Perencanaan pembelajaran Penyelenggaraan pembelajaran di Sanggar Anak Alam Yogyakarta

89

3. Penyelenggaraan pembelajaran di Sanggar Anak Alam Yogyakarta

Sanggar Anak Alam adalah sekolah yang berbasis pada penggunaan alam sebagai sumber belajar utama, maka dari itu Sanggar Anak Alam disebut pendidikan alternatif karena pembelajarannya yang berbeda dengan sekolah formal. Seperti diketahui bahwa pembelajaran sekolah formal bertumpu pada keahlian guru dalam memberikan materi pelajaran. Sumber belajar pada sekolah formal adalah buku paket yang telah terstandarisasi oleh kurikulum nasional. Perbedaan antara sekolah formal dan pendidikan alternatif seperti Sanggar Anak Alam tidak sepenuhnya bertolak belakang. Ada prinsip- prinsip pada sekolah formal yang digunakan dalam proses pembelajaran di Sanggar Anak Alam, yaitu terdapatnya perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

a. Perencanaan pembelajaran

Sanggar Anak Alam mengadakan kegiatan perencanaan pembelajaran setiap akan memasuki semester baru. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan Sanggar Anak Alam berbentuk workshop yang diikuti oleh seluruh pengurus sekolah dan fasilitator. Workshop tersebut dipimpin oleh mas Yudhis selaku ketua PKBM dan Ibu Sri Wahyaningsih selaku pendiri Sanggar Anak Alam. Workshop Sanggar Anak Alam dilakukan selama 3 hari. Agenda pada hari pertama workshop diisi dengan pemantapan konsep pembelajaran khas Sanggar Anak Alam. Hal tersebut dipandang 90 perlu dilakukan oleh Sanggar Anak Alam karena belum sepenuhnya fasilitator memahami konsep pembelajaran Sanggar Anak Alam. Di forum tersebut diketahui pula bahwa Sanggar Anak Alam memiliki model pembelajaran sendiri yang dinamakan “daur belajar”. Dalam workshop tersebut Ibu Sri Wahyaningsih menjelaskan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di Sanggar Anak Alam dilakukan dengan mengikuti serangkaian proses dalam “daur belajar”. Dalam model daur belajar khas Sanggar Anak Alam terdapat serangkaian tahap yang akan dijalani oleh pebelajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Model pembelajaran daur belajar tersebut menggunakan aktivitas riset sebagai aktivitas dasar. Daur belajar merupakan pengejawantahan dari slogan Sanggar Anak Alam yaitu “mendengar saya lupa, melihat saya ingat, melakukan saya paham, menemukan sendiri saya kuasai.” Gambar 6. Daur Belajar Sanggar Anak Alam 91 Lebih lanjut mengenai daur belajar dijelaskan oleh pak Toto Rahardjo yang merupakan salah satu penggagas Sanggar Anak Alam dalam buku yang berjudul “Sekolah Biasa Saja” 2014:27, adalah sebagai berikut : 1. Lakukanrangkai ulang rekonstruksi Yakni menguraikan kembali rincian fakta, unsur-unsur, urutan, kejadian, dll dari realitas tersebut. Pada tahap ini seseorang juga bisa disebut berada dalam proses mengalami, karena proses ini selalu dimulai dengan penggalian pengalaman dengan cara melakukan kegiatan langsung. Melakukan kegiatan langsung yang dimaksud adalah dengan riset. Riset dimaksudkan untuk mencari dan mengumpulkan data terkait tujuan dan konteks yang telah disepakati. 2. Ungkapkan Setelah mengalami, maka tahap berikutnya yang penting adalah proses mengungkapkan dengan cara menyatakan apa yang sudah dialami. 3. Kaji-urai Analisis Yakni mengkaji sebab-sebab dan kemajemukan kaitan- kaitan permasalahan yang ada dalam realitas tersebut, yakni tatanan, aturan, sistem yang menjadi akar persoalan. 92 4. Kesimpulan Yakni merumuskan makna atau hakikat dari realitas tersebut sebagai suatu pelajaran dan pemahaman atau pengertian baru yang lebih utuh, berupa prinsip-prinsip, kesimpulan umum dari hasil pengkajian atas pengalaman yang telah dilalui. 5. TerapkanTindakan Tahap akhir dari daur belajar ini adalah memutuskan dan melaksanakan tindakan-tindakan baru yang lebih baik berdasarkan hasil pemahaman atau pengertian baru atas realitas tersebut, sehingga sangat memungkinkan pula untuk menciptakan realitas- realitas baru yang juga lebih baik. Pembelajaran yang akan dilakukan setiap semester pada masing- masing jenjang yang ada di Sanggar Anak Alam harus mengacu pada daur belajar. Proses yang ada di daur belajar tersebut yang akan dilakukan oleh pebelajar untuk sampai pada menemukan sendiri pengetahuannya, seperti yang disampaikan oleh mas Yudhis : “Pembelajaran yang dilakukan di SALAM itu prinsipnya anak menemukan sendiri, artinya ia mengalami proses belajar, jika distrukturkan maka akan seperti sebuah daur. Dari dia mengalami, melakukan sesuatu, mengungkap data informasi yang diperlukan lalu data itu diolah, distrukturkan, di sistemasikan sehingga ia memahami alur dan kerangka nya, lalu bisa menyimpulkan”. 