Model Pengembangan Prosedur Pengembangan

50

BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang dikenal dengan RD Research and Development. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa bahan ajar fisika pada materi usaha dan energi yang kontekstual dan komprehensif untuk meningkatkan HOTS dan scientific attitude peserta didik. Model pengembangan yang digunakan merupakan model pengembangan menurut Borg dan Gall yang terdiri atas 10 tahapan. Kesepuluh tahapan tersebut yaitu 1 mengumpulkan informasi melakukan kajian pustaka, melakukan survei pengamatan pembelajaran di kelas; 2 membuat rancangan penelitian yang mencakup tujuan penelitian, estimasi biaya dan waktu yang diperlukan, dan menyusun prosedur kerja penelitian; 3 mengembangkan bentuk produk awal merancang draf awal produk; 4 melakukan ujicoba pendahuluan lapangan preliminary field test; 5 melakukan revisi produk utama; 6 melakukan ujicoba lapangan utama Main field test; 7 melakukan revisi terhadap uji lapangan utama; 8 melakukan uji lapangan operasional operational field test; 9 melakukan revisi terhadap produk akhir; 10 mendiseminasikan produk. 51

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada penelitian ini mengacu pada tahapan model pengembangan yang diadaptasi dari model Borg Gall. Gambar 3 menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan peneliti. Gambar 3. Prosedur Penelitian Pengembangan Adaptasi Borg Gall Studi Pendahuluan Studi pustaka dan survey lapangan Perencanaan 1. Struktur isi 2. Pemetaan KI dan KD serta konsep 3. Rumusan tujuan Pengembangan draf PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi yang terdiri dari Silabus, RPP, Materi Ajar, LKPD dan Lembar Evaluasi Melakukan validasi Produk: 1. Validasi dosen ahli 2. Validasi guru fisika Melakukan uji produk dan revisi: 1. Revisi I 2. Survey HOTS di Kalimantan Barat 3. Uji terbatas dan revisi II 4. Uji luas dan revisi III Produk Akhir yang sudah Valid Diseminasi Produk 52 Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Tahap Studi Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan untuk mempersiapkan produk yang dikembangkan melalui pelaksanaan studi pendahuluan agar memperoleh informasi yang dibutuhkan. Tahap ini terdiri atas studi pustaka dan survei pembelajaran di sekolah. Studi pustaka dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi terhadap kebutuhan yang mendukung pengembangan produk berupa bahan ajar fisika tentang usaha dan energi yang komprehensif dan kontekstual dengan melakukan analisis terhadap Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kompetensi-kompetensi level 2 pada KKNI. Sedangkan survei pembelajaran dilakukan agar diperoleh informasi mengenai proses pembelajaran fisika di sekolah serta karakteristik peserta didik yang termasuk prestasi akademik dan perilaku belajar. Informasi yang harus diperoleh pada tahap ini yaitu permasalahan yang dialami oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, khususnya mengenai HOTS dan scientific attitude peserta didik kelas XI. 2. Tahap Perencanaan Pada tahap ini akan dilakukan analisis tugas untuk menentukan isi materi yang meliputi analisis struktur isi, analisis pemetaan materi dan konsep serta analisis tujuan pembelajaran. Analisis struktur isi merupakan analisis 53 terhadap KI dan KD sedangkan analisis pemetaan materi dan konsep merupakan analisis materi dan konsep yang akan diajarkan dan dimasukkan ke dalam bahan ajar yang akan dikembangkan. Analisis tujuan pembelajaran yaitu analisis terhadap pencapaian peserta didik setelah mempelajari materi. 3. Tahap Pengembangan Draf Produk PhyCCTM berbasis KKNI pada Materi Usaha dan Energi Penyusunan draf produk PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi dalam penelitian pengembangan ini meliputi: a. Silabus Penyusunan silabus mengacu pada PP No 65 Tahun 2013 standar proses. Silabus pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum 2013. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Penyusunan RPP dilakukan dengan mengacu pada Kurikulum 2013 PP No 65 Tahun 2013 tentang standar proses. RPP dirancang untuk pembelajaran kontekstual. RPP pada penelitian ini mengacu pada Kurikulum 2013. c. Materi Ajar Penyusunan materi ajar dilakukan untuk membantu peserta didik mempelajari materi usaha dan energi dengan konsep-konsep fisika yang kontekstual serta komprehensif. 