Bersikap Terbuka dan Senang Bercanda

56 teman-teman siswa tunagrahita sering membantu menyelesaikan pekerjaannya.

b. Bersikap Terbuka dan Senang Bercanda

1 Mengungkapkan Ketidaktahuan atau Ketidakpahaman Akan Sesuatu dan Berani Bertanya Siswa berkebutuhan khusus berani bertanya ketika ingin mengetahui sesuatu atau sedang mengalami kesulitan khususnya dalam memahami materi pelajaran. Siswa slow learner di kelas II seperti ICP dan CM kerap mengajukan pertanyaan kepada guru. Keduanya tidak segan untuk berbicara dan menjelaskan apa yang ingin diketahui. Berdasarkan hasil observasi, ICP jarang terlihat mengajukan pertanyaan seputar materi pelajaran, namun berdasarkan keterangan dari ICP, teman sebaya, dan guru, ICP mau bertanya pada guru maupun teman saat mengalami kesulitan. Sementara CM lebih aktif dan sering terlihat mengajukan pertanyaan pada guru selama pembelajaran. CM banyak mengajukan pertanyaan bahkan tentang hal-hal yang kurang penting. Berbeda dengan ICP dan CM, OHR tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman. OHR lebih memilih diam di tempat duduknya sambil mengerjakan sesuai dengan kemampuannya. OHR baru akan bertanya ketika dihampiri oleh guru di tempat duduknya. RNS slow learner kelas III juga jarang mengajukan pertanyaan kepada guru ketika mengalami kesulitan. RNS lebih sering bertanya dan meminta bantuan kepada temannya untuk menjelaskan. Pada pelajaran agama, RNS bertanya pada STR tentang beberapa huruf hijaiyah dan ayat- 57 ayat yang belum ia pahami. STR menjelaskan kepada RNS tentang arti angka-angka dalam huruf arab dan bunyi bacaan beberapa potongan ayat. Teman-teman RNS pun mengungkapkan pernyataan yang sama bahwa RNS meminta bantuan kepada temannya ketika mengalami kesulitan. Teman- teman RNS memberikan tanggapan yang positif dengan mengajari RNS hal- hal yang ingin RNS ketahui. Berbeda dengan RNS, DRA dan DRI slow learner kelas III sangat pendiam dan tidak pernah mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa lain. Bahkan DRA dan DRI tetap tidak mau bertanya ketika guru menghampiri keduanya. DRA dan DRI lebih sering memendam kesulitannya sehingga jarang selesai mengerjakan tugas dari guru. Selama penelitian pun peneliti tidak pernah melihat DRA dan DRI mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman. Begitupun siswa lain tidak ada yang berusaha membantu kesulitan yang dialami DRA dan DRI. NRW slow learnerkelas IV mengaku sering bertanya kepada guru maupun teman-temannya ketika merasa kesulitan. NRW tidak merasa canggung untuk menanyakan banyak hal kepada guru maupun teman ketika ia ingin mengetahui sesuatu yang belum dipahami seperti yang diungkapkan guru kelas IV berikut, “Wah kalau si NRW pasti. Kalau NRW misalkan dijelaskan nggak memperhatikan, nanti pada waktu mengerjakan tugas itu walaupun tidak dikerjakan itu tanya „Pak ini gimana ya?‟ atau „Ini maksudnya apa, Pak? ”. NRW sering bertanya kepada guru meskipun NRW tetap tidak mengerjakan tugas yang diberikan. 58 Berbeda dengan teman sekelas NRW yakni NAS tunagrahita, NAS tidak mengajukan pertanyaan kepada guru apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Namun, NAS kadang-kadang bertanya kepada siswa lain saat mengalami kesulitan.NAS terlihat bertanya kepada teman di dekatnya untuk menjelaskan cara memberikan skor usai mengoreksi jawaban temannya. Teman NAS pun bersedia memberi tahu. Hal ini diperkuat dengan informasi dari guru kelas IV berikut, “Ya kelihatannya ya berani saja. Tapi kan nggak kelihatan, jadi itu bertanya atau nggak cuma diam”. Guru kelas IV mengungkapkan bahwa NAS berani berani bertanya