Lingkup Materi Muatan Lokal Membatik Model- Model Penelitian Tindakan Kelas

tek jum Be mawar, te mawar ga a Macam dye, y 1 D 2 D 3 D 4 D Dalam knik ikat d mputan yan 1 Te pu ika pe ba Gamb eberapa mo eknik ledak anda dan i m-Macam Te Menurut H aitu : Diikat deng Dijelujur de Disimpul Dibungkus d m teknik ika dasar. Ber ng biasa dig eknik Ikatan Menur la dengan atan ini mbuatanny gian dasar bar 1. Tek 43 tif jumputa kan mataha katan gand eknik Jump Henny Hasy gan tali rafia engan bena dengan sesu t pembuata rikut ini m unakan : n Tunggal rut Herni K nama ikata adalah b ya adalah d tersebut. nik dan M an dengan t ri ikat maw da. utan yim 2010:1 a ang nylon uatu kerikil an jumputa merupakan Kusantati 2 an mawar. bentuk lin engan cara Motif I kata teknik ikat war berbeli 11 cara dal l, mutiara a an, terdapat beberapa 2007:4 te Motif yang ngkaran b a menjumpu an Tungga yaitu teknik it, ikatan d am mengik tau logam t berbagai macam t knik ini di g terbentuk bergerigi. ut dan men al k ikat donat kat tie motif teknik sebut k dari Cara ngikat 2 Te be Ca ika me ba Ku 3 Te ika me da ka Ku eknik Ikatan Ikatan rbelit ini ak ra membua atan tungga enuju bagia nyak lagi d usantati, 200 Gam eknik Ikatan Teknik atan kons enjumput k sarnya den in diantara usantati, 200 44 n Silang n silang ata kan mengha atnya adala al, lalu me an puncak. dapat mem 07:4. mbar 2. Te n Mawar Gan k ini akan sentris. Ca kain seperti ngan ibu ja kedua jari 07:4. au disebut asilkan pola ah dengan engikatnya Dengan i mbentuk pol eknik dan M nda menghasil ara memb membuat ari dan jari itu ke bawa pula ikata a seperti le memulai s dengan me katan atau a yang leb Motif I kat kan motif buatnya a ikatan tun telunjuk, ah, kemudia an motif m dakan mata seperti mem embentuk tali yang bih rumit. an Silang berbentuk adalah de ggal. Pega kemudian t an ikatlah mawar ahari. mbuat spiral lebih Herni pola engan nglah tekan Herni 4 Te ve Ha me de 5 Te da ter tid Gambar 3 eknik Ikatan Motif rtikal atau asyim, 201 engerut kai ngan jarak Gam eknik Penge Menur pat membe rsebut dapa ak teratur 45

3. Teknik d n Garis

ini akan b asimetris, 10:14. C n secara m sesuai yang mbar 4. Tek rutan Marb rut Herni K erikan pola at dibuat d dengan sa dan motif berbentuk g disesuaika Cara mem memanjang g dikehenda knik dan M bling Kusantati 2 a marmer engan cara tu tangan, I katan ma garis-garis, an dengan buatnya a dan diikat aki. Motif I kata 2007:5 tek pada hasil a mengerut sementara aw ar Gand baik horizo selera H adalah de secara bert n Garis knik penge l akhirnya. tkan kain s a tangan la da ontal, Henny engan tahap erutan Pola ecara innya me tid 6 Te mo be ma ke be emegangi b ak terurai. Gam eknik Ikatan Menur otif chinesse rulang yang asing lingka rutan pada rtahap sesu 46 bekas kerut mbar 5. Te n Ganda rut Herni Ku se pine. Tekn g dapat dib aran. Cara m a pusat yan uai dengan j Gambar tan tersebu eknik Peng usantati 20 nik ini akan buat satu at membuatny ng diinginka jarak yang

