Guru meminta peserta didik kepada pasangan untuk memberikan atau berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan.
6 Talking Chips Kancing Gemerincing
Talking Chips dikembangkan oleh Spencer Kagan. Langkah pertama metode Talking Chips adalah guru menyiapkan kancing-kancing atau dengan
menggunakan benda-benda kecil lainnya. Setiap anggota dalam kelompok mendapatkan dua atau tiga kancing. Peserta didik memberikan satu kancing
kepada guru atau meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok jika peserta didik tersebut selesai berbicara atau mengutarakan pendapatnya. Jika kancing
yang dimiliki peserta didik sudah habis maka dia tidak diperbolehkan berbicara lagi.
52
Beberapa metode pembelajaran kooperatif lainnya antara lain: 1
Mencari Pasangan Make a Match Langkah pertama metode ini adalah guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi konsep atau topik tertentu. Setiap peserta didik memperoleh satu kartu. Peserta didik kemudian mencari pasangan berdasarkan nama kartu yang
didapatkannya.
53
2 Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay Two Stray
Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari empat orang. Dua peserta didik dari masing-masing kelompok akan meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lainnya. Dua peserta didik yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka
ke tamu mereka. Dua orang tamu kembali ke kelompoknya masing-masing dan membahas hasil kerja mereka. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil
kerja mereka.
54
52
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2005, h. 63.
53
Sri Sulastri, op. cit., h. 25.
54
Anita Lie, op. cit., h. 62.
4. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif, Kolaboratif, dan Kelompok Belajar
Tradisional.
Menurut Slavin yang dikutip oleh Zulfiani “pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling
membantu untuk memahami suatu bahan pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi”.
55
Menurut Arend, “model pembelajaran kooperatif memiliki basis pada
teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran sosial”.
56
Pembelajaran kolaboratif menurut Sato adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai
kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok, namun, para siswa dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau
pemikiran yang dikeluarkan oleh tiap individu dalam kelompok. Pembelajaran tidak terjadi dalam kesatuan, namun pembelajaran
merupakan hasil dari keragaman atau perbedaan.
57
Menurut Choy yang dikutip oleh Djamilah, persamaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif, keduanya sering dikaitkan dengan
pembelajaran aktif, konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, dan pembelajaran sosial.
58
Persamaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif lainnya adalah
59
: a.
Kedua-dua strategi mementingkan pembelajaran aktif. b.
Dalam kedua-dua situasi, guru berperan sebagai fasilitator. c.
Dalam kelas koperatif dan kolaboratif, pengajaran dan pembelajaran dialami oleh guru dan murid.
d. Kedua-dua strategi memantapkan keterampilan kognitif beraras tinggi.
55
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 130.
56
Dwi Priyo Utomo, op. cit., h 3.
57
Djamilah Bondan Widjajanti , “Strategi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Masalah”,
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2008, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2008, h. 2103.
58
Ibid., h. 2106.
59
Laila Hairani Bt Abdullah Sanggura, Pengajaran Kolaboratif, 2014, h. 9, http:www.spikedah.edu.my
e. Dalam kedua-dua situasi, pelajar dikehendaki memikul tanggungjawab atas
pembelajaran diri sendiri. f.
Kedua-dua bentuk pembelajaran memerlukan peserta didik menyampaikan ide dalam kelompok kecil.
g. Kedua-duanya mengembangkan keterampilan sosial dan pembinaan tim.
h. Kedua-dua pembelajaran membantu meningkatkan pengetahuan dan
keberhasilan peserta didik . i.
Kedua-duanya menggunakan keberagaman kemampuan siswa. Perbedaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif menurut John Myres
dalam
Djamilah Bondan Widjajanti
, pembelajaran kooperatif berasal dari Amerika dan lebih menekankan sifat dasar sosial dari pembelajaran, sedangkan
pembelajaran kolaboratif berasal dari Inggris, berdasarkan model kerja dari guru- guru Inggris dalam mengeksplorasi cara untuk membantu peserta didik merespon
terhadap tugas kepustakaan, dengan memberi lebih banyak peran dalam belajar mereka sendiri.