54 d. LKPD LKPD berisi dua praktikum yang berkaitan dengan materi usaha dan energi. LKPD juga berisi petunjuk pelaksanaan praktikum dan lembar jawaban peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan praktikum. e. Lembar evaluasi peserta didik 1 Instrumen Pengukuran HOTS Instrumen pengukuran HOTS dikembangkan berdasarkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang tercakup dalam HOTS. Penyusunan instrumen pengukuran HOTS diadaptasi dari lembar evaluasi peserta didik untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang telah dikembangkan oleh Edi Istiyono 2014 dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. 2 Lembar evaluasi peserta didik Scientific Attitude Peserta didik Lembar evaluasi peserta didik scientific attitude peserta didik terdiri atas dua bentuk instrumen penilaian. Instrumen penilaian scientific attitude yaitu angket scientific attitude peserta didik serta lembar observasi scientific attitude peserta didik. 55 4. Tahap Validasi Produk Draf bahan ajar yang terdiri dari silabus, RPP, materi ajar, LKPD, lembar evaluasi peserta didik HOTS serta lembar evaluasi peserta didik scientific attitude peserta didik dilakukan penilaian oleh ahli materi pembelajaran fisika dan guru fisika. Hasil penilaian berupa kelayakan perangkat dan saran serta masukan dijadikan sebagai informasi untuk revisi pada tahap pengembangan berikutnya. 5. Tahap Revisi dan Uji Coba Produk Setelah dilakukan validasi oleh ahli, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis hasil validasi draft I. Hasil dari revisi pada draft I menghasilkan draft II sebagai Produk I atau Produk Pretest yang siap di uji terbatas. Ada tiga kategori yang terdapat pada tahap ini yaitu: a. Draft I berkategori valid dan layak tanpa revisi, maka produk dapat langsung digunakan dalam uji terbatas. b. Draft I berkategori valid dan layak dengan sedikit revisi, maka dilakukan revisi pada bagian yang harus diperbaiki, setelah direvisi, draft I dapat digunakan dalam uji terbatas tanpa harus dilakukan validasi ahli. c. Draft I berkategori tidak valid dan tidak layak, maka harus dilakukan revisi secara keseluruhan. Hasil revisi harus melalui tahap validasi kembali oleh ahli sehingga didapatkan draft yang valid dan layak. 56 Produk I PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi yang telah divalidasi dan direvisi, selanjutnya dilakukan uji coba terbatas dan uji luas berupa implementasi PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi. Langkah pada tahapan ini adalah: a. Uji terbatas Produk Pretest PhyCCTM berbasis KKNI pada Materi Usaha dan Energi Produk pretest berupa PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi diuji coba pada satu kelas XI IPA 2 SMAN 7 Pontianak yang bukan termasuk kelas sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat dan mengukur keterlaksanaan PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi di dalam proses pembelajaran berupa keefektifan, keterbacaan, kejelasan dan kegunaan dari unsur yang ada di dalam PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi. Uji terbatas dilakukan pada kelas XI IPA 2 SMAN 7 Pontianak . Uji terbatas menggunakan PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi yang telah dikembangkan dan telah melalui validasikelayakan oleh para dosen ahli dan guru fisika. b. Uji luas Produk pretest PhyCCTM berbasis KKNI pada materi usaha dan energi setelah melewati uji coba pendahuluan pada kelompok kecil kemudian ditemukan kekurangan dan direvisi kembali maka menghasilkan produk II. 57 Selanjutnya dilakukan uji luas dilakukan untuk mengambil data dan mengetahui kualitas produk secara empiris. Uji luas dilakukan pada dua kelas sampel di SMAN 7 Pontianak yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3. Pelaksanaan uji luas ini dilakukan dengan mengimplementasikan perangkat pada kegiatan pembelajaran dan dilakukan observasi. Sebelum pembelajaran dilakukan pre-test dan setelah pembelajaran selesai dilakukan post-test agar diperoleh data peningkatan HOTS peserta didik. 6. Tahap Diseminasi Tahap diseminasi merupakan kegiatan penyebarluasan produk yang telah dikembangkan agar dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Diseminasi dapat dilakukan melalui penyerahan produk ke sekolah-sekolah yang terkait dengan hasil penelitian, melalui seminar-seminar ilmiah yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan serta mengupload file produk ke internet.

C. Desain Uji Coba Produk