6. Teknik

t. Ikat kain gerutan M 006:6 motif n membentu tau dua jalu ya adalah d an, kemudi dikehendak I katan Ga n kuat-kuat Marbling f ini disebut uk pola ling ur pada ma engan mem an diikat s ki. anda agar t pula karan asing- mbuat ecara 7 Te ke pe me Ha me pa 8 Te mo rum H me dik eknik Mengik Motif rikil, logam ngisi denga enghasilkan asyim, 201 eletakkan d da media y Gam eknik Jelujur Motif j otif lainnya mit, misaln enny Hasyi enjelujur p kerut dan di 47 kat Benda lingkaran-li m atau m an bermaca n motif yan 10:16. C an mengika yang diingin bar 7. Tek r jelujur mem a, selain pr ya motif ge im, 2010:18 pada bagia iikat. ngkaran ke mutiara. De am-macam g tidak ber Cara mem at benda k kan. knik dan M mpunyai keu roses peng elombang, 8. Cara m n motif y ecil ini dapa engan peng bentuk at raturan teta buatnya a kerikil, loga otif Meng unikan terse gikatannya obat nyam membuatnya yang diingi at menggun ggunaan b au ukuran api unik H adalah de m atau mu ikat Benda endiri dari m lebih lama muk dan lai a adalah de nkan kem nakan bahan akan Henny engan tiara a motif- a dan n-lain engan udian 2 3 Alat dan kostik so gawangan Proses Pe a Me b Me c Pro dib d Pro e La de f La lar g La em h La air Ga bahan yan oda, garam n, saringan, mbuatan Te embuat mot enjiplakme oses Pengi buat. oses pewar rutkan nap ngan air pa rutkan gar rutan napth lu larutan mber pertam rutan garam r bersih seb 48 ambar 8. T ng digunak m diazo, s celemek, p eknik Jumpu tif jumputan ngutip desa katan sesu naan denga pthol dan anas. ram diazo ol dengan a napthol da ma berisi air m diazo ditu ayak 3 liter Teknik dan kan adalah sarung tan pensil, gunti utan n ain motif ya uai dengan an terlebih d kostik sod dengan ko air biasa. an kostik s r bersih seba uangkan ke . n Motif Jel talikaret, ngan karet ing, pengga ng sudah d desain mo dahulu mer da dengan omposisi 2 soda dituan anyak 3 lite e dalam em lujur rafia, Nap t, kain, em aris. digunakan otif yang s amu pewar komposisi 2 kali lipat ngkan ke d er. mber kedua pthol, mber, sudah rna. 1:2, t dari dalam berisi 49 i Celupkan kain yang sudah dijumput dengan air bersih terlebih dahulu, lalu tiriskan selama 3 menit. j Celupkan kain ke dalam larutan napthol dengan memakai sarung tangan, dengan cara ditekan-tekan selama 5 menit. Lalu tiriskan selama 3 menit. k Celupkan kain ke dalam ember larutan garam diazo selama 5 menit. Lalu tiriskan kembali selama 3 menit. l Setelah itu kain dicuci dengan air bersih. Tiriskan kembali selama 3 menit. m Lalu pelepasan ikatan pada kain jumputan, lalu cuci kembali dengan air bersih. n Kain yang sudah bersih lalu dijemur di tempat yang teduh, jangan di bawah sinar matahari langsung.

e. Penilaian Materi Teknik Jumputan

Dalam pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir siswa dapat dilakukan dengan mengacu kepada acuan atau patokan tertentu. Acuan refference adalah tolok ukur yang dipakai untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam melakukan penilaian. Menurut Nana Sudjana 2013: 7 ada dua macam acuan yang dapat digunakan, yaitu : 1 Penilaian Acuan Norma PAN Penilaian Acuan Norma PAN adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa, dibandingkan 50 dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan demikian kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata-rata kelas. 2 Penilaian Acuan Patokan PAP Penilaian Acuan Patokan PAP adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria dinyatakan belum berhasil. Berdasarkan uraian di atas, maka acuan penilaian yang digunakan dalam pencapaian kompetensi membuat teknik jumputan adalah PAP, karena penilaiannya diacukan dengan tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa, serta keberhasilan siswa ditentukan oleh kriterianya berkisar 75-80 persen dari nilai yang dicapai. 51

9. Penelitian Tindakan Kelas a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya Kusuma 2009:9 penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut O’Brien sebagaimana dikutip oleh Endang Mulyatiningsih 2011:60 penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang siswa diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti guru menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. Sedangkan menurut Kunandar 2011:48 penelitian tindakan kelas adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran dengan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksi tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipasif. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru yang sebelumnya telah mengidentifikasi permasalahan siswa, kemudian melakukan suatu tindakan untuk mengatasi atau memperbaikinya. Menurut Endang Mulyatiningsih 2011:60-63 karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain: 1 Tema penelitian bersifat situasional 2 Tindakan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri 3 Dilakukan dalam beberapa putaran 4 Penelitian bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya 52 5 Dilaksanakan secara kolaboratif atau partisipatorif 6 Sampel terbatas

b. Model- Model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Endang Mulyatiningsih 2011 model penelitian tindakan kelas ada empat, yaitu: Model Lewin, Model Riel, Model Kemmis dan Taggart serta Model DDAER. 1 Model Lewin Lewin telah mengambangkan model action research dalam sebuah sistem yang terdiri dari sub sistem input, transformation dan output. Pada tahap input dilakukan diagnosis permasalahan awal yang tampak pada individu atau kelompok siswa. Data identifikasi masalah dikumpulkan berdasarkan umpan balik hasil evaluasi kinerja sehari- hari. Peneliti melakukan studi pendahuluan sebelum menetapkan tindakan penelitian atau menyusun proposal. Dengan demikian, orang yang memahami masalah yang dihadapi oleh subjek penelitian dan mengetahui cara menagatasinya adalah peneliti itu sendiri. 2 Model Riel Model kedua dikembangkan oleh Riel 2007 yang membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa tahap-tahap, yaitu a studi dan perencanaan; b pengambilan tindakan; c pengumpulan dan analisis kejadian; d rerefleksi. Riel menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah, diperlukan studi dan perencanaan. Masalah dapat ditemukan berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. 53 3 Model Kemmis dan Taggart Kemmis dan Taggart telah membagi prosedur penelitian tindakan kelas dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran siklus yaitu perencanaan-tindakan dan observasi-refleksi. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Hasil-hasil observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan ke tahap selanjutnya. Hambatan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama harus diobservasi, dievaluasi dan kemudian direfleksi untuk merancang tindakan pada siklus kedua. 4 Model DDAER Prosedur PTK akan lebih lengkap apabila diawali dengan kegiatan diagnosis masalah dan dilengkapi dengan evaluasi sebelum dilakukan refleksi. Desain lengkap PTK tersebut disingkat menjadi model DDAER diagnosis, design, action dan observation, evaluation, reflection. Dalam model tersebut, penelitian tindakan dimulai dari diagnosis masalah sebelum tindakan dipilih. Dari beberapa model penelitian tindakan kelas di atas, maka peneliti memilih menggunakan model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Hal tersebut dikarenakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart paling sesuai dan sederhana, sehingga lebih mudah diterapkan dalam penelitian ini. 54

c. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Endang Mulyatiningsih 2011 secara umum penelitian tindakan terdiri dari empat siklus yaitu: diagnosis masalah, perancangan tindakan – pelaksanaan tindakan – observasi, analisis data, evaluasi dan refleksi. 1. Diagnosis Masalah Diagnosis masalah merupakan tindakan yang dilakukan paling awal oleh penelitiguru. Peneliti mengamati komponen pembelajaran yang belum optimal sehingga memungkinkan untuk diperbaiki lagi. 2. Perancangan tindakan Perancangan tindakan dilakukan dimulai sejak peneliti menemukan suatu masalah dan merumuskan pemecahan masalahnya melalui sebuah tindakan. a. Skenario Tindakan. Skenario tindakan serupa dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada penelitian tindakan kelas. Skenario pembelajaran berisi langkah-langkah tindakan yang dilakukan oleh guru dan kegiatan siswa ketika guru menerapkan tindakan. b. Instrumen pengumpulan data penelitian. Peneliti harus menyiapkan dan memikirkan cara pengambilan data, alat yang digunakan untuk mengambil data dan orang yang bertugas mengumpulkan data. 55 c. Perangkat tindakan. Perangkat tindakan yang harus disiapkan meliputi alat, media pembelajaran, petunjuk belajar dan uraian materi pembelajaran yang sudah tercetak. d. Simulasi tindakan.Simulasi dilakukan jika peneliti belum yakin terhadap kesuksesan tindakan yang telah direncanakan, maka peneliti dapat melaksanakan simulasi pada teman sejawat. 3. Pelaksanaan Tindakan dan observasi Peneliti melaksanakan tindakan sesuai skenario yang telah dibuat dan perangkat yang telah disiapkan. Selama pelaksanaan tindakan ini, observasi kejadian dapat dilakukan oleh peneliti atau teman sejawat yang membantunya. 4. Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan dapat dilakukan secara deskriptif kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari tujuan penelitian tersebut. Penyajian data dapat dilakukan secara deskriptif maupun kualitatif. Laporan hasil analisis data menjadi lebih lengkap apabila dilakukan pengukuran tentang ketercapaian hasil tersebut pada setiap siklus tindakan. Dengan demikian peningkatan kinerja dapat tergambar dengan jelas. 5. Evaluasi dan Refleksi Evaluasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mengambil keputusan keberlanjutan tindakan penelitian. Keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan dengan membandingkan antara hasil yang diobservasi, dengan hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria- 56 kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dan refleksi mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menetapkan keputusan keberlanjutan setelah tindakan dilaksanakan.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan terkait dengan penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian dari Septi Dwi Dayanti 2011 dengan judul “Pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD pada pencapaian kompetensi membuat Pola Blazer di SMK N 1 Sewon”, menunjukan pencapaian kompetensi membuat pola blazer kelas non interval pada kategori tuntas sebanyak 27 siswa 75, sedangkan pada kelas interval kategori tuntas sebanyak sebanyak 36 siswa 100. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran cooperative Learning tipe STAD pada pencapaian kompetensi membuat pola blazer di SMK N 1 Sewon, hasil rerata penilaian unjuk kerja yang diperoleh yaitu untuk kelas interval sebesar 8.16 sedangkan rata-rata kelas non interval sebesar 7.66. serta dari pendapat siswa tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD menunjukan bahwa pada kategori senang sebanyak 24 siswa 66.7 dan kategori cukup senang sebanyak 12 siswa 33.3. 2. Hasil penelitian dari Endar Widaryati 2012 dengan judul “Peningkatan kompetensi membuat pola dasar rok dengan model pembelajaran

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN CHEMBALL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

5 24 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISK UNTUK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Pojok Mojogedang Kabupa

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT DISK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Media Video Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi PTK pada Siswa Kelas XI di SMK Yasira Ciamis).

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI BATIK JUMPUTAN KELAS XI SMK NEGERI 1 GESI SRAGEN.

0 4 274

PENINGKATAN KOMPETENSI PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON.

0 0 144