menambah kemungkingan timbulnya kejadian penyimpangan perilaku makan Fairburn dan Hill dalam Geissler dan Powers, 2005 dalam Putra, 2008.
2.5.6 Pengaruh Teman Sebaya
Penerimaan oleh teman memiliki suatu peran yang penting khususnya pada waktu remaja dan dewasa muda. Untuk menghindari penolakan atau
ketidaknyamanan penerimaan sosial, remaja dan dewasa muda seringkali mengikuti nilai-nilai penting penerimaan dan tren di golongan tersebut. Akibatnya,
mereka mulai berpikir agar dirinya dapat diterima di kalangan teman-temannnya tersebut maka dia harus memiliki tubuh yang kurus dan ideal. Sebanyak 25
remaja percaya bahwa dengan tubuh yang kurus akan memudahkan mereka mencari teman dan pasangan McComb, 2001 dalam hapsari, 2009.
2.5.7 Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual dianggap sebagai salah satu pemicu yang dapat menimbulkan penyimpangan perilaku makan Tiemeyer, 2007 dalam Putra, 2008.
Penelitian Moore, et al 2002 melaporkan adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan penyimpangan perilaku makan baik pada perempuan kulit putih
maupun pada perempuan kulit hitam. Sebuah studi menunjukkan pelecehan seksual pada wanita muda memiliki
resiko lebih tinggi mengalami perilaku makan menyimpang McComb, 2001 dalam Hapsari, 2009.
2.5.8 Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam terbentuknya perilaku makan menyimpang. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Fairburn dan rekan 1999 menemukan bahwa kekerasan fisik yang pernah berulang kali yang dialami oleh perempuan berhubungan secara signifikan sebagai
salah satu faktor risiko anoreksia nervosa. Perempuan yang pernah mengalami kekerasan fisik berisiko 4,9 kali lebih tinggi untuk menderita anoreksia nervosa
dan kemudian resiko meningkat menjadi 14,9 kali pada perempuan yang mengalami kekerasan fisik yang parah secara berulang kali. Penelitian Moore, et al
2002 melaporkan bahwa para perempuan kulit putih dan kulit hitam penderita BED mengalami kekerasan fisik lebih tinggi secara signifikan dibandingkan yang
sehat.
2.5.9 Pengaruh media