lower Order Thinking Skills LOTS dan Higher Order Thinking Skills HOTS. Namun, pada kenyataannya HOTS peserta didik masih rendah. Hal ini menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan persoalan-persoalan fisika yang menuntut kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang berkaitan dengan HOTS. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu tindakan untuk meningkatkan HOTS peserta didik dalam proses pembelajaran. 46 Selain rendahnya HOTS peserta didik, rendahnya hasil belajar fisika juga dipengaruhi oleh scientific attitude peserta didik. Scientific atttitude merupakan salah satu sikap yang penting untuk membantu dan memotivasi peserta didik dalam mempelajari fisika namun, permasalahan yang terjadi di sekolah menunjukkan scientific attitude peserta didik belum dikembangkan secara optimal. Hal ini disebabkan peserta didik kurang dilatih untuk mengembangkan scientific attitude melalui metode dan proses ilmiah serta bahan ajar yang digunakan guru belum mampu memfasilitasi dan mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan scientific attitude selama proses pembelajaran. Scientific attitude peserta didik juga berpengaruh terhadap HOTS peserta didik. Kurangnya pelatihan dan rangsangan guru untuk mengembangkan scientific attitude peserta didik serta belum adanya bahan ajar yang dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dalam melatih scientific attitude pada pembelajaran fisika menyebabkan rendahnya HOTS peserta didik. Hal ini disebabkan peserta didik jarang menerapkan scientific attitude seperti rasa ingin tahu dalam pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta juga rendah. Bahan ajar diharapkan dapat memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk berpikir dan merespon apa yang telah dipaparkan pada bahan ajar tersebut melalui contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Bahan ajar juga diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik memecahkan soal-soal yang terdapat pada bahan ajar tersebut dan mendorong peserta didik 47 untuk menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Selain itu, melalui bahan ajar yang dapat mencakup seluruh aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mempelajari fisika secara menyeluruh dan dapat meningkatkan HOTS serta scientific attitude peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan bahan ajar yang kontekstual serta mencakup seluruh aspek. Bahan ajar tersebut berupa Physics Comprehensive Contextual Teaching Material PhyCCTM. PhyCCTM yang dikembangkan berbasis level 2 KKNI untuk lulusan SMA. Kompetensi-kompetensi yang harus dicapai pada level 2 KKNI disesuaikan dengan kompetensi-kompetensi pada kurikulum 2013. Oleh karena itu PhyCCTM berbasis KKNI menggunakan Kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam penyusunannya. PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi dapat meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik karena disusun berdasarkan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan HOTS yaitu kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta serta berdasarkan indikator scientific attitude. Produk yang dikembangkan terdiri atas silabus, RPP, materi ajar, LKPD, lembar pengukuran HOTS peserta didik, angket scientific attitude peserta didik serta lembar observasi scientific attitude peserta didik. Silabus dan RPP yang dikembangkan disusun berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta pada aspek kognitifnya. Aspek afektif disusun berdasarkan indikator-indikator pada scientific attitude 48 yang terdiri atas sikap ingin tahu, sikap respek terhadap datafakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan dan kreativitas, sikap berpikiran terbuka dan mau bekerja sama serta sikap ketekunan. RPP yang diterapkan pada pembelajaran menggunakan model Sains, Teknologi dan Masyarakat STM dengan pendekatan saintifik dengan tujuan agar konten kontekstual pada materi ajar dapat diterapkan. Selain itu, tujuan pembelajaran pada RPP juga mencakup keseluruhan aspek yang terdiri atas aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Materi ajar berisi materi fisika tentang usaha dan energi, contoh soal dan latihan soal. Materi ajar disusun berdasarkan konsep-konsep mengenai usaha dan energi serta peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang berkaitan dengan usaha dan energi. Contoh soal pada materi ajar disajikan dengan langkah-langkah yang berkaitan dengan kemampuan menganalisis dan mengevaluasi peserta didik sedangkan untuk kemampuan mencipta disajikan dalam bentuk tugas kelompok yang terdapat pada bagian akhir materi ajar. Materi ajar juga menyajikan indikator-indikator scientific attitude untuk menstimulus peserta didik dalam mengembangkan scientific attitude. LKPD menekankan keseluruhan aspek yang teridri atas aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Praktikum yang dilakukan secara berkelompok menekankan aspek psikomotor peserta didik, mengembangkan aspek afektif peserta didik yang terdiri atas indikator scientific attitude serta mengembangkan aspek kognitif yang berkaitan dengan HOTS melalui laporan hasil percobaan yang menuntut peserta didik menganalisis dan mengevaluasi hasil percobaan serta 49 mencipta atau merancang percobaan berdasarkan alat dan bahan yang telah disediakan saaat praktikum.

D. Pertanyaan Penelitian