Keterbatan Penelitian Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

65

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki keterbatasan yang memang tidak dapat dihindari sehingga tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah: 1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak dilakukan secara langsung untuk menentukan IMT, dikarenakan jumlah responden yang cukup banyak dengan waktu yang terbatas, sehingga kemungkinan responden hanya mengingat-ingat berat badan dan tinggi badan terakhir. Hal ini yang kemudian dapat memungkinkan terjadinya bias penelitian. 2. Kuisioner penelitian diadopsi dari penelitian sebelumnya dengan sedikit modifikasi kategori jawaban pada pertanyaan untuk menentukan kecenderungan PMM sehingga dapat terjadi bias penelitian disebabkan kuisioner penelitian bukan merupakan intrumen standar. 3. Responden membawa pulang kuisioner penelitian, sehingga kemungkinan bias penelitian disebabkan kuisioner penelitian bisa saja diisi oleh orang lain.

6.2 Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

Kecenderungan perilaku makan menyimpang merupakan suatu kondisi dimana seseorang dalam keadaaan yang mengarah kepada perilaku makan yang tidak normal yang dapat membahayakan kesehatannya. Perilaku makan menyimpang atau yang biasa disebut eating disorders adalah gangguan perilaku makan yang kompleks dan memberikan efek pada kesehatan fisik atau mental atau keduanya Fairburn, 2000 dalam Garrow, 2000 dalam Hapsari, 2009. Perilaku makan menyimpang merupakan penyakit kompleks yang disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk lingkungan, budaya, sosial, psikologis, emosional, perilaku, individu, keluarga dan faktor biologis NAMED, 2011. Dari hasil penelitian, diketahui jumlah responden yang melakukan kecenderungan perilaku makan menyimpang lebih tinggi yaitu sebesar 54,6 dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan kecenderungan perilaku makan menyimpang sebesar 45.4. Kecenderungan perilaku makan menyimpang dalam penelitian ini bukan berarti responden adalah penderita namun lebih kepada gejala- gejala yang kemungkinan dapat mendorong mereka mengarah kepada perilaku makan menyimpang. Pengkategorian kecenderungan perilaku makan menyimpang yang dimaksud pada penelitian ini adalah anorexia nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder dan nocturnal eating syndrome. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang memiliki gejala kecenderungan Anorexia Nervosa sebesar 56,8, mahasiswa yang memiliki gejala kecenderungan Bulimia Nervosa sebesar 69,9, mahasiswa yang memiliki gejala kecenderungan Binge Eating Disorder BED sebesar 66,1 dan mahasiswa yang memiliki gejala kecenderungan Nocturnal Eating Syndrome NES sebesar 45,9. Kecenderungan perilaku makan menyimpang berawal dari adanya diet yang menggunakan cara-cara tidak wajar dalam upaya penurunan berat badan. Alasan dari beberapa responden melakukan diet sebesar 25,7 menyatakan agar tampak menarik, 12,6 menyatakan saran dari orang tua dan 13,1 saran dari teman. Adapun pertama kali diet lebih banyak terjadi pada saat kuliah yaitu sebesar 15,3. Kecenderungan perilaku makan menyimpang pada penelitian ini lebih tinggi daripada yang tidak melakukan perilaku makan menyimpang. Hal ini disebabkan karena responden yang ikut dalam penelitian ini masih termasuk kedalam kategori remaja akhir yang rata- rata berusia antara 18-21 tahun Suryanah, 1996. Biasanya remaja yang tergolong pada kategori remaja akhir masih cenderung memperhatikan penampilan fisiknya, dimana masih mengalami masa perubahan besar secara biologis, fisik dan psikologis sehingga rentan terhadap perilaku makan menyimpang. Remaja sering rentan terhadap tekanan masyarakat dan sering merasa tidak aman, sehingga hal tersebut menjadi faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku diet secara ekstrim NEDC, 2012. Ketika remaja khususnya remaja perempuan mengalami tekanan tersebut kemudian memutuskan untuk berdiet maka mereka dihadapkan pada dua pilihan cara untuk berdiet antara diet sehat atau tidak sehat. Diet yang sehat tidak akan menimbulkan efek samping bagi tubuh, tetapi diet tidak sehat akan berdampak buruk pada kesehatan. Contohnya diet yang berlebihan dengan cara berpuasa terus menerus, berolahraga setelah makan, menggunakan obat pencahar akan mengganggu metabolisme makanan dalam tubuh yang apabila keadaan demikian berlangsung lama maka kemudian akan menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan. Akibatnya tubuh tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan zat gizi sehingga dapat menyebabkan diantaranya adalah suhu badan menurun disebabkan kehilangan lemak, metabolisme tubuh menurun disebabkan kekurangan hormon tiroid, angka kecepatan jantung menurun, mudah lelah, mudah pingsan, sering mengantuk, anemia karena kekurangan asupan zat gizi, kulit kasar, kering, bersisik dan dingin, jumlah sel darah putih yang rendah disebabkan karena kurangnya asupan zat gizi, meningkatnya risiko untuk mengalami penyakit infeksi, tekanan darah rendah, hilangnya masa tulang, menurunnya massa otot, kerusakan pada gigi, tidak teraturnya menstruasi dan yang terakhir dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian, untuk mengantisipasi meningkatnya kejadian perilaku makan menyimpang pada mahasiswa FKIK sebaiknya mahasiswa jangan menganggap bahwa penampilan fisik adalah yang utama mempengaruhi kepercayaaan diri.

6.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 20 174

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Gambaran Pemenuhan Standar Pencahayaan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

3 48 115

Perilaku Konsumsi Serat pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Tahun 2012

21 162 166

Upaya perpustakaan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam negeri (fkik-UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat

0 5 104

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2013

1 18 114

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129