3 Dalam hal ini Sanggar Anak Alam telah melakukan usaha yang serius dalam menciptakan dan mengembangkan suatu model pembelajaran yang khas Sanggar Anak Alam. Hal tersebut sesuai 3 wawancara dengan mas Yudhis, 13 Maret 2015,trankrip wawancara 93 dengan definisi pembelajaran menurut Degeng Sudana 1997:1 yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan pebelajar, dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metodestrategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan, bahkan kegiatan-kegiatan inilah yang sebenarnya merupakan kegiatan inti pembelajaran. Dalam pemantapan kali ini Ibu Sri Wahyaningsih juga menekankan tentang 4 perspektif kehidupan yang harus diterapkan dalam segala aktivitas Sanggar Anak Alam. keempat perspektif itu adalah pangan, lingkungan, kesehatan, dan sosial budaya. Diingatkan pula oleh Ibu Sri Wahyaningsih tentang slogan Sanggar Anak alam yang berbunyi “mendengar saya lupa, melihat saya ingat, melakukan saya paham, menemukan sendiri saya kuasai”. Setelah pemantapan konsep pembelajaran khas Sanggar Anak Alam selesai disampaikan oleh Ibu Sri Wahyaningsih, workshop dilanjutkan dengan melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilalui pada semester sebelumnya. Pada sesi kali ini dipimpin oleh mas Yudhis selaku ketua PKBM dengan format sharing and discussion. Mereka mulai dengan mengidentifikasi kesulitan-kesulitan fasilitator yang ada pada semester sebelumnya. Setelah kesulitan-kesulitas yang ada teridentifikasi, para fasilitator saling memberi masukan. Selama peneliti mengikuti sharing and discussion tersebut, masalah yang utama 94 adalah belum semua fasilitator memahami konsep pembelajaran yang ada di Sanggar Anak Alam, khususnya penerapan daur belajar. Hal itu merupakan alasan utama diadakan sesi pemantapan konsep pembelajaran untuk mengawali workshop. Agenda pada hari kedua workshop adalah merencanakan pembelajaran selama satu semester kedepan. Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran tersebut, Sanggar Anak Alam menyiapkan rencana pembelajaran yang mirip dengan silabus yang ada pada sekolah formal. Hal tersebut peneliti lihat dalam kegiatan workshop dan disampaikan langsung oleh mas Yudhis selaku ketua PKBM : “Secara bersama-sama, di setiap mulai semester sebelumnya ada workshop jadi kita menyiapkan rencana belajar semacam silabus, di silabus kan ada materi-materi yang akan diajarkan. Tapi rencana belajar yang kami buat tidak sedetail silabus, rencana yang kami lakukan biasanya memilih tema riset, baru menyusun apa yang bisa dipelajari dari tema riset. Misal transportasi, yang bisa dipelajari misal profesi pak supir, atau biologi tentang kuda, tentang kehidupan sosial atau pengetahuan sosial kita belajar tentang fungsi transportasi sebagai alat transportasi zaman dulu, sekarang, dan kedepan nya. tentu saja kami juga mengacu pada kurikulum nasional, hanya kami mengambil indikator-indikator yang berkaitan dengan tema saja, yang penting dengan kehidupan anak-anak.” 4 Dari pernyataan tersebut pula dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pembelajaran, Sanggar Anak Alam tidak menerapkan standar yang kaku atau sedetail seperti sekolah formal, namun tetap mengacu pada Sekolah formal dengan mengambil indikator-indikator yang ada. 4 Wawancara dengan mas Yudhis, 13 Maret 2015,trankrip wawancara 95 Dalam merencanakan pembelajaran selama satu semester kedepan, mula-mula yang dilakukan oleh fasilitator adalah melihat cakupantujuan belajar yang harus dikuasai pebelajar. Cakupan belajartujuan belajar tersebut diambil dari standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD silabus turunan kurikulum nasional. Dalam kurikulum nasional, SK KD dijadikan indikator penguasaan kompetensi pebelajar. Namun dalam pembelajaran Sanggar Anak Alam, SK KD dinamakan cakupantujuan belajar yang memiliki fungsi dokumentasi dari konteks yang akan dijalani dan dipahami oleh pebelajar. Hal tersebut diungkapkan oleh mas Yudhis selaku penanggungjawab KBM Sanggar Anak Alam : “...Misalnya ada cakupan belajar jika kita menyebutnya, nah itu seperti yang ada pada SKKD pada KTSP. Tetapi yang membedakan nya, KTSP berdiri sendiri-sendiri, sementara kita menjadi satu kesatuan. Kita meletakkannya pada fungsi-fungsi yang berbeda. Fungsi yang paling penting disini adalah fungsi pada pendokumentasian pengetahuan. Yang bisa kita pakai dalam pendokumentasian pengetahuan adalah tekssimbol, kita bisa pakai dengan bahasamatematika. Maka itu ditempatkan pada posisi yang dimunculkan. Fungsi untuk menulistekspendokumentasian. Teks tersebut berasal dari peristiwakonteks.” 5 Sedangkan konteks adalah peristiwa-peristiwa yang akan dipahami oleh pebelajar dengan menggunakan riset yang spesifik. Sanggar Anak Alam sebenarnya telah membuat skema yang dinamakan target dasar belajar yang di dalamnya terdapat identitas kelas dan semester, tujuan membaca dan menghitung sebagai fungsi dokumentasi yang diambil dari SK KD silabus turunan kurikulum nasional, dan 5 wawancara dengan mas Yudhis, 13 Maret 2015,trankrip wawancara 96 konteks. Adapun beberapa contoh skema target belajar adalah sebagai berikut: Gambar 7.1 Skema target dasar belajar kelas satu semester satu Gambar 7.2 Skema target dasar belajar kelas satu semester dua 97 Konteks kelas 1, Semester 2: a. Tubuhku bagaimana merawat dan menjaga kesehatannya, bisa kaitkan juga untuk pengukuran satuan tak baku. b. Makhluk hidup kaitannya dengan bunyi huruf misal suara binatang c. Kebiasaan sehari-hari di rumah dan sekolah kaitannya dengan membangun tanggung jawab pribadi kelompok. d. Mengenal energi di sekitar rumah dan sekolah. e. Mengenal benda-benda di sekitar rumah sekolah manfaat dan bagaimana cara memperlakukannya merawatnya pengantar masuk ke kebiasaan kesadaran menjaga lingkungan terdekat sekolah, rumah. Gambar 8.1 Skema target dasar belajar kelas dua semester satu 98 Konteks kelas 2, semester 2: a. Kebiasaan sehari-hari di rumah sekolah kaitannya dengan membangun tanggung jawab pribadi kelompok  membangun. kesadaran kebiasaan menjaga lingkungan sekitarnya. b. Peristiwa penting dalam keluarga. c. Peran anggota dalam keluarga masing-masing. d. Pengenalan sumber energi dalam kehidupan. e. Pengenalan benda2 alam, peristiwa alam dan pengaruhnya kaitannya matahari, bulan, bintang, berputar, siang, malam. Gambar 8.2 Skema target dasar belajar kelas dua semester dua 99 Setelah mengetahui skema target dasar belajar seperti yang telah dipaparkan di atas, fasilitator akan menentukan riset yang cocok dengan konteks dan tujuan. Contohnya saja riset pasar yang dipilih oleh fasilitator SMP atau riset pabrik gula oleh kelas 4. Fasilitator melakukan pendataan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam riset, seperti pihak-pihak mana saja yang akan dilibatkan, fasilitas apa saja yang perlu dipersiapkan, dan perkiraan waktu selesai riset. Fasilitator pula yang akan memastikan bahwa pebelajar menemukan data-data yang diperlukan melalui riset yang telah dilakukan. Namun yang perlu ditekankan adalah pilihan riset oleh fasilitator pada saat workshop bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Pilihan riset tersebut masih merupakan opsi bagi pebelajar dan akan didiskusikan kembali dengan Gambar 9. Skema target dasar belajar SMP semester dua 100 para pebelajar. Pebelajar berhak mengganti atau melaksanakan riset pilihan dari fasilitator. Pada dasarnya di Sanggar Anak, pebelajar bebas menentukan pilihannya sendiri. “Iya lebih diberi kebebasan memilih, mencari, ya belajar untuk konsekuen dan akan apa yang ia pilih dan ia putuskan.” 6 Namun kebebasan yang ada di Sanggar Anak Alam tidak pada taraf yang benar-benar bebas sepenuhnya, kebebasan yang dilakukan adalah upaya agar pebelajar menjadi lebih bertanggungjawab terhadap pilihannya, seperti yang dikatakan oleh bu Avin : “Kita memang membebaskan anak, tetapi kita ke kehidupan nyata aja lah. Kita kan mengajak anak-anak untuk melihat kehidupan nyata, di kehidupan nyata ini kan sebebas-bebasnya kita tidak bisa bebas banget kan, pasti ada kesepakatan-kesepakatan. Tidak bisa bebas banget, tetep ada lingkup nya.” 7 Kegiatan workshop berlanjut pada hari ketiga dengan agenda pemaparan hasil perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh fasilitator ke forum workshop tersebut. Setelah pemaparan tersebut, pengurus PKBM melakukan pendataan kebutuhan agar tugas fasilitator dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dapat terbantu. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, dalam merencanakan pembelajaran, Sanggar Anak Alam telah sesuai dengan prinsip learning system seperti yang disebutkan oleh Davis 1974:30 dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum Pembelajaran 2011:132, yang menyebutkan bahwa learning system menyangkut 6 wawancara dengan bu Erna, 1 April 2015,trankrip wawancara 7 wawancara dengan bu Avin, 25 Maret 2015,trankrip wawancara 101 pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran