Penilaian hasil pembelajaran Penyelenggaraan pembelajaran di Sanggar Anak Alam Yogyakarta

127 dengan sebaik mungkin. Orang tua akan dapat melihat secara jelas hasil belajar pebelajar selama satu semester.

c. Penilaian hasil pembelajaran

Peneliti melihat bahwa sebagai penyedia aktivitas pembelajaran, Sanggar Anak Alam juga mengadakan kegiatan penilaian hasil pembelajaran atau evaluasi pembelajaran. Namun penilaian atau evaluasi yang dilakukan oleh Sanggar Anak Alam berbeda dari sekolah-sekolah formal. Pada umumnya kegiatan tersebut di sekolah formal dilakukan dengan mengerjakan soal-soal yang telah Gambar 25. Hasil karya pebelajar kelas 3 tentang langkah-langkah pembuatan batu- bata dan telur asin Gambar 26. Telur asin yang dibuat pebelajar kelas 3 Gambar 27. Pebelajar kelas 4 sedang membuat produk 128 dibuat oleh guru. Sedangkan Sanggar Anak Alam melakukan berdasarkan kesepakatan antara pebelajar dan fasilitator. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Wahyaningsih : “Kalau bentuk evaluasi itu kesepakatan, yang jelas setiap fasilitator harus mengawal proses agar tau sejauh mana anak itu sudah berproses. Nah ini kan dari pengamatan fasilitator dan pemahaman, tapi kita setiap akhir semester kan juga ada review, itu kan mulai mengulang kembali apa yang sudah didapatkan, ini penting saya pikir. Jadi fasilitator bisa memahami tentang pemahaman anak. Anak-anak juga bisa memilih review sendiri, misalnya ada yang mau berhitung saja, atau bahasa saja, lalu anak saling menukar hasil review nya. Jadi review itu kesepakatan bentuknya, ada juga yang kelas 3 smp atau kelas 6 itu juga menyesuaikan karena mereka akan ikut UN maka resume nya formal, bikin-bikin soal.” 22 Dari pernyataan di atas juga dapat diketahui bahwa selain review berdasarkan kesepakatan antara fasilitator dan pebelajar, peran fasilitator dalam mengamati dan memahami pebelajar juga penting. Hal tersebut dikatakan penting karena fasilitator akan membuat review seusai dengan yang pebelajar minati dan pahami. Pada beberapa jenjang peneliti juga mengamati bahwa pembuatan produk dalam fase daur belajar yang terakhir yaitu melakukan, sering dijadikan alternatif evaluasi oleh fasilitator. Pada fase melakukan pebelajar membuat produk berdasarkan proses yang telah dilalui sebelumnya, sehingga fasilitator dapat melihat pebelajar menguasai pembelajaran selama satu semester atau tidak berdasarkan pembuatan produk pebelajar. 22 Wawancara dengan bu Sri Wahyaningsih selasa 5 Mei 2015 129 Setelah kegiatan evaluasi pembelajaran selesai, para fasilitator membuat rapot yang berisi pencapaian pebelajar selama satu semester. Rapot tersebut akan diserahkan kepada orang tua pebelajar setiap akhir semester, sekaligus fasilitator berbincang-bincang dengan para wali pebelajar tentang kondisi para pebelajar selama kegiatan pembelajaran. Sehubungan dengan penilaian hasil pembelajaran, pada sekolah formal pada umumnya hasil dari penilaian pembelajaran dijadikan acuan bagi kenaikat tingkat ke jenjang kelas yang lebih tinggi. Namun di Sanggar Anak Alam, penilaian hasil pembelajaran tidak memiliki fungsi yang demikian, karena semua pebelajar selalu naik ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan kata lain, di Sanggar Anak Alam tidak ada istilah tinggal kelas. Gambar 28.1 Contoh soal evaluasi Gambar 28.2 Contoh soal evaluasi 130 Sanggar Anak Alam yang merupakan lembaga non formal tidak mengeluarkan ijasah formal bagi pebelajar yang ingin melanjutkan jenjang di sekolah formal. Untuk itu Sanggar Anak Alam memfasilitasi pebelajar yang menginginkan ijasah formal dengan mendaftarkan pada ujian persamaan seperti ujian paket C. Hal tersebut dilakukan Sanggar Anak Alam karena terdapat tuntutan dari orang tua yang menginginkan anaknya yang belajar di Sanggar Anak Alam untuk mendapatkan ijasah formal. Penilaian hasil pembelajaran oleh Sanggar Anak Alam memang bukan dirancang sebagai acuan kenaikan jenjang atau untuk mendapatkan ijasah, namun sebagai cara merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan selama satu semester.

B. PEMBAHASAN 1. Pembahasan mengenai Sanggar Anak Alam Yogyakarta

Ditinjau dari kajian teori mengenai sekolah alam, Sanggar Anak Alam memang dapat diklasifikasikan sebagai sekolah alam. Menurut Efrita Djuwita 2010 Suatu lembaga penyedia kegiatan pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai sekolah alam adalah yang menyediakan pembelajaran alternatif dengan menggunakan alam sebagai sumber belajar utamanya, dalam hal ini penggunaan alam sebagai media belajar diharapkan pebelajar menjadi lebih perhatian dengan lingkungan dan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dipelajari. Sekolah alam