dengan teman meskipun jarang terlihat karena sifatnya yang pendiam. Sementara MIR slow learner kelas V cenderung pendiam dan tidak mengajukan pertanyaan kepada guru. Berdasarkan hasil observasi, MIR tidak terlihat bertanya seputar materi pelajaran baik kepada guru maupun teman. MIR sendiri mengaku bahwa MIR jarang mengajukan pertanyaan kepada guru namun sering bertanya kepada teman-temannya. Hal ini didukung dengan pernyataan teman-teman MIR bahwa MIR kurang berani bertanya kepada guru dan hanya bertanya kepada teman-teman MIR. MIR biasanya mendapatkan respon yang positif dari teman-temannya.Teman-teman MIR mau mengajari MIR saat MIR mengalami kesulitan. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa penjelasan di atas antara lain tiga siswa slow learner sepertiICP, CM, dan NRW berani mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada teman-temannya. Dua siswa slow learnerseperti RNS dan MIR lebih berani bertanya kepada teman 59 daripada bertanya langsung kepada guru. Sedangkan tiga siswa slow learnerseperti OHR, DRA, dan DRI hanya diam tidak bertanya kepada guru maupun teman saat mengalami kesulitan. Teman-teman siswa slow learner memberikan tanggapan yang positif terhadap siswa slow learner yang bertanya kepada mereka. Beberapa siswa bahkan mau mengajari siswa slow learner. Sementara siswa tunagrahita seperti NAS tidak mengajukan pertanyaan kepada guru meskipun mengalami kesulitan. Namun, NAS berani bertanya pada temannya dan mendapatkan respon yang positif dari temannya. 2 Mengajak Bercanda dan Menceritakan Pengalaman dan atau Keadaan Dirinya pada Teman Bercanda dan bercerita sudah menjadi kegiatan sehari-hari siswa di SD Negeri Jlaban, termasuk pada siswa slow learner dan siswa tunagrahita. Namun tidak semuanya bersedia mengajak teman-temannya bercanda dan bercerita. Di kelas II terdapat siswa slow learner yang cenderung terbuka dan ada pula yang cenderung tertutup. ICP dan CM cenderung memiliki sifat yang terbuka. Keduanya sering terlihat mengajak teman-temannya bercanda baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. ICP dan CM sering mengajak teman-teman yang duduk di sekitar bangkunya bercerita banyak hal. ICP lebih senang menceritakan tentang permainan dan pengalaman kesehariannya sementara CM lebih senang menciptakan cerita-cerita baru. ICP tampak antusias saat menceritakan pengalamannya mengunjungi rumah teman, melintasi jalan propinsi, pengalamannya saat mencari ikan di sungai, hingga menceritakan perjalanannya ke Gombong. ICP mendapatkan 60 tanggapan yang beragam dari teman-temannya. Ada siswa yang mau mendengarkan dan menanggapi secara wajar, ada pula yang tidak mempercayai cerita ICP. Sedangkan CM pernah terlihat bermain dengan beberapa penggaris yang dijadikan tokoh-tokoh cerita. CM lalu berperan menjadi dalang yang memainkan beberapa tokoh penggaris tersebut. Teman- teman CM tampak senang mendengarkan CM bercerita dan tertawa karena CM mampu menghibur teman-temannya. Teman-teman CM mengungkapkan bahwa CM mampu menghibur sehingga teman-temannya merasa senang seperti dalam kutipan wawancara dengan salah satu teman CM berikut, “Seneng banget. Pokoknya dia tu suka gimana ya? Suka seneng hati kita main sama dia …”. Berbeda dengan ICP dan CM, OHR memiliki sifat yang pendiam. OHR jarang berbicara apalagi bercerita kepada siswa lain. OHR mengaku tidak pernah bercerita atau mengungkapkan keadaan dirinya kepada teman-teman. OHR lebih banyak diam dan tidak pernah menceritakan keadaan dirinya OHR juga tidak pernah mengajak teman-temannya bercanda. Saat berkumpul bersama teman-teman pun OHR lebih banyak diam dan hanya menyaksikan teman-temannya bercanda. OHR cenderung diajak bercanda daripada mengajak bercanda. Di kelas III, seorang siswa slow learner bernama RNSmemiliki sifat terbuka. RNS selalu mengajak teman-temannya bercanda dan bercerita tentang pengalaman sehari-harinya hingga menimbulkan suasana gaduh. Beberapa teman menganggap RNS adalah anak yang cerewet. Teman-teman 61 RNS biasanya memberikan respon yang positif yakni mau mendengarkan dan menanggapi. Namun ada pula yang menghindari karena menganggap RNS anak yang nakal. RNS suka bercerita dan bergabung dengan teman-temannya yang banyak bercerita. RNS mengajak teman-temannya bercanda dan bercerita baik pada saat maupun diluar jam pelajaran. Berbeda dengan RNS, DRA slow learner dan DRI slow learner memiliki sifat pendiam. DRA dan DRI jarang terlihat berbicara. DRA dan DRI tidak pernah bercerita atau ngobrol saat berkumpul dengan teman- temannya. DRA dan DRI hanya berbicara dengan keduanya satu sama lain dengan suara yang sangat pelan. Teman-teman DRA dan DRI jarang yang mengajak keduanya bercanda. Namun DRA dan DRI pernah diajak berbicara oleh salah satu teman yang duduk di dekat tempat duduk mereka pada saat jam istirahat. NRW slow learner kelas IV memiliki sifat senang bercerita dan bercanda. NRW selalu bercanda dan bercerita bersama teman-temannya baik di dalam maupun diluar jam pelajaran. NRW cenderung selalu mencari cara agar dapat berbicara dengan teman-temannya. NRW mampu mengungkapkan apa yang dipendam. NRW juga sering membuat keanehan-keanehan dan kelucuan meskipun dengan bahasa yang seronok hingga teman-temannya tertawa. Teman-teman NRW memberikan tanggapan yang baik selama yang dilakukan NRW bersifat menghibur dan tidak merugikan siswa lain. Ada pula siswa yang memberikan tanggapan jengkel atau tersenyum seperlunya saat NRW mengajak bercerita saat jam pelajaran. 62 Teman sekelas NRW yakni NAS tunagrahita cenderung pendiam sehingga jarang menceritakan seputar pengalaman sehari-harinya bersama teman-teman NAS. NAS baru akan ikut bercerita apabila diajak berbicara lebih dulu oleh teman-temannya. Saat bercerita pun, NAS tidak seantusias NRW. NAS bercerita secukupnya. Teman-teman NAS biasanya memberikan tanggapan yang positif dengan mendengarkan dan menanggapi secukupnya saat NAS bercerita. MIR slow learner kelas V juga cenderung pendiam, namun kadang- kadang menceritakan pengalamannya seputar permainan yang dilakukan saat di rumah. Teman-teman MIR mengatakan bahwa MIR senang menceritakan tentang permainan yang dilakukan di TPA seperti bermain bola dan keseharian lainnya. MIR mendapatkan tanggapan cukup baik dari teman- temannya.Teman-teman MIR mau mendengarkan dan menanggapi cerita MIR. Berdasarkan beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa limasiswa slow learner seperti ICP, CM, RNS, NRW, dan MIRsenang bercerita dan bercanda. ICP, CM, RNS, dan NRW cenderung aktif mengajak siswa lain untuk bercanda dan bercerita, sementara MIR tidak terlalu antusias dan hanya bercerita secukupnya.Beberapa siswa lain merasa senang dan mau mendengarkan serta menanggapi dengan baik, namun ada pula yang justru merasa kesal dan terganggu. Sedangkantiga siswa slow learnerseperti OHR, DRA, dan DRI memiliki sifat pendiam dan tidak pernah menceritakan pengalaman atau keadaan diri kepada teman-temannya.Sementara siswa 63 tunagrahita seperti NAS cenderung pendiam. NAS menceritakan pengalamannya dan ikut bercanda apabila ada siswa lain yang mengajak. Jika tidak, NAS hanya akan diam dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

c. Senang Mencari Perhatian