45
dalam kelas cukup heterogen, artinya ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang karakteristiknya benar-benar diselidiki.
41
Sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan
sampel sebanyak dua kelas secara acak dari tiga kelas yang ada. Dari dua kelas tersebut diundi kembali, kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan
kontrol. Dan kelas VIII-B dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas VIII-C dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a Melakukan observasi ke sekolah.
b Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan bahan ajar pada
pokok bahasan yang dipilih. c
Menyusun instrumen penelitian. d
Melakukan uji coba instrumen penelitian. e
Analisis hasil uji coba instrumen. f
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
2. Tahap Pelaksanaan
a Menerapkan pendekatan Model Eliciting Activites MEAs pada kelompok
eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pendekatan konvensional dengan jumlah jam pelajaran dan pokok bahasan yang sama.
b Pemberian tes akhir pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebagai evaluasi pembelajaran. c
Data diambil dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian soal instrumen tes pemecahan masalah yang sama.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes akhir post test. Tes merupakan alat atau prosedur yang
41
Ibid, h. 85
46
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini berupa tes akhir post test,
berbentuk uraian essay sebanyak 10 butir soal pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Tes berupa soal-soal pemecahan masalah yang
berguna untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Tes uraian disusun berdasarkan konsep tes pemecahan masalah yang
memenuhi tahapan-tahapan polya, yaitu kemampuan: a memahami masalah, b membuat rencana pemecahan masalah, c melakukan perhitungan, d memeriksa
kembali jawaban. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
digunakan aturan penskoran model Schoen dan Oehmka yang dikemukakan oleh Utari-Sumarmo seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Skor Memahami
Masalah Membuat
Rencana Pemecahan
Melakukan Perhitungan
Memeriksa Kembali Hasil
Salah menginterpretasikan
salah sama sekali Tidak ada
rencana, membuat
rencana yang tidak relevan
Tidak melakukan perhitungan
Tidak ada pemeriksaan atau
tidak ada keterampilan lain
1 Salah menafsirkan
masalah, mengabaikan
kondisi soal Membuat
rencana pemecahan soal
yang tidak dapat dilaksanakan
Melaksanakan prosedur yang
benar, mungkin menghasilkan
jawaban yang benar, tetapi salah
perhitungan Ada pemeriksaan
tetapi tidak tuntas
2 Memahami masalah
soal selengkapnya Membuat
rencana yang benar, tetapi
salah dalam hasiltidak ada
hasil Melakukan
proseadur yang benar dan
mendapatkan hasil yang benar
Pemeriksaan dilaksanakan
untuk melihat kebenaran proses
3 -
Membuat rencana yang
benar, tetapi belum lengkap
- -