Mampu Bekerja Sama Bersikap Terbuka dan Senang Bercanda

106

1. Interaksi Sosial Siswa Slow Learner

a. Mampu Bekerja Sama

Aspek mampu bekerja sama diuraikan ke dalam tiga indikator yakni bekerja sama dalam mengerjakan piket harian, meminjam dan meminjamkan alat tulis atau benda lain pada teman, dan bekerja sama dalam kelompok diskusi.Siswa slow learner melaksanakan tugas piket harian sesuai jadwal masing-masing dan sedikit mendapatkan tanggapan negatif dari siswa lain karena kinerjanya. Siswa slow learnerjuga saling meminjamkan alat tulis atau benda lain dengan teman- temannya seperti halnya siswa rata-rata. Sesuai pendapat Sutjihati Somantri 2006: 47-49, pada masa anak-anak akhir usia SD siswa memiliki keinginan untuk turut mengambil bagian dalam memikul beban. Kemampuan verbal dan keterampilan motorik anak yang semakin berkembang menyebabkan anak mulai belajar menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dan juga masalah kelompok.Namun, teori ini tidak sesuai dengan siswa slow learnerdalam kelompok diskusi. Siswa slow learnertidak berkontribusi aktif dalam kelompok diskusi. Siswa slow learner lebih memilih untuk bercanda dan bermain atau hanyadiam dan menunggu keputusan kelompok.Hal ini sejalan dengan pendapat Dedy Kustawan 2013: 28 bahwa siswa lamban belajar slow learner dalam beberapa hal memiliki hambatan atau keterlambatan berpikir. Meski demikian, siswa slow learner diterima dengan baik dalam kelompok bahkan ada yang membantu siswa slow learner mengatasi masalahnya, namun ada pula yang menegur serta mendiamkan. 107

b. Bersikap Terbuka dan Senang Bercanda

Aspek bersikap terbuka dan senang bercanda terbagi ke dalam duaindikatoryakni mengungkapkan ketidaktahuan atau ketidakpahaman akan sesuatu dan berani bertanya serta mengajak bercanda dan menceritakan pengalaman dan atau keadaan dirinya pada teman. Saat mengalami kesulitan atau tidak memahami sesuatu, siswa slow learnerlebih banyak bertanya kepada teman daripada guru Hal ini sesuai dengan teori Nani Triani dan Amir 2013: 12-13 bahwa selain mengalami hambatan dalam berbahasa reseptif atau menerima dan ekspresif atau mengungkapkan, siswa slow learnermerasa lebih aman saat berkomunikasi menggunakan bahasa yang sederhana.Teman-teman siswa slow learner memberikan tanggapan yang positif terhadap siswa slow learner yang bertanya kepada mereka. Nani Triani dan Amir 2013: 13 juga menjelaskan bahwa siswa slow learner mengalami hambatan dimana siswa cenderung pemalu. Hal ini berlaku bagi siswa slow learner yang hanya diam tidak berani bertanya kepada guru maupun teman. Selain itu, slow learnerdi SD Negeri Jlaban senang bercerita dan bercanda dengan teman-temanya. Hal ini sesuai dengan teori Sri Rumini 1980: 58 bahwa siswa slow learner lebih senang bercerita dan membicarakan hal-hal yang kongkrit daripada belajar. Namun, teori tersebut tidak berlaku bagi siswa slow learner yang memiliki sifat pendiam dan tidak senang bercerita atau pun bercandabersama teman-temannya. Hal ini sesuai dengan teori Nani Triani dan Amir 2013: 13 yang menjelaskan bahwa hambatan siswa slow learnerantara lain merasa minder terhadap teman-temannya serta cenderung pemalu dan menarik 108 diri dari lingkungan sosial. Teman-teman siswa slow learnerada yang memberikan tanggapan positif juganegatif terhadap siswa slow learner yang senang bercerita dan bercanda.

c. Senang Mencari Perhatian