Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dalam Pembelajaran
36
kegiatan MEAs meminta siswa untuk menginterpretasikan sebuah permasalahan nyata secara matematis dan membutuhkan penjelasan, tahapan dan metode secara
matematis untuk menghasilkan kesimpulan atau solusi yang sesuai dengan masalah.
39
Karena siswa menghasilkan sebuah model matematika dan bekerja dalam kelompok, mereka mengeluarkan dan mengungkapkan pemikiran mereka
melalui aktivitas di dalam solusi akhir mereka. Pemikiran mereka membantunya dalam merefleksikan sebaik apa pemikiran strategi awal mereka dalam
memecahkan permasalahan matematika dan membuat peninjauan kembali yang tepat untuk solusi masalah mereka.
Adapun tahapan pembelajaran pendekatanMEAs dalam penelitian ini yang mengambil materi mengenai SPLDVadalah sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan secara singkat gambaran mengenai materi.
2. Guru menjelaskan manfaat setelah mempelajari materi persamaan linear satu
variabel dan dua variabel dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Guru mulai membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang tiap kelompok.
4. Guru memberikan LKS tentang PLSV yang berkaitan dengan masalah
kehidupan sehari-hari. 5.
Siswa mulai mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru dalam kelompoknya masing-masing.
6. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok mengerti mengenai masalah yang
diberikan dalam LKS yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 7.
Siswa bekerja dalam kelompoknya berusaha menggunakan informasi untuk mengidentifikasikan pertanyaan yang memuat masalah.
8. Siswa menyederhanakan situasi masalah dunia nyata dan membangun model
matematis dari informasi yang didapat. 9.
Siswa mencari strategi memecahkan masalah dan mulai melakukan pemecahan masalah berdasarkan model matematis.
10. Siswa membuktikan solusi yang didapat ke kehidupan nyata.
39
Michelle Chamberlin. Design Principles for Teacher Investigations of Student Work, Mathematics Teachers Education and Development, Colorado: University of Northern Colorado,
2004, Vol. 6, p. 52-62
37
11. Siswa menginterpretasi hasil pemecahan masalah menggunakan kata-kata
sendiri. 12.
Guru mengawasi dan mengarahkan kelompok dalam melalui tahapan pendekatan MEAs.
13. Guru melakukan tanya jawab sambil mengarahkan siswa untuk menemukan
jawaban dari permasalahan yang diberikan. 14.
Setelah diskusi kelompok, salah satu perwakilan dari tiap kelompok menuliskan hasil diskusi di papan tulis.
15. Setiap kelompok membantu perwakilannya untuk mempresentasikan hasil
diskusi. 16.
Kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hasil diskusi kepada kelompok yang sedang presentasi.
Contoh Penerapan Model-Eliciting Activities yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Mona membeli 2 kg salak dan 3 kg jeruk dengan harga Rp. 32.000,00. Sedangkan Nina membeli 4 kg salak dan 2 kg jeruk dengan harga Rp. 50.000,00. Jika Nurul
ingin membeli6 kg salak dan 5 kg jeruk, bantulah dia menghitung berapa harga yang harus dibayarkan ke pedagang.
Penyelesaian:
Tuliskan apa yag diketahui dari masalah di atas. Diketahui: harga 2 kg salak dan 3 kg jeruk sama dengan Rp. 32.000,-
Harga 4 kg salak dan 2 kg jeruk sama dengan Rp. 50.000,- Tuliskan apa yang ditanyakan dari masalah di atas.
Ditanya: harga 6 kg salak dan 5 kg jeruk. Buatlah model matematis yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Misalnya: 1 kg salak = 1 kg jeruk
Persamaan 1: Persamaan 2:
38
Selesaikan masalah tersebut dengan model matematika yang telah dibuat. Mengeliminasi variabel x, diperoleh:
Mengeliminasi variabel y, diperoleh:
Jadi Himpunan Penyelesaiannya {10.750,3.500}
Uji kembali jawaban yang didapat ke dalam persamaan. Persamaan 1:
Persamaan 2:
Terbukti Buatlah kesimpulan dan interpretasi mengenai solusi masalah di atas.
Kesimpulannya harga satu kg salak adalah Rp. 10.750,- sedangkan harga sati kg jeruk adalah Rp. 3.500,- Nurul ingin membeli 6 kg salak dan 5 kg jeruk,
jadi harga yang harus dibayar Nurul adalah Rp. 82.000,-