60
Menurut Sato yang dikutip oleh Djamilah, pembelajaran kolaboratif berbeda dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif berfokus pada kesatuan
dalam kelompok, sedang pembelajaran kolaboratif, unit yang ditekankan adalah pada setiap individu. Tujuan dari kegiatan kelompok dalam pembelajaran
kolaboratif bukan untuk mencapai kesatuan, melainkan para peserta didik dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau pemikiran yang
dikeluarkan oleh setiap individu dalam kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran kolaboratif, guru tidak boleh berusaha untuk menyatukan pendapat
dan ide para peserta didik dalam kelompok kecil, serta tidak boleh meminta mereka untuk menyatakan pendapat mereka sebagai perwakilan pendapat dari
kelompok, seperti yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif.
61
Perbedaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif dari segi ciri-cirikarakteristik tiap-tiap model pembelajaran dapat diamati pada Tabel 2.2.
60
Djamilah Bondan Widjajanti, op. cit., h. 2106.
61
Ibid., h. 2107.
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kolaboratif
a. setiap anggota mempunyai
peran b.
terjadi interaksi langsung diantara peserta didik
c. setiap anggota kelompok
bertanggungjawab atas
belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya
d. peran guru adalah membantu
peserta didik
untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal siswa
e. guru
hanya berinteraksi
dengan kelompok
saat diperlukan.
62
a. tim berbagi tugas untuk mencapai tujuan
pembelajaran b.
diantara anggota tim saling memberi masukan untuk lebih memahami masalah
yang dihadapi c.
para anggota tim saling menanyakan untuk lebih mengerti secara mendalam
d. tiap anggota tim menguasakan kepada
anggota lain untuk berbicara dan memberi masukan
e. kerja tim dipertanggungjawabkan ke
orang yang lain, dan dipertanggung- jawabkan kepada dirinya sendiri
f. diantara anggota tim ada saling
ketergantungan.
63
Perbedaan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif menurut Jabatan Ilmu Pendidikan dapat diamati pada Tabel 2.3.
64
Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Kolaboratif Menurut Jabatan Ilmu Pendidikan
No. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kolaboratif
1. Peserta
didik menerima
pelatihan dalam
Hal ini diyakini bahwa peserta didik telah memiliki keterampilan sosial yang
62
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 132.
63
Djoko Apriono, Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam Belajar melalui Pembelajaran Kolaboratif, Prospektus, 2011, h. 163.
64
Laila Hairani Bt Abdullah Sanggura, op. cit., h. 10.
keterampilan kelompok dan sosial.
diinginkan. Mereka dituntut untuk mengembangkan keterampilan yang
ada untuk
mencapai tujuan
pembelajaran 2.
Kegiatan terstruktur
di mana setiap peserta didik
memainkan peran spesifik. Para peserta didik berkonsultasi dan
meng-organisasi usaha sendiri.
3. Guru
memantau, mendengarkan
dan ikut
campur tangan
dalam kegiatan
kelompok jika
perlu. Kegiatan kelompok dipantau oleh guru.
Jika muncul persoalan, pertanyaan itu dijawab oleh kelompok itu sendiri.
Guru hanya membimbing siswa ke arah solusi persoalan.
4. Peserta
didik diminta
mengirim kerja di akhir pelajaran untuk dievaluasi.
Peserta didik menyimpan rancangan kerja untuk pekerjaan lanjutan.
5. Peserta
didik menilai
kinerja individu
dan kelompok
dengan dibimbing oleh guru.
Peserta didik menilai kinerja individu dan kelompok tanpa dibimbing oleh
guru
Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional dapat dilihat pada Tabel 2.4.
65
Tabel 2.4 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Kelompok Belajar Tradisonal
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling
ketergantungan positif, saling membantu, dan
saling memberikan motivasi Guru sering membiarkan adanya
peserta didik yang mendominasi kelompok atau menggantungkan
65
Khamim Thohari, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II pada Mata Pelajaran Matematika Konsep Transformasi, 2013, h. 13-14, http:bdksurabaya.kemenag.